Studi Ungkap Kepunahan Kuda Nil dan Gajah Kerdil di Siprus, Gara-gara Manusia Purba Ini

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Kepunahan Kuda Nil dan Gajah Kerdil di Siprus, Gara-gara Manusia Purba Ini

Hani Muthmainnah - detikEdu
Kamis, 17 Okt 2024 10:00 WIB
Peta Siprus yang menunjukkan perkiraan posisi situs fosil tempat ditemukannya gajah kerdil dan kuda ni
Foto: Corey J.A. Bradshaw/Flinders University/Peta Siprus menunjukkan perkiraan posisi situs fosil tempat ditemukannya gajah kerdil dan kuda nil kerdil
Jakarta -

Di wilayah pulau Mediterania, Siprus, terdapat hewan kuda nil kerdil dan gajah kerdil yang hidup ribuan tahun lalu. Namun, keberadaan hewan purba tersebut akhirnya punah akibat ulah manusia yang hidup di sekitar wilayah itu. Siapa pelakunya?

Sebuah studi yang terbit di Proceedings of the Royal Society B pada 18 September 2024 lalu, menemukan bahwa hippopotamus kerdil endemik (Phanourios minor) dan gajah kerdil (Palaeoloxodon cypriotes) mengalami kepunahan dalam kurun waktu kurang dari 1.000 tahun.

Tentang Kuda Nil Kerdil dan Gajah Kerdil

Kuda nil kerdil memiliki ukuran terkecil di kawasan Mediterania, dengan bobot sekitar 130 kg saat menginjak dewasa. Spesies ini telah beradaptasi untuk dapat menjalani gaya hidup yang sebagian besar terestrial dan memamah biak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri fisik yang dapat ditemukan seperti orbit dan lubang hidung yang lebih rendah, kemudian hilangnya gigi geraham keempat serta moncong yang pendek dan sempit, menunjukkan perbedaan dengan bentuk semi-akuatik.

"Analisis DNA kuno menunjukkan bahwa Phanourios minor terpisah dari kuda nil biasa (Hippopotamus amphibius) sekitar 1,4 hingga 1,6 juta tahun yang lalu," ujar Profesor Bradshaw, peneliti dari Universitas Flinders, dikutip dari Sci.News.

ADVERTISEMENT

Sementara untuk gajah kerdil, memiliki berat sekitar 530 kg, kurang dari 10% ukuran nenek moyangnya di daratan. Spesies ini kemungkinan berasal dari gajah bertusuk lurus (Palaeoloxodon antiquus) yang hidup di Eropa dan Asia Barat selama Pleistosen Tengah dan Akhir.

Manusia Paleolitik Jadi Penyebab Kepunahan

Menurut peneliti, Siprus dijadikan lokasi penelitian karena karena terkait dengan populasi manusia pra-agropastoralis yang baru datang ke sana pada zaman Paleolitik.

Penelitian sebelumnya menganggap bahwa manusia purba di Siprus masih dalam jumlah kecil, sehingga tidak mungkin menyebabkan kepunahan cepat untuk hewan kuda nil kerdil dan gajah kerdil.

Namun, Bradshaw dan rekan-rekannya, membantah argumen itu dengan penemuan baru mereka. Tim Bradshaw menggunakan model matematika yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu untuk mengungkap apakah manusia Paleolitik di Siprus bisa jadi penyebab kepunahan atau tidak.

Hasilnya ditemukan bahwa manusia pemburu-pengumpul Paleolitik di Siprus kemungkinan besar menjadi penyebab utama kepunahan spesies ini akibat praktik perburuan mereka.

Peneliti mengatakan bahwa pemukiman manusia yang berkembang pesat mendorong cepatnya kepunahan spesies. Dengan rekonstruksi rinci yang dilakukan peneliti, model perhitungan menunjukkan bahwa 3.000-7.000 pemburu-pengumpul yang diperkirakan terjadi di pulau tersebut kemungkinan besar bertanggung jawab menyebabkan kedua spesies kerdil menuju kepunahan.

"Hasil kami memberikan bukti kuat bahwa masyarakat Paleolitik di Siprus setidaknya ikut bertanggung jawab atas kepunahan megafauna selama Pleistosen Akhir dan awal Holosen," tutur Profesor Bradshaw.

Menurut peneliti, faktor utama yang menentukan risiko kepunahan untuk kedua spesies kerdil adalah proporsi daging yang dapat dimakan oleh para manusia Paleolitik pertama di pulau itu.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads