Pertempuran Granicus merupakan pertempuran besar antara Alexander Agung melawan Kekaisaran Persia. Baru-baru ini arkeolog berhasil mengidentifikasi situs tempat terjadinya pertempuran.
Situs terletak sekitar 10 km di utara Kota Biga di barat laut Turki. Wilayah tersebut menjadi saksi bisu kemenangan Alexander Agung melawan Persia.
Ketua tim arkeolog Reyhan Korpe dari Universitas Canakkale Onsekiz Mart mengatakan penemuan ini bukan yang pertama. Situs sudah lebih dahulu diungkap oleh Heinrich Kiepert, arkeolog yang bekerja di wilayah setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertempuran Granicus bukan hanya salah satu titik balik paling penting dalam kehidupan Alexander, yang kemudian membuatnya mendapat julukan 'Yang Agung,' tetapi juga merupakan momen krusial dalam sejarah dunia," kata Korpe dilansir dari Live Science.
Tempat Perkemahan Terakhir Alexander Agung
Meski bukan penemuan pertama, Korpe setidaknya berhasil mendapatkan bukti tambahan. Ia mengidentifikasi sisa-sisa kota kuno Hermaion.
Wilayah tersebut diyakini sebagai tempat perkemahan terakhir Alexander sebelum bertempur. Selain itu, Korpe dan tim menemukan jalur Sungai Granicus yang berubah sejak zaman Alexander.
Kemudian tim juga melihat sebuah bukit yang menjadi tempat ditemukannya kuburan dengan senjata. Penemuan kuburan tersebut sebelumnya dilakukan oleh petani setempat.
Pada tahun 2024 pun petani berhasil menemukan sisa-sisa tulang manusia. Tulang tersebut adalah kerangka dari manusia dewasa.
"Tidak adanya penanda kuburan atau artefak yang khas menunjukkan bahwa mereka bukan bagian dari pemakaman resmi," kata KΓΆrpe.
Sejarah Singkat Pertempuran Granicus
Melansir situs Encyclopedia Britannica, pertempuran Granicus terjadi sekitar tahun 334 SM. Serangan dilakukan setelah Alexander menggantikan tahta sang ayah yakni Philip II sebagai raja Makedonia.
Ia dan pasukan melancarkan invasi ke Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Artaxerxes III di mana sang raja tersebut baru wafat. Sehingga posisi Persia di negara bagian barat sedang lemah.
Alexander mengumumkan serangan itu sebagai balas dendam Yunani atas invasi Persia ke Yunani pada tahun 490 SM dan 480 SM. Pasukannya sebagian besar terdiri dari orang Makedonia, tetapi dengan beberapa orang Yunani yang bersekutu.
Pasukan bertempur secara sengit. Alexander sempat dikepung dan dilucuti oleh pasukan Persia.
Namun, para sahabat menyelamatkannya sehingga ia bisa bergabung lagi ke dalam sisa pasukan. Pasukan Alexander menyebrangi sungai pada malam hari kemudian menyerang Persia sebelum fajar.
Setelah menyapu bersih kekuatan Persia, Alexander melanjutkan untuk merebut Ephesus, Gordium, Sardes, dan benteng-benteng Persia lainnya, yang hampir tidak melakukan perlawanan.
(cyu/nwy)