Praktik puasa telah dijalani oleh penganut agama-agama di dunia. Sebagian besar dilakukan sebagai upaya mengembangkan spiritual, seperti puasa yang dilakukan umat Islam selama bulan Ramadhan.
Sejak lama, puasa juga sudah dianjurkan dalam dunia medis untuk meningkatkan kesehatan. Namun, sebetulnya sejak kapan puasa ada dalam peradaban manusia?
Awal Mula Puasa
Puasa diyakini sudah dilakukan sejak masa Yunani Kuno. Mengutip situs National Institutes of Health (NIH), menyantap makanan kala itu dianggap berisiko mengundang masuknya pengaruh setan sehingga puasa dilakukan sebagai persiapan ritual mencari kekuatan supernatural.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puasa juga digunakan sebagai terapi pada sekitar abad ke-5 SM (Sebelum Masehi). Dilansir Britannica, Hippocrates dan sejumlah dokter Yunani Kuno menganjurkan untuk tidak makan atau minum bagi pasien yang menunjukkan gejala penyakit tertentu.
Mereka percaya pemberian makan selama kondisi tersebut tidak diperlukan dan bahkan bisa jadi merugikan. Sehingga puasa dianggap sebagai cara alami dalam proses pemulihan dan penyembuhan penyakit.
Praktik puasa selama peradaban kuno ditujukan pula sebagai persiapan diri untuk mendekati para dewa. Cara meredakan kemarahan dan membangkitkan dewa yang telah meninggal juga dengan berpuasa.
Dalam budaya Helenistik misalnya, dewa diyakini akan menyampaikan ajaran melalui mimpi dan penglihatan setelah penyembahnya berpuasa. Puasa dilakukan masyarakat pra Columbus di Peru sebagai sarana penebusan dosa setelah mereka mengakui berbuat dosa di hadapan pendeta.
Sebelum dan selama mencari inspirasi dari dewa, beberapa suku penduduk asli Amerika menjalankan puasa. Tabib suku Evenk di Siberia mengobati penyakit dan berkomunikasi secara psikis dengan berpuasa terlebih dahulu.
Praktik Puasa dalam Agama-agama di Dunia
Selain dilakukan sebagai persiapan ritual oleh masyarakat kuno, praktik puasa dijalankan oleh sejumlah agama di dunia. Puasa dilaksanakan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan selama waktu suci tertentu.
Contohnya Islam yang mensyariatkan penganutnya menjalani puasa selama sebulan penuh Ramadhan. Puasa dilakukan dengan menahan makan, minum, serta hawa nafsu sedari fajar sampai matahari terbenam.
Selain itu, ada agama Yahudi yang melaksanakan beberapa hari puasa atau ta'anit dalam setahun. Terutama pada hari-hari pertobatan atau berkabung seperti Yom Kippur, hari penebusan dosa. Sejumlah larangan harus dihindari selama berpuasa seperti tidak makan, minum, dan berhubungan intim.
Dalam ajaran Katolik Roma dan Ortodoks Timur, puasa dijalankan selama 40 hari saat Prapaskah untuk bertobat sebelum Hari Paskah dan selama masa Adven sebelum Perayaan Natal. Pilihan berpuasa pada agama Protestan umumnya diserahkan kepada umatnya.
Puasa juga dijalankan penganut Jainisme dan sebagian biksu Buddha, yang menganggap ibadah ini sebagai praktik meditasi tertentu. Praktik ini memungkinkan mereka keluar dari sifat duniawi dan meraih kondisi transenden.
Di antara agama-agama Barat, hanya Zoroastrianisme yang melarang puasa. Mereka percaya praktik puasa tidak akan memperkuat keimanan umat dan perjuangan kebaikan melawan keburukan.
(azn/row)