Jejak Kuno Ini Diduga Kendaraan Paling Awal Buatan Manusia, Usianya 22 Ribu Tahun

ADVERTISEMENT

Jejak Kuno Ini Diduga Kendaraan Paling Awal Buatan Manusia, Usianya 22 Ribu Tahun

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 06 Mar 2025 03:00 WIB
Jejak Kuno Ini Diduga Kendaraan Paling Awal Buatan Manusia
Jejak Kuno Ini Diduga Kendaraan Paling Awal Buatan Manusia. Foto: Matthew R Bennett dkk/ScienceDirect.
Jakarta -

Bukit gipsum Taman Nasional White Sands di New Mexico dikenal karena menyimpan beberapa jejak kaki manusia tertua di Amerika Utara. Kini, para peneliti kembali menemukan sesuatu yang lebih luar biasa.

Ada serangkaian jejak linear dengan alur panjang dan lurus yang bisa menjadi bukti adanya kendaraan buatan manusia paling awal yang diketahui.

Jejak Travois

Jejak-jejak tersebut terawetkan bersama jejak kaki di sedimen purba. Jejak-jejak ini bisa jadi merupakan sisa-sisa travois, yakni perangkat primitif mirip kereta luncur yang digunakan untuk mengangkut beban berat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika benar, penemuan tersebut mendorong kembali penggunaan teknologi tersebut yang paling awal diketahui hingga sekitar 22.000 tahun yang lalu, pada puncak Maksimum Glasial Terakhir. Artinya, ribuan tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya dan menjadikannya jejak kendaraan tertua yang pernah ditemukan.

Travois pada dasarnya adalah kereta tanpa roda. Ini bukan cara paling efisien untuk membawa barang, tetapi lebih baik daripada meletakkan barang di punggung. Travois mungkin juga merupakan hal terbaik yang tersedia bagi orang-orang di Amerika Utara 22.000 tahun yang lalu.

ADVERTISEMENT

Studi baru yang diketuai oleh ahli geografi Matthew Bennett dan tim dari beberapa universitas di Amerika Serikat menganalisis tiga jenis jejak berbeda yang ditemukan di White Sands. Beberapa berupa alur sempit sederhana yang membentang beberapa meter di playa.

Lainnya berupa alur lebar dan dangkal yang tampaknya telah diseret berulang kali. Yang paling menarik adalah pasangan alur paralel, yang diberi jarak yang konsisten, menyerupai jejak yang ditinggalkan oleh kereta luncur atau travois.

Jejak ini terkait erat dengan jejak kaki manusia. Terkadang, jejak kaki dibelah dua dengan jelas oleh alur, seolah-olah ada sesuatu yang diseret di atasnya.

Yang mengejutkan, jejak tersebut tidak sesuai dengan jejak mamut, kungkang, atau hewan Zaman Es lainnya, sehingga menyingkirkan penjelasan berbasis hewan. Meskipun manusia telah menggunakan hewan untuk menarik kereta luncur selama ribuan tahun, di situs ini manusialah yang melakukan semua penarikan.

Jadi, para peneliti mulai berpikir tentang aktivitas manusia apa yang dapat menyebabkan jejak tersebut. Mereka mengamati perilaku hewan yang menyeret, kayu gelondongan yang tumbang, bahkan lunas perahu, tetapi tidak ada yang sesuai dengan gagasan manusia yang menggunakan kereta luncur sederhana untuk mengangkut barang.

Ditemukan Jejak Anak-anak

Ada petunjuk penting lainnya yakni keberadaan jejak kaki anak-anak kecil. Ini menunjukkan dulunya jejak-jejak ini adalah aktivitas kelompok, bukan individu yang sendirian. Penemuan ini menawarkan jendela langka ke dalam kehidupan orang-orang Zaman Es.

Keberadaan jejak kaki anak-anak di dekat jejak travois menunjukkan keluarga bepergian bersama-sama, yang mungkin mengajarkan generasi muda cara mengangkut barang. Beberapa jejak, bahkan menunjukkan pola yang mungkin menunjukkan anak-anak bermain atau berlari di sepanjang jejak travois.

Namun, para peneliti tidak hanya mengamati jejak-jejak. Untuk menguji hipotesis mereka, direkonstruksikan skenario White Sands dengan menyeret beban melintasi dataran lumpur basah.

Mereka membangun replika jejak travois sederhana menggunakan tiang kayu, beberapa disusun dalam bentuk "V", yang lain dalam bentuk "X". Para relawan menarik struktur-struktur ini melintasi tanah lunak, mencatat jejak kaki dan alur yang ditinggalkannya. Mereka bahkan mengajak seorang anak untuk ikut.

Eksperimen ini menunjukkan travois berbentuk V menghasilkan alur tunggal yang dalam, sering kali memotong jejak kaki. Sementara itu, travois berbentuk X meninggalkan alur paralel, persis seperti yang ada di White Sands.

Para peneliti juga menemukan melapisi titik kontak travois dengan kain atau bahan lembut mengurangi hambatan, sehingga memudahkan pengangkutan. Dan hal ini adalah bagian terakhir dari teka-teki.

Jejak White Sands dibuat oleh manusia yang menyeret beban dengan cara yang terkendali. Kemungkinan besar, kata peneliti, mereka menggunakan bentuk travois awal.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Quaternary Science Advances Volume 17, January 2025, 100274 dengan judul "The ichnology of White Sands (New Mexico): Linear traces and human footprints, evidence of transport technology?" dan ditulis oleh Matthew R Bennett dkk.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads