Sering Lupa Mimpi Saat Bangun Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya Menurut Pakar

ADVERTISEMENT

Sering Lupa Mimpi Saat Bangun Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya Menurut Pakar

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 22 Okt 2024 15:30 WIB
Top view of anxious young woman lying alone in bed thinking pondering of relationship problems, worried millennial female rest in bedroom lost in thoughts after divorce or breakup, loneliness concept
Ilustrasi tidur. Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Bermimpi saat tidur adalah hal wajar yang dialami semua orang. Mimpi termasuk ke dalam pikiran bawah sadar manusia dan isinya terkadang sulit dipahami.

Seseorang dapat bermimpi selama tidur dan mengingatnya saat bangun. Namun, beberapa mimpi kerap susah untuk diingat meski sudah berpikir keras.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Menurut pakar kesehatan tidur dari Harvard Medical School, Deirdre Barrett, fenomena ini bisa dipengaruhi oleh durasi tidur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Umumnya, kamu harus bangun dari tidur REM untuk mengingat mimpi. Sebaliknya, jika kamu masuk ke tahap tidur berikutnya tanpa terbangun, mimpi itu tidak akan pernah tersimpan dalam ingatan jangka panjang," katanya dilansir dari Scientific American.

Area Otak Penyimpanan Tak Aktif

Saat tidur, otak manusia tetap aktif layaknya saat terbangun. Mimpi sendiri terjadi dalam tahap Rapid Eye Movement (REM).

ADVERTISEMENT

Saat terbangun, area otak dapat memindahkan ingatan ke dalam penyimpanan jangka panjang. Namun, meskipun saat tidur otak aktif tapi beberapa area untuk penyimpanan jangka panjangnya tak aktif.

Adapun bisa menyimpan memori mimpi, lamanya hanya bertahan 30 detik. Sehingga, semakin lama tidur seseorang maka akan semakin mudah mengingat mimpi.

Pengaruh Gender-Kepribadian

Barrett juga mengungkap alasan lain dari kualitas ingatan soal mimpi. Salah satunya gender.

Ia mengatakan wanita cenderung lebih banyak mengingat mimpi dibandingkan pria. Begitupun dalam hal faktor usia.

Semakin muda seseorang, maka semakin mudah ia mengingat mimpinya. Sebaliknya, semakin tua ia semakin sulit mengingat.

Seorang anak mempunyai ingatan mimpi yang tinggi sedangkan remaja hingga usia 20-an cenderung stabil. Sementara pada lansia, kemampuan mengingat mimpi dapat menurun terlebih jika mengalami demensia.

Selain itu, ternyata kepribadian menjadi faktor lainnya. Seorang introvert disebut lebih handal mengingat mimpi dibandingkan ekstrovert.

"Orang yang lebih tertutup dan berfokus ke dalam cenderung mengingat lebih banyak mimpi. Sementara mereka yang lebih ekstrovert dan berorientasi pada tindakan cenderung mengingat lebih sedikit," kata Barrett.

Cara Agar Bisa Mengingat Mimpi

Meski terkadang dianggap fenomena alami, tetapi mimpi juga bisa dilatih. Biasanya, orang yang senang mengeksplorasi ide dan tinggi imajinasinya mengingat mimpi lebih baik.

Mengingat mimpi juga bisa dilatih dengan mencoba mengingatnya saat terbangun. Sebelum bergerak dan berdiri dari tempat tidur, usahakan untuk mengingatnya.

Agar mimpinya bisa diingat lama, langsung tulis ke sebuah catatan atau handphone soal mimpi tersebut. Hal ini sebagai jalan dalam memindahkan ingatan jangka pendek ke jangka panjang.

Jika ingin serius dalam mengingat mimpi, bisa juga dengan mempelajari psikologi dan pengetahuan lain terkait mimpi. Cara tersebut barangkali bisa membantu detikers mengingat mimpinya.




(cyu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads