Kadal Tanah Sombrero atau Sombrero Ground Lizard (Pholidoscelis corvinus) dinyatakan terancam punah pada 2018 lantaran jumlahnya kurang dari 100 ekor. Namun, sebuah survei baru-baru ini melaporkan bahwa kadal tersebut mengalami lonjakan populasi yang pesat.
Sejak dinyatakan hampir punah, ilmuwan telah melakukan upaya pelestarian terhadap reptil langka yang hanya ditemukan di Pulau Sombrero, bagian dari Anguilla di Karibia. Ilmuwan menyoroti spesies satu ini, yang terancam punah akibat perubahan lingkungan.
Upaya Konservasi Kadal Tanah Sombrero
Seorang Direktur Eksekutif dari Anguilla National Trust, Farah Mukhida, menerangkan timnya telah melakukan upaya pelestarian kadal tanah Sombrero sejak 2021. Pelestarian ini dilakukan dengan memperbaiki dan menjaga habitat aslinya di Pulau Sombrero yang sempat dilanda badai dahsyat pada 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2018, setelah badai dahsyat lainnya, kami khawatir hal itu akan menjadi akhir bagi kadal tanah Sombrero. Jumlahnya kurang dari 100 ekor dan pulau itu hancur," kata Mukhida kepada Phys.org, dikutip Jumat (3/1/2025).
"Selama tiga tahun terakhir, kami telah melakukan aktivitas pemulihan yang melelahkan, dengan upaya langsung dari mitra internasional dan pahlawan konservasi lokal untuk membasmi hama invasif dan memulihkan tutupan tanaman alami, bukan hal yang mudah dilakukan di pulau terpencil dan berbatu seperti Sombrero," imbuh Mukhida.
Populasi Telah Mencapai 1.600 Ekor
Melalui berbagai upaya konservasi, Mukhida dan timnya kembali melakukan survei untuk mengungkap populasi dari kadal tanah Sombrero. Kini, mereka mengungkap reptil endemik tersebut telah mengalami peningkatan jumlah selama tiga tahun terakhir, yakni sekitar lebih dari 1.600 ekor.
Mukhida menjelaskan pulau Sombrero merupakan kawasan penting bagi keanekaragaman hayati di dunia, dan termasuk salah satu jantung Cagar Alam Laut. Di pulau tersebut, tersimpan berbagai spesies langka endemik lainnya, seperti lebah Pulau Sombrero, tokek kerdil, dan kalajengking angin Pulau Sombrero.
Ia menambahkan pulau Sombrero juga menjadi tempat tinggal bagi koloni burung laut besar dan ditetapkan sebagai Kawasan Burung Penting dan Situs Ramsar.
Perubahan Iklim dan Kepunahan Spesies
Menurut Mukhida, banyak dari spesies endemik mengalami kepunahan akibat perubahan iklim yang menyebabkan pulau Sombrero rusak secara ekologis.
"Karena hutannya gundul, sulit dibayangkan pulau ini dulunya memiliki kura-kura raksasa endemik," ujar Mukhida.
Upaya konservasi yang dilakukan oleh Mukhida dan timnya tidak hanya berhasil meningkatkan jumlah populasi kadal tanah Sombrero, tetapi juga berhasil membuat pulau tersebut menjadi lebih hijau dan sehat untuk dihuni berbagai spesies.
"Tanaman asli yang diperkenalkan kembali seperti kacang laut, anggur laut, dan pir berduri sudah menunjukkan pertumbuhan baru yang sehat," jelas Mukhida.
"Pemulihan Pulau Sombrero tidak hanya penting bagi satwa liar dalam jangka pendek, tetapi juga penting untuk membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, yang memastikan alam dapat berkembang pesat dalam jangka panjang," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Caribbean Alliance, Fauna & Flora dan Rewild, yang turut memimpin survei kadal darat, Jenny Daltry menjelaskan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengamankan masa depan spesies endemik dan satwa liar lainnya di pulau Karibia.
"Dampak gabungan dari hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan iklim dirasakan dengan intensitas yang lebih besar setiap tahun di Karibia dan di seluruh dunia," kata Daltry.
(faz/faz)