Hidup sering kali terasa seperti sebuah novel, dengan alur yang dipenuhi romansa, misteri, bahkan sedikit horor atau fantasi. Faktanya, otak memang menyusun pengalaman sehari-hari menjadi bab-bab kecil yang tersusun rapi seperti layaknya buku.
Dalam studi yang diterbitkan di Current Biology pada 3 Oktober 2024, terungkap bahwa otak melacak narasi dalam potongan-potongan terpisah, mirip dengan bab-bab dalam sebuah buku.
Pembagian Bab Hidup pada Otak
Profesor psikologi dari Universitas Columbia, Christopher Baldassano, menjelaskan bahwa otak membagi pengalaman sehari-hari menjadi bab-bab untuk membantu kita memahami alur kehidupan yang sedang berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otak, pada kenyataannya, secara aktif mengatur pengalaman hidup kita menjadi potongan-potongan yang bermakna bagi kita," ujarnya dalam Science Alert, dikutip Jumat (25/10/2024).
Baldassano dan timnya menyusun 16 narasi audio pendek yang menggambarkan salah satu dari empat lokasi, di antaranya restoran, bandara, toko kelontong, dan ruang kuliah. Audio ini juga dilengkapi dengan empat macam skenario yang terdiri dari putus cinta, lamaran, pertemuan, hingga kesepakatan bisnis.
Para peneliti kemudian melibatkan 415 peserta untuk mendengarkan narasi sambil melacak aktivitas otak mereka menggunakan fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging).
Mereka diminta untuk berkonsentrasi mendengarkan narasi. Misalnya, dalam skenario lamaran di restoran, para peserta diminta untuk fokus pada lamaran dan memesan makanan sekaligus.
Kemudian, para peserta diminta untuk menekan tombol pada saat skenario dalam narasi berganti. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana otak menyesuaikan dan mengatur segmentasi ketika skenario berganti.
Hasil dari penelitian ini adalah otak memiliki teknik pengorganisasian dalam menyesuaikan apa yang dianggap paling penting pada saat itu. Dalam hal ini, pengalaman setiap individu berpengaruh dalam menentukan informasi mana yang paling penting atau relevan untuk diproses.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa otak memang membagi pengalaman hidup menjadi bab-bab. Namun, para peneliti belum mengetahui secara pasti bagaimana otak memutuskan untuk memulai dan mengakhiri setiap pembagian bab tersebut.
Perlu Penelitian Lanjutan
Para peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana ekspektasi masa depan memengaruhi cara otak merekam pengalaman dalam memori. Dalam konteks ini, mereka ingin memahami sejauh mana harapan atau prediksi dapat memengaruhi bagian mana dari pengalaman yang tersimpan dalam memori.
Dengan demikian, peneliti menjelaskan bahwa masih terdapat banyak aspek yang belum diketahui dari bagaimana otak bekerja dalam proses pembagian bab ini.
"Studi ini mengidentifikasi mekanisme pengalaman masa lalu yang disuling menjadi skrip peristiwa skematis, mengubah cara kita membangun persepsi kita saat ini untuk pengalaman yang realistis," tulis para peneliti.
(faz/faz)