Spesies baru udang karang ditemukan di Papua. Spesies udang ini tadinya menyempil di antara tumpukan udang yang diperjualbelikan di Distrik Muting, Merauke, Papua.
Ceritanya, sekotak udang karang dari Crayfish Farm di Jakarta dikirimkan dari Indonesia ke belahan dunia lain oleh para pedagang hewan, demikian dilansir dari Herald Sun, Selasa (24/12/2024). Kemudian, penampakan udang karang spesies baru 'ditemukan' dalam sekotak udang karang tersebut oleh para peneliti di Jerman.
Seekor udang karang di kotak itu, kemudian memicu minat para ilmuwan yang mengambil sampel DNA dari hewan tersebut. Hasilnya, diketahui dan dikonfirmasi bahwa spesies tersebut baru dalam dunia sains.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesies Baru dari Perairan Papua
Untuk diketahui, para pedagang tidak pernah menyebutkan secara pasti dari mana udang karang itu berasal. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mencari asal usulnya.
Setelah para peneliti melihat foto-foto hewan itu dan kemudian menerima sampel di Jerman, status mereka sebagai spesies baru dapat dipastikan. Studi tersebut mengonfirmasi bahwa spesies udang baru ini berasal dari Distrik Muting, Merauke, Papua Indonesia.
Udang karang tersebut diberi nama Cherax rayko sesuai dengan nama putra penulis penelitian tersebut, demikian menurut peneliti Chris Lukhaup dalam sebuah posting Facebook pada tanggal 21 Desember.
"Dalam perdagangan hewan peliharaan, makhluk itu dikenal sebagai 'udang karang harimau'," kata para peneliti yang terdiri dari Chris Lukhaup, Rury Eprilurahman, dan Thomas von Rintelen.
Udang karang jantan sedikit lebih besar daripada betina, sekitar 4,8 inci (12,1 cm) dibandingkan dengan panjang 3,8 inci (9,6 cm), menurut penelitian tersebut, tetapi warnanya serupa.
Bentuk Spesies Baru Udang Karang
Spesies baru ini memiliki chelae (penjepit atau capit) berwarna putih hingga krem dan terkadang putih kebiruan; cephalon (atau kepala) berwarna kebiruan memudar hingga putih krem. Bagian tubuh lainnya berwarna oranye hingga kuning. Dan ekor udang karang tersebut memiliki garis-garis "hijau kehitaman" atau "hijau tua" dan oranye.
Dari penelusuran para peneliti, udang karang itu ditemukan di bawah batu dan di antara akar dan di puing-puing di sepanjang tepian sungai kecil di sistem drainase Sungai Bian Papua. Sungai Bian adalah sungai kecil yang dangkal dengan aliran sedang dan dasarnya lumpur atau tanah berpasir.
"Udang karang bersembunyi di liang pendek di tepi sungai, di bawah batu yang lebih besar, atau di detritus (bahan organik dari partikulat mati) yang ada di semua bagian sungai kecil," kata para peneliti.
Menurut para peneliti, Cherax rayko termasuk dalam kelompok "udang karang berwarna-warni" yang merupakan bagian dari perdagangan ikan hias di Eropa dan Asia. Mereka umumnya diperdagangkan dan dijual dengan nama-nama seperti "harimau" dan "zebra" karena ekornya yang belang.
Penemuan spesies baru udang karang Cherax rayko ini sudah diterbitkan di Jurnal Arthropoda Volume 2 Issue 4 berjudul Two New Species of Crayfish of the Genus Cherax (Crustacea, Decapoda, Parastacidae) from Western and Eastern Indonesian New Guinea, yang dipublikasikan 20 Desember 2024.
(nwk/faz)