Arkeolog Temukan 'Bengkel' Perkakas Tulang Berusia 1,5 Juta Tahun di Tanzania

ADVERTISEMENT

Arkeolog Temukan 'Bengkel' Perkakas Tulang Berusia 1,5 Juta Tahun di Tanzania

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 07 Mar 2025 11:00 WIB
Perkakas tulang berusia 1,5 juta tahun
Perkakas tulang berusia 1,5 juta tahun. Foto: Ignacio de la Torre et al. via Nature.
Jakarta -

Paleoantropolog telah mencatatkan adanya kumpulan perkakas tulang yang berasal dari 1,5 juta tahun lalu di Ngarai Olduvai di Tanzania. Perkakas-perkakas tulang ini lebih tua dari bukti perkakas tulang purba lain.

Penemuan ini turut memberikan pencerahan baru tentang dunia teknologi tulang hominin awal yang bahkan nyaris tidak dikenal.

Hominin awal telah membuat perkakas dari batu dalam beberapa kapasitas setidaknya selama satu juta tahun. Sayangnya hanya ada sedikit bukti tentang pembuatan perkakas dari tulang secara luas, sebelum sekitar 500.000 tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menunjukkan Intelektualitas yang Signifikan

Hominin yang membuat perkakas tulang yang baru ditemukan ini melakukannya dengan cara yang mirip dengan cara mereka membuat perkakas dari batu, yakni dengan cara memotong serpihan kecil untuk membuat tepi yang tajam. Proses ini disebut knapping.

Pengalihan teknik dari satu media ke media lain ini menunjukkan hominin yang membuat perkakas tulang memiliki pemahaman tingkat lanjut tentang pembuatan perkakas. Juga mereka dapat mengadaptasi teknik mereka ke berbagai bahan, mengartikan sebuah lompatan intelektual yang signifikan.

ADVERTISEMENT

Hal ini menunjukkan nenek moyang manusia pada masa itu memiliki tingkat keterampilan kognitif dan perkembangan otak yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan para ilmuwan.

"Penemuan ini membuat kita berasumsi manusia purba memperluas pilihan teknologi mereka secara signifikan, yang sebelumnya terbatas pada produksi peralatan batu dan kini memungkinkan bahan baku baru untuk dimasukkan ke dalam repertoar artefak potensial," kata Dr Ignacio de la Torre, seorang peneliti di CSIC-Dewan Riset Nasional Spanyol.

"Pada saat yang sama, perluasan potensi teknologi ini menunjukkan kemajuan dalam kemampuan kognitif dan struktur mental hominin ini, yang tahu cara menggabungkan inovasi teknis dengan mengadaptasi pengetahuan mereka tentang pengerjaan batu untuk memanipulasi sisa-sisa tulang," imbuhnya, seperti dikutip dari Sci.News (6/3/2025).

Seorang peneliti di University College London Dr Renata Peters, mengatakan perkakas tersebut menunjukkan bukti pembuatnya mengolah tulang dengan hati-hati, memotong serpihan untuk menciptakan bentuk yang berguna.

"Kami sangat gembira menemukan perkakas tulang dari kurun waktu yang sangat awal ini," ujarnya.

Menurutnya nenek moyang manusia mampu mentransfer keterampilan dari batu ke tulang. Ini menunjukkan tingkat kognisi kompleks yang belum pernah dilihat di tempat lain selama sejuta tahun.

Perkakas tulang berusia 1,5 juta tahun itu ditemukan di situs Kompleks T69 di Frida Leakey Korongo West Gully di Ngarai Olduvai, di Tanzania utara, sebuah situs yang terkenal karena sejarah panjang penemuan arkeologi penting yang mengungkap asal usul manusia.

Penulis penelitian menemukan koleksi 27 tulang yang telah dibentuk menjadi perkakas di situs tersebut. Tulang-tulang itu sebagian besar berasal dari mamalia besar, kebanyakan gajah dan kuda nil.

Perkakas itu secara eksklusif dibuat dari tulang tungkai hewan, karena tulang-tulang itu adalah yang paling padat dan kuat.

Perkakas batu paling awal berasal dari zaman Oldowan yang berlangsung sekitar 2,7 juta tahun lalu hingga 1,5 juta tahun lalu. Zaman ini menggunakan metode sederhana untuk membuat perkakas batu, dengan cara memotong satu atau beberapa serpihan dari inti batu menggunakan palu batu.

Peralatan tulang yang dilaporkan dalam penelitian saat ini berasal dari masa ketika nenek moyang manusia purba memasuki zaman Acheulean yang dimulai sekitar 1,7 juta tahun yang lalu.

Ciri utama teknologi Acheulean adalah penggunaan kapak genggam yang lebih rumit yang dibentuk dengan hati-hati dengan cara dipahat. Ini memungkinkan produksi peralatan melalui cara yang lebih standar.

Peralatan tulang menunjukkan bahwa teknik yang lebih maju ini juga digunakan pada tulang, sesuatu yang sebelumnya tidak terlihat dalam catatan fosil selama satu juta tahun, jauh di kemudian hari hingga zaman Acheulean.

Diperkirakan untuk Mengolah Hewan

Sebelum penemuan ini, tulang yang dibentuk menjadi peralatan hanya diidentifikasi secara sporadis dalam beberapa kasus yang langka dan terisolasi dalam catatan fosil. Selain itu penemuan perkakas tulang tidak pernah dengan cara yang menyiratkan bahwa nenek moyang manusia secara sistematis memproduksinya.

Meskipun tidak jelas untuk apa peralatan tersebut digunakan, karena bentuk; ukuran; dan tepinya yang tajam, kemungkinan besar peralatan tersebut digunakan untuk mengolah bangkai hewan untuk makanan.

Juga tidak jelas spesies nenek moyang manusia mana yang membuat peralatan tersebut.

Tidak ditemukan sisa-sisa hominin di samping koleksi artefak tulang, meskipun diketahui bahwa, pada saat itu, Homo erectus dan Paranthropus boisei merupakan penghuni wilayah tersebut.

"Karena peralatan ini merupakan penemuan yang tidak terduga, kami berharap temuan kami akan mendorong para arkeolog untuk memeriksa kembali penemuan tulang di seluruh dunia jika ada bukti lain dari peralatan tulang yang terlewatkan," kata para peneliti.

Makalah mereka diterbitkan pada 5 Maret 2025 di jurnal Nature dengan judul "Systematic bone tool production at 1.5 million years ago" ditulis oleh Ignacio de la Torre dkk.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads