Monumen Pancasila Sakti atau disebut juga Monumen G30S PKI merupakan salah satu monumen bersejarah yang dibangun untuk mengenang tujuh pahlawan revolusi. Monumen ini dapat dikunjungi masyarakat umum untuk melihat salah satu sejarah kelam di Tanah Air.
Selama di sana, detikers bisa melihat langsung sumur tua yang menjadi tempat ketujuh pahlawan revolusi dimasukkan ke lubang tersebut secara bertumpuk. Selain itu, kamu dapat melihat langsung sejumlah barang peninggalan pahlawan revolusi.
Lantas, seperti apa Monumen Pahlawan Revolusi? Lalu ada barang apa saja yang diletakkan di dalam museum? Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Melihat Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti merupakan salah satu tempat bersejarah yang berlokasi di Jakarta, tepatnya di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Maka dari itu, monumen ini kerap disebut sebagai Museum Lubang Buaya.
Monumen tersebut didirikan sebagai bentuk peringatan terhadap peristiwa pemberontakan G30S PKI. Pada 30 September 1965, terjadi pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menyebabkan tujuh petinggi TNI Angkatan Darat (AD) gugur dan dibuang ke dalam sumur tua.
Mengutip buku Mengenal Lebih Dekat: Bangunan Bersejarah Indonesia oleh Nunung Marzuki, ketujuh pahlawan revolusi tersebut adalah:
Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani
- Mayjen TNI R. Suprapto
- Mayjen TNI M.T. Haryono
- Mayjen TNI Siswondo Parman
- Brigjen TNI DI Panjaitan
- Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
- Lettu Pierre Tendean.
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden Kedua RI, Soeharto yang diresmikan pada 1 Oktober 1973. Bangunan tersebut berdiri di atas tanah seluas 14,6 hektar yang lokasi di sekitar sumur tua tempat ditemukannya ketujuh jenazah pahlawan revolusi.
Dilansir situs Kebudayaan Kemdikbud, di dalam kompleks Monumen Pancasila Sakti masih ada sejumlah bangunan bersejarah yang dilestarikan. Beberapa di antaranya rumah-rumah tua yang dahulu dipakai untuk penyiksaan dan pembunuhan para petinggi TNI AD.
Beberapa bangunan yang ada di kompleks Monumen Pancasila Sakti di antaranya:
- Bangunan "Rumah Penyiksaan". Bagian beranda depan rumah digunakan sebagai ruang penggambaran penyiksaan para petinggi TNI AD dengan patung-patung berukuran sebenarnya (real-life).
- Bangunan rumah tua yang digunakan sebagai Pos Komando pasukan pembunuh para petinggi TNI AD. Rumah serta perabotnya terus dilestarikan agar mendekati kondisi aslinya saat peristiwa G30S/PKI
- Bangunan rumah tua berdinding gedek (anyaman bambu). Bangunan serta perabotnya dilestarikan agar mirip seperti aslinya ketika digunakan sebagai dapur umum pada peristiwa G30S/PKI.
Lalu, terdapat juga patung ketujuh pahlawan revolusi yang berukuran 17 meter. Di atasnya terdapat patung burung garuda dan lambang pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Barang Peninggalan Pahlawan Revolusi di Monumen Pancasila Sakti
Di dalam kompleks Monumen Pancasila Sakti terdapat sebuah museum bernama Museum Pengkhianatan PKI. Di dalamnya, terdapat sejumlah barang peninggalan para petinggi TNI AD yang gugur dalam pemberontakan G30S PKI.
Dalam catatan detikcom, museum ini diresmikan pada 1 Oktober 1992 oleh Presiden Soeharto. Museum Pengkhianatan PKI menyajikan peristiwa kekejaman PKI dalam bentuk diorama, yakni dengan penyajian dalam bentuk tiga dimensi yang berjumlah 34 diorama ditambah suara-suara pendukung.
Adapun sejumlah barang peninggalan pahlawan revolusi yang dimuseumkan, seperti pakaian yang dipakai oleh ketujuh jenderal saat malam pemberontakan G30S PKI. Pakaian tersebut menjadi saksi bisu kekerasan yang dilakukan oleh PKI karena terdapat bercak darah di sejumlah bagian.
Selain itu, ada juga peluru senjata kaliber 45 yang digunakan untuk menembak Jenderal Ahmad Yani. Lalu, terdapat juga beberapa barang pribadi, seperti sisir rambut milik Jenderal S. Parman, cincin kawin kepunyaan Lettu Pierre Tendean, hingga pakaian kehormatan milik ketujuh pahlawan revolusi.
Menariknya, di dalam museum ini juga terdapat lemari khusus untuk meletakkan foto dan barang pribadi milik Ade Irma Suryani, yakni putri bungsu Jenderal AH Nasution. Sedikit informasi, AH Nasution merupakan salah satu target dari tujuh target incaran pasukan Cakrabirawa.
Namun saat malam penculikan, AH Nasution berhasil sembunyi dan kabur melalui pintu belakang untuk melompati pagar tembok rumah Duta Besar Irak. Nahas, pasukan Cakrabirawa saat itu meluncurkan rentetan tembakan dan salah satu peluru mengenai Ade Irma Suryani.
Selain barang pribadi, terdapat juga mobil-mobil tua peninggalan para pahlawan revolusi, salah satunya mobil dinas yang pernah digunakan oleh Jenderal Ahmad Yani saat menjabat sebagai menteri/panglima Angkatan Darat pada 1962-1965.
Lalu, terdapat mobil dinas milik Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto yang pernah digunakan untuk memimpin operasi penumpasan pemberontakan G30S PKI. Ada juga truk yang digunakan untuk membawa jenazah Brigjen DI Pandjaitan dari kediamannya di Kebayoran Baru menuju Lubang Buaya.
Demikian pembahasan mengenai Monumen Pancasila Sakti dan barang peninggalan pahlawan revolusi yang tersimpan di museum. Kalau masih penasaran, detikers bisa langsung berkunjung ke museumnya yang beralamat di Jalan Rata Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Simak Video "Hari Kesaktian Pancasila dari G30S PKI"
(ilf/fds)