Warga sempat digegerkan oleh seekor ikan besar yang hidup di zaman purba. Oskar Kaluku (60), warga Gorontalo tak sengaja menemukan ikan coelacanth.
Ikan coelacanth tersebut berukuran satu meter dan punya berat 41 kilogram. Kini, ikan tersebut disimpan dan diawetkan oleh tim peneliti dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
"Iya, nelayan kami warga Desa Imana (menemukan coelacanth). Itu ikan dilihat, ikan besar kayak menghampiri perahunya," ujar Kepala Desa Imana, Isnain Talaban dilansir dari detikSulsel, Selasa (11/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologi Penemuan Ikan Coelacanth oleh Warga Sulsel
Pada Kamis (16/1/2025), Oskar melaut di Desa Imana, Kecamatan Atinggola. Setelah satu jam melaut, Oskar menemukan ikan tersebut.
Dikatakan Isnain, ikan tersebut seolah mendekati perahu Oskar. Ia pun kemudian mengambil gancu dan mengangkat ikan ke dalam perahunya.
"Ketika dilihat, ikan sudah mendekati perahunya. Pak Oskar ambil alat pancing, namanya gancu kalau di sini, nelayan bilang ganjo. Kemudian Pak Oskar ambil dengan gancu ini," terangnya.
Saat menunjukkannya setelah sampai di darat, Oskar melihat warga lain terkejut. Sebab, warga saat itu tak tahu apa nama ikan yang baru mereka lihat tersebut.
"Nelayan dan warga di sana melihat ikan itu kaget karena baru pertama kali, namanya saja mereka tidak tahu. Selama mereka melaut nanti ketemu dengan ikan ini," kata Isnain.
Kondisi ikan yang dibawa ke darat tersebut pun mati. Namun, warga masih penasaran hingga membagikan potret ikan itu ke media sosial.
Berkat unggahan warga di medsos, pihak peneliti dari Unsrat Manado menghubungi warga yang memviralkannya. Perwakilan dari universitas pun menemui Oskar.
Pihak kampus memberi tahu bahwa ikan tersebut dilindungi dan termasuk ikan purba. Kini, ikan tersebut diteliti oleh Unsrat Manado.
Tentang Ikan Coelacanth dan Asal Habitatnya
Coelacanth merupakan keluarga dari Latimeria. Spesies coelacanth mempunyai sirip lobus yang tak dimiliki oleh ikan-ikan zaman sekarang sehingga disebut sebagai ikan peninggalan zaman purba.
Seperti dikutip dari Encyclopedia Britannica, coelacanth adalah nama yang umumnya digunakan untuk setiap anggota ordo Coelacanthiformes, subkelas Crossopterygii. Mereka juga adalah subordo Rhipidistia yang telah punah.
Namun, dalam beberapa sistem klasifikasi, coelacanth dan rhipidistia disebut tak seordo. Adapun Latimeria yang masih hidup sampai hari ini antara lain coelacanth Afrika (Latimeria chalumnae), ditemukan di dekat pantai Afrika tenggara dan coelacanth Sulawesi (L. menadoensis), yang ditemukan di laut Sulawesi, Indonesia.
Perbedaan coelacanth purba dan yang masih hidup saat ini terlihat pada bentuk tubuhnya. Coelacanth modern lebih besar daripada kebanyakan coelacanth fosil dan merupakan predator kuat dengan tubuh berlendir.
Ikan coelacanth bisa hidup hingga 100 tahun. Mereka biasanya hidup di laut dengan kedalaman sekitar 650-1.300 kaki (200-400 meter).
Mereka disebut juga sebagai pembawa hidup karena melahirkan anak yang berkembang dengan baik. Dalam sebuah penelitian, coelacanth Afrika betina ditemukan dapat mengandung anaknya sekitar lima tahun sebelum melahirkan.
(cyu/twu)