Arkeolog Ungkap Tengkorak Mamalia Terbesar di Bumi, Benarkah Gajah Purba Raksasa?

ADVERTISEMENT

Arkeolog Ungkap Tengkorak Mamalia Terbesar di Bumi, Benarkah Gajah Purba Raksasa?

Hani Muthmainnah - detikEdu
Minggu, 27 Okt 2024 12:00 WIB
Ilustrasi Palaeoloxodon turkmenicus jantan dewasa yang mengesankan berkeliaran di Lembah Kashmir, 400 ribu tahun yang lalu
Foto: University of Helsinski/Chen Yu/Ilustrasi Palaeoloxodon turkmenicus
Jakarta -

Gajah adalah mamalia besar yang telah ada sejak Zaman Paleosen dan Pleistosen dan masih hidup sampai saat ini. Namun, spesies gajah purba ternyata ada yang jauh lebih besar. Lantas sebesar apa?

Pada tahun 2000, ditemukan tengkorak gajah raksasa yang telah punah, dikubur bersama 87 peralatan batu di wilayah India Utara. Peralatan tersebut diduga digunakan oleh manusia prasejarah di Lembah Kashmir, India Utara

Setelah dua dekade, tim ilmuwan internasional yang berasal dari Museum Sejarah Alam Florida, Museum Inggris, Universitas York, Museum Sejarah Alam (London), bersama Dr Steven Zhang dari University of Helsinki, Finlandia, mempelajari tengkorak Kashmir tersebut untuk dapat mengungkap usia dan evolusi megaherbivora tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun telah banyak penelitian yang mempelajari evolusi mamalia besar ini, ilmuwan menganggap bahwa ada bagian dari sejarah evolusi gajah yang hilang.

Gajah Purba Raksasa, Mamalia Terbesar yang Pernah Hidup di Bumi

Paleontologis dari Departemen Geosains Universitas Geografi, Zhang, mengatakan bahwa tengkorak yang ditemukan di Kashmir termasuk ke dalam spesies gajah purba yang sudah punah.

ADVERTISEMENT

"Dari bentuk tengkoraknya menunjukkan bahwa gajah tersebut termasuk dalam Palaeoloxodon atau gajah bergading lurus, yang merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah hidup. Spesies ini ketika dewasa bisa memiliki tinggi hampir 4 meter dan berat mencapai 9-10 ton," ucapnya dalam situs University of Helsinki, dikutip Jumat (25/10/2024).

"Namun yang membingungkan para ahli selama ini, bahwa tengkorak Kashmir tidak memiliki puncak yang menebal dan menonjol ke depan di bagian atas tengkorak karena hal ini menjadi ciri dari tengkorak Palaeoloxodon yang sebelumnya juga telah ditemukan di India," imbuhnya.

"Berdasarkan ukuran gigi bungsu dan beberapa ciri lain pada tengkorak tersebut, jelas menunjukkan bahwa hewan tersebut adalah seekor gajah jantan yang sangat besar di masa jayanya. Tetapi dengan tidak adanya jambul tengkorak yang berkembang dengan baik, terutama jika dibandingkan dengan tengkorak jantan dewasa lainnya dari Eropa dan India, menunjukkan bahwa terdapat spesies berbeda di sini," jelas Zhang.

Penyebaran Gajah Purba Raksasa hingga ke Daratan Asia

Selama beberapa dekade terakhir, perdebatan mengenai perkembangan jambul tengkorak pada spesies Palaeoloxodon yang berbeda masih terus berlangsung.

Meski begitu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa jambul tengkorak pada gajah yang telah punah ini semakin menonjol seiring bertambahnya usia dan kematangan seksual. Artinya, dengan memeriksa gigi yang dapat menentukan usia, mungkin saja membedakan spesimen yang berbeda pada tingkat kematangan yang sama.

Penulis utama studi, Dr Advait Jukar, mengatakan bahwa tengkorak gajah di Kashmir menunjukkan perbedaan dengan kedua spesimen yang sebelumnya diketahui peneliti, yang tersebar luas dari Asia Tengah hingga Benua India Utara.

Berdasarkan data, Palaeoloxodon pertama kali berevolusi di Afrika sekitar 1 juta tahun yang lalu dan memiliki bentuk dahi yang sempit dan cembung serta puncak tengkorak yang kurang berkembang.

Barulah kemudian dari fosil yang ditemukan di Eropa dan India karena memiliki kesamaan ciri, dahi yang lebar dan pipih sering dikaitkan dengan puncak tebal yang menjorok ke depan dari bagian atas tengkorak.

Para peneliti menyimpulkan bahwa dengan dahi yang lebar dan datar serta hanya memiliki sedikit jambul tengkorak, Palaeoloxodon turkmenicus mungkin termasuk dalam mata rantai yang hilang dan tidak banyak diketahui dalam evolusi gajah prasejarah ini.

Sementara itu, dengan mengukur dekomposisi protein dalam email gigi pada tengkorak gajah di Kashmir serta memeriksa peralatan batu yang terkubur di samping sisa-sisa gajah, tim peneliti dapat menyimpulkan bahwa tengkorak Kashmir berasal dari Zaman Pleistosen tengah, sekitar 300.000-400.000 tahun yang lalu.

Hal ini memiliki kesamaan perkiraan usia pada tengkorak gajah purba di Turkmenistan (Palaeoloxodon turkmenicus). Peneliti meyakini bahwa dua tengkorak tersebut merupakan spesies yang berbeda dari Palaeoloxodon Eurasia lainnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads