- Apa Itu Kenakalan Remaja?
- Penyebab Kenakalan Remaja 1. Faktor Internal 2. Faktor Keluarga 3. Faktor Lingkungan Pertemanan 4. Faktor Media 5. Faktor Eksternal Lainnya
- Bentuk Kenakalan Remaja 1. Kenakalan yang Tidak Melanggar Hukum 2. Kenakalan yang Melanggar Hukum
- Pendampingan Kenakalan Remaja 1. Tindakan Preventif (Pencegahan) 2. Tindakan Represif 3. Tindakan Kuratif 4. Tindakan Rehabilitasi
Kenakalan remaja menjadi salah satu fase dalam masa pencarian jati diri, yang penuh dinamika. Di usia ini, seseorang tidak lagi disebut anak-anak, namun juga belum sepenuhnya dewasa.
Dalam prosesnya, remaja akan menghadapi fenomena di lingkungan sekitarnya, yang mungkin akan memunculkan perilaku menyimpang. Hal ini kemudian disebut sebagai kenakalan remaja, yang bisa berdampak pada perkembangan individu dan lingkungan sekitarnya.
Kenakalan remaja yang dalam bahasa Inggris disebut juvenile delinquency, merujuk pada tindakan pelanggaran norma yang dilakukan oleh remaja. Perilaku ini dapat berkisar dari hal ringan seperti melanggar aturan sekolah, hingga tindakan yang tergolong berat yakni pelanggaran hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sering dianggap sebagai bagian dari proses pendewasaan, kenakalan remaja harus mendapat perhatian karena dampaknya dapat merugikan tidak hanya diri sendiri, tetapi juga keluarga dan masyarakat.
Apa Itu Kenakalan Remaja?
Kenakalan remaja adalah tindakan yang melanggar norma atau aturan yang berlaku di masyarakat. Dilansir dari laman Kampung KB BKKBN, pelanggaran tersebut dilakukan oleh individu pada masa remaja atau menuju dewasa.
Fenomena ini merupakan gejala patologis sosial yang muncul dari banyak faktor. Biasanya akibat pengabaian sosial, sehingga memicu perilaku menyimpang.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja mencakup berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, pelanggaran status, hingga pelanggaran hukum pidana. Beberapa contoh di antaranya kabur dari rumah, bolos sekolah, merokok, tawuran, balapan liar, dan masih banyak hal yang tidak tercatat atau tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum formal.
Kenakalan remaja sering menjadi bagian dari perjalanan menuju pendewasaan bagi remaja. Perilaku ini bervariasi dari yang masih dianggap wajar hingga yang melewati batas kewajaran. Adapun kenakalan remaja yang berat adalah hingga melanggar hukum.
Penyebab Kenakalan Remaja
Remaja adalah individu yang berada dalam masa perkembangan, tidak lagi dianggap anak-anak namun belum sepenuhnya dewasa. Oleh karena itu, fase ini disebut masa peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan.
Namun jika tak dibatasi, perilaku ini dapat merugikan pelaku maupun masyarakat di sekitarnya. Dalam laman National Library of Medicine dijelaskan, faktor dan kondisi sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap prevalensi kenakalan. Berikut penyebab kenakalan remaja, dirangkum dari laman Kampung KB BKKBN:
1. Faktor Internal
Dr Maryam B. Gainau dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Remaja dan Problematikanya, bahkan menuliskan masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Remaja cenderung mengembangkan kebiasaan yang makin mempersulit keadaannya, sementara dia sendiri tidak percaya pada bantuan pihak lain.
2. Faktor Keluarga
Hubungan keluarga yang tidak harmonis, minimnya perhatian dari orang tua, atau adanya kekerasan dalam rumah tangga dapat memengaruhi perilaku menyimpang remaja.
3. Faktor Lingkungan Pertemanan
Kenakalan remaja dimulai dari hal-hal kecil, biasanya dipengaruhi dari lingkungan sekitar. Remaja yang bergabung dengan kelompok teman berperilaku negatif atau terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat, akan mudah terpengaruh.
4. Faktor Media
Dampak buruk dari media massa dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku remaja. Seperti tayangan kekerasan dalam film atau musik, serta penggambaran perilaku yang tidak pantas secara berlebihan.
5. Faktor Eksternal Lainnya
Kurangnya perhatian di sekolah, tekanan akademik yang tinggi, atau konflik dengan guru maupun teman sekelas juga bisa memengaruhi perilaku menyimpang remaja.
Bentuk Kenakalan Remaja
Secara umum, kenakalan remaja memiliki dua ciri utama, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis yang timbul akibat rasa kecewa terhadap kondisi tertentu dalam masyarakat. Karena remaja cenderung terbuka terhadap perubahan, orang tua dan pihak berwenang harus mengawasi perkembangan perilaku mereka.
Kenakalan remaja dapat digolongkan menjadi dua jenis, dikutip dari buku Pendidikan Budi Pekerti SMP Kelas VIII oleh Tim Budi Pekerti, yakni:
1. Kenakalan yang Tidak Melanggar Hukum
Tindakan ini tidak diatur oleh undang-undang, meski tetap memerlukan perhatian. Contohnya:
- Melanggar disiplin di sekolah, rumah, atau tempat umum.
- Kabur dari rumah tanpa izin orang tua.
- Berkeliaran tanpa tujuan yang sering berujung pada tindakan negatif.
- Berpesta semalaman tanpa pengawasan.
- Membaca materi cabul atau menggunakan bahasa tidak sopan.
- Berpakaian tidak pantas atau mengonsumsi minuman keras.
2. Kenakalan yang Melanggar Hukum
Tindakan ini tergolong sebagai pelanggaran hukum, misalnya:
- Menggunakan atau mengedarkan narkoba.
- Melakukan vandalisme, tawuran, pencurian, atau penipuan.
- Pelanggaran tata susila, seperti menjual materi pornografi.
- Mengemudi secara ugal-ugalan atau membawa benda berbahaya.
Pendampingan Kenakalan Remaja
Penanganan kenakalan remaja memerlukan kerja sama antara keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, dan remaja itu sendiri. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan, seperti dikutip di buku Komunikasi oleh Zurriyatun Thoyibah:
1. Tindakan Preventif (Pencegahan)
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak terpapar perilaku menyimpang. Kuncinya, perlu membimbing anak untuk memahami perubahan fisik dan emosionalnya.
Inda Puji Lestari dkk dalam bukunya yang berjudul Model Pencegahan Kenakalan Remaja Dengan Pendidikan Agama Islam, menyebut salah satu upaya pencegahan kenakalan remaja dapat dibangun dari keagamaannya. Dikatakan upaya pencegahan kenakalan remaja sebenarnya telah dijelaskan dalam rukun Islam. Berikut pencegahannya:
- Memberikan pendidikan agama, etika, dan teladan yang baik.
- Membantu remaja memilih lingkungan pertemanan yang positif.
- Mengisi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat sesuai minat dan bakat.
- Mengedukasi remaja tentang pendidikan seksual untuk mencegah perilaku menyimpang.
2. Tindakan Represif
Dalam perilakunya, remaja perlu diberi batasan. Adapun tindakan represif yang bisa orang tua berikan yakni memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan. Hal ini harapannya, mereka berpikir ulang sebelum melakukan pelanggaran.
3. Tindakan Kuratif
Selain itu, berikan pendampingan pada remaja untuk mengelola emosi, memecahkan masalah, dan membangun komunikasi yang baik. Tapi bukan cuma untuk anak, orang tua juga perlu banyak belajar dan ikut pelatihan untuk mendukung anak secara efektif.
4. Tindakan Rehabilitasi
Remaja yang terlibat kenakalan memerlukan rehabilitasi untuk mencegah pengulangan, jika orang tua sudah merasa terlalu berat untuk mendampingi sendiri. Perlu adanya pendampingan ahli seperti psikolog untuk ikut memahami perilaku anak remaja.
Itulah tadi penjelasan tentang kenakalan remaja. Dengan pemahaman dan kerja sama yang baik, diharapkan kenakalan remaja dapat dicegah atau diminimalkan.
(aau/fds)