Mengenal Copepod, Si Imut Rakus Pemakan Jentik Nyamuk

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Mengenal Copepod, Si Imut Rakus Pemakan Jentik Nyamuk

- detikEdu
Jumat, 13 Des 2024 19:00 WIB
Foto seekor copepod memakan jentik nyamuk Aedes
Foto seekor copepod memakan jentik nyamuk Aedes /JW Reid & GG Marten
Jakarta -

Para pembaca pasti sudah cukup familiar dengan tokoh kartun antagonis Sheldon J. Plankton, atau lebih terkenal dengan nama Plankton. Penjahat kambuhan dalam serial populer Spongebob Squarepants ini sebenarnya ada di dunia nyata lho. Lalu apakah sebenarnya yang disebut plankton itu?

Sebenarnya istilah plankton sendiri merujuk kepada kelompok organisme yang hidup melayang di air, namun tidak mampu bergerak melawan arus. Mereka terhanyut mengikuti kemana arus membawa. Sesuai asal katanya dari bahasa Yunani "planktos" yang berarti mengembara atau terhanyut. Plankton memegang peran kunci di ekosistem sebagai penyedia pakan utama bagi ikan dan hewan laut lainnya.

Sekumpulan plankton bisa terdiri dari beragam organisme, contohnya alga mikroskopis, larva ikan, ubur-ubur, krill, bermacam copepod, dan sebagainya. Kita kembali kepada si Plankton. Kalau dilihat dari ukurannya yang kecil, berbentuk lonjong dengan sepasang antena, ia sangat mirip dengan seekor copepod. Lalu apa itu copepod?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Copepod?

Copepod termasuk dalam kelompok krustasea (bangsa udang-udangan). Hewan ini dapat ditemui di hampir semua perairan tawar dan laut. Sebagian
spesies merupakan planktonik (hidup di badan air), sebagian bentik (hidup pada endapan di dasar perairan). Sebagian spesies yang hidup darat terdapat di perairan tawar dan tempat-tempat lembab lainnya seperti di seresah lantai hutan, batang pohon busuk, lumut, genangan air, dan sebagainya.

Secara fisik, umumnya copepod hanya berukuran 1 sampai 2 milimeter, tubuhnya bersegmen, memiliki sepasang antena, dengan bagian kepala dan toraks yang tidak menyatu. Meskipun berukuran kecil, copepod biasanya hidup bersama plankton lainnya dalam jumlah besar di habitatnya.

ADVERTISEMENT

Jenis copepod yang dikenali lebih dari 13.000 spesies. Sebagian besar copepod adalah pemakan fitoplankton, yaitu kelompok plankton yang mampu berfotosintesis layaknya tumbuhan. Banyak diantara copepod adalah parasit dan makan dari inangnya. Beberapa genus hidup secara bebas dan memakan organisme lain.

Copepod si Pemakan Jentik

Perilaku makan suatu organisme terkadang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Hewan predator juga dikenal sebagai musuh alami dari mangsanya. Beberapa jenis copepod adalah predator hewan air lain seperti jentik nyamuk. Pertama diteliti pada tahun 1981, copepod dikenal sebagai hewan invertebrata yang paling efisien dalam memangsa jentik nyamuk.

Jenis copepod yang mampu memakan jentik nyamuk termasuk dalam keluarga Cyclopidae. Salah satu anggota genus yang paling populer adalah Mesocyclops dan Macrocyclops. Karena doyan jentik nyamuk, mereka dilibatkan dalam upaya pengendalian hayati untuk jentik nyamuk berbahaya seperti Aedes aegypti.

Copepod memiliki beberapa kelebihan dibandingkan predator jentik nyamuk lainnya. Pertama, copepod mampu hidup di berbagai jenis badan air, memiliki daya tahan dan toleransi terhadap perubahan suhu air. Ukurannya yang mungil memungkinkannya bertahan pada kontainer air kecil yang sering menjadi tempat berbiak nyamuk Aedes dan Culex.

Pada wadah air buatan, populasi copepod mampu bertahan hidup bertahun-tahun asalkan tersedia makanan dan air. Copepod umumnya memangsa jentik nyamuk instar satu. Instar satu atau jentik tahap pertama artinya baru menetas dari telur dan belum mengalami moulting atau ganti kulit. Karena jentik akan bertambah besar setelah ganti kulit, copepod akan lebih sulit memakannya.

Copepod sebagai Pengendali Nyamuk

Strategi pengendalian nyamuk vektor (penular penyakit) yang menjadi andalan adalah metode kimiawi atau yang lebih dikenal dengan insektisida. Metode ini umum digunakan karena terbukti efektif dalam menurunkan populasi dan mengatasi wabah penyakit. Namun ternyata insektisida membawa dampak negatif bagi lingkungan. Mulai dari pencemaran air dan tanah serta munculnya resistensi (kekebalan) nyamuk terhadap insektisida itu sendiri.

Sebagai solusi, pengendalian vektor terpadu diperkenalkan. Pengendalian vektor terpadu ini mengkombinasikan berbagai metode dan menempatkan insektisida sebagai cara yang terakhir. Salah satu metode yang kini diunggulkan adalah pengendalian hayati, yaitu menggunakan agen biologi untuk menekan populasi nyamuk. Contoh agen biologi yang digunakan antara lain ikan, bakteri Bacillus thuringiensis, jentik nyamuk Toxorhynchites, dan copepod.

Copepod "bekerja" di tempat hidup jentik nyamuk, seperti kolam, rawa dan wadah air buatan. Apabila nutrisi dalam air mencukupi, copepod mampu berkembangbiak dengan cepat untuk mempertahankan populasinya. Keberadaan copepod pada genangan air dalam waktu yang cukup lama akan mencegah nyamuk berbiak di tempat tersebut.

Pengendalian hayati nyamuk dengan copepod tentunya sangat ramah lingkungan. Populasi copepod tidak akan mencemari air karena tidak menghasilkan entropi yang beracun. Bahkan apabila populasi copepod mengalami booming, tidak akan berbahaya karena dapat menjadi makanan ikan maupun hewan air lainnya.

Implementasi copepod juga menjadi perangkat untuk edukasi masyarakat. Memelihara copepod dan mencari tempat berbiak nyamuk bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak sekolah. Apabila dikelola dengan baik, aktivitas tersebut bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat. Yang ujungnya adalah penguatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Sidiq Setyo Nugroho

Pusat Riset Biosistematika & Evolusi / Taksonomi Nyamuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads