Misteri Magnet Bumi yang Sempat Melemah 41.000 Tahun Lalu, Ilmuwan Ungkap Hal Ini

ADVERTISEMENT

Misteri Magnet Bumi yang Sempat Melemah 41.000 Tahun Lalu, Ilmuwan Ungkap Hal Ini

Muhammad Alfathir - detikEdu
Sabtu, 02 Nov 2024 11:00 WIB
Magnetic field of Earth. Real textures for Earth get from http://www.nasa.gov/
Foto: istockphoto/alxpin/Ilustrasi medan magnet bumi
Jakarta -

Pernah mendengar peristiwa Laschamp? Ini adalah peristiwa saat medan magnet bumi berbalik arah pada 41.000. Pada periode ini, medan magnet bumi melemah, turun menjadi hanya 5% dari kekuatannya saat ini dan mengakibatkan lebih banyak sinar kosmik menembus atmosfer Bumi.

Medan magnet berperan sebagai pelindung Bumi dari radiasi luar angkasa, seperti sinar kosmik yang berasal dari tata surya. Seiring melemahnya medan magnet, sinar kosmik dapat menembus atmosfer Bumi yang berpotensi memengaruhi kondisi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup.

Secara sederhana, peristiwa Laschamp terjadi ketika medan magnet Bumi mengalami pembalikan, di mana kutub utara dan selatan bertukar posisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilmuwan Ungkap Peristiwa Laschamp lewat Audio

Baru-baru ini, para ilmuwan berhasil menciptakan visualisasi audio yang memungkinkan masyarakat untuk mendengar suara dari peristiwa Laschamp. Audio ini dibuat menggunakan data yang direkam oleh satelit Swarm milik Badan Antariksa Eropa (ESA).

Ilmuwan dari Universitas Teknik Denmark dan Pusat Penelitian Geosains Jerman meneliti peristiwa ini dengan memanfaatkan data dari ESA untuk menciptakan visualisasi audio dari peristiwa Laschamp.

ADVERTISEMENT

Audio ini dibuat dengan memetakan pergeseran garis medan magnet selama peristiwa Laschamp. Menariknya, pergeseran garis tersebut ternyata menghasilkan suara aneh seperti derit kayu, batu jatuh, bahkan menyerupai suara alien, sebagaimana dilansir SciTechDaily.

Melalui suara-suara tersebut, para ilmuwan menggabungkan elemen-elemen alami dengan teknik pengolahan suara untuk menciptakan lanskap suara yang berfungsi sebagai visualisasi audio.

Proses mengubah suara ini mirip dengan menggubah musik dari sebuah partitur, yakni dokumen berisi notasi musik untuk berbagai instrumen, di mana setiap elemen suara disusun dan diatur secara terstruktur untuk menciptakan komposisi yang harmonis.

Satelit Swarm dan Sinyal Magnetik

Melansir laman resmi ESA, data yang digunakan untuk visualisasi audio berasal dari konstelasi Swarm, yang terdiri dari tiga satelit. Satelit-satelit ini digunakan untuk memantau dan mengukur sinyal magnetik yang dihasilkan oleh medan magnet bumi.

Bahkan, satelit ini tidak hanya mengukur inti planet Bumi, tetapi dapat menjangkau sampai ke bagian mantel, kerak, lautan ionosfer, hingga magnetosfer.

Data dari konstelasi Swarm ini membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana medan magnet bumi dapat terbentuk, termasuk proses dan mekanisme yang terlibat dalam pembentukan dan perubahan medan magnet.

Selain itu, data ini juga digunakan untuk mempelajari fenomena seperti pembalikan geomagnetik dan dinamika internal Bumi.

Suara yang dihasilkan dari visualisasi audio ini pertama kali diputar melalui sistem 32 speaker yang dipasang di alun-alun Copenhagen, Denmark. Setiap speaker mewakili perubahan medan magnet dari berbagai tempat di seluruh dunia selama 100.000 tahun terakhir.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads