Bicara Zaman Es, kebanyakan orang hanya mengetahui mammoth sebagai mamalia besar yang berbulu. Siapa sangka, ada juga spesies badak berbulu yang hidup di Zaman Es.
Meskipun badak berbulu tidak setenar gajah berbulu, ternyata badak purba ini telah ada di Bumi selama jutaan tahun. Hewan unik ini baru punah sekitar 10.000 tahun yang lalu. Tahun ini, mumi badak berbulu bahkan ditemukan dengan kondisi terawetkan dengan baik.
Penemuan Mumi Badak Berbulu
Pada awal musim panas 2024, para penambang emas di Distrik Oymyakon, Rusia, tidak sengaja menemukan mumi badak berbulu. Foto mumi badak ini lalu dipos di Telegram media setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan ini sangat berharga karena tubuh mamalia besar tersebut terawetkan dengan baik, termasuk jaringan lunak dan cula yang utuh.
Diperkirakan, bangkai badak berbulu tersebut dapat membeku jadi mumi dan terawetkan selama lebih dari 10.000 tahun karena terkubur di permafrost Siberia yang unik. Permafrost atau ibun abadi adalah lapisan tanah beku yang terus-menerus berada di titik beku (0 derajat C atau di bawah itu) setidaknya selama 2 tahun berturut-turut, dikutip dari NASA Climate Kids.
Permafrost lazim terdapat di wilayah dengan pegunungan tinggi dan garis lintang Bumi yang lebih tinggi. Contohnya di Oymyakon dan Yakutsk sendiri, yang dikenal sebagai tempat-tempat terdingin di dunia.
Oymyakon sendiri bersuhu -2 derajat C sampai 5 derajat C pada Kamis (26/9/2024). Rekor terdingin Oymyakon mencapai -71,2 derajat C.
Di daerah dingin, lapisan tanah beku dapat menjaga sisa-sisa hewan prasejarah dengan lebih baik dibandingkan dengan tempat yang hangat. Namun, sisa-sisa di tanah beku itu sebenarnya jarang ditemukan karena membutuhkan kondisi khusus untuk membentuknya.
Cula Badak Dibawa Peneliti
Setelah penemuan tersebut diunggah di internet, pihak North-Eastern Federal University (NEFU), Rusia segera menuju ke lokasi penemuan. Pihak kampus kemudian mengumumkan penemuan mumi badak berbulu ini pada Kamis (5/8/2024) lalu. Culanya dibawa ke NEFU Mammoth Museum di Yakutsk, Rusia.
Kepala Laboratorium NEFU Museum Mammoth Maksim Cheprasov mengatakan, cula tersebut diperkirakan milik badak berbulu dewasa. Namun, pihaknya belum dapat memastikan jenis kelamin badak purba tersebut.
"Sisa-sisa dari mumi tersebut telah dijadwalkan untuk digali pada musim gugur mendatang. Dapat dipastikan jika badak berbulu tersebut telah mencapai umur dewasa, namun untuk mengetahui usia dan jenis kelamin diperlukan penelitian lebih lanjut," kata Cheprasov dalam keterangan resminya.
"Usia biologis dan jenis kelaminnya akan diketahui usai penelitian komprehensif pada bangkai tersebut. Dari situ, kami akan dapat memperoleh data anatomi, bologi, dan fitur morfologinya, usia geologisnya, nutrisinya, hubungan genetiknya dengan temuan studi sebelumnya, dan lain-lain," imbuh peneliti senior NEFU Mammoth Museum tersebut.
Sekilas Badak Berbulu
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, badak berbulu (Coelodonta aantiquitatis) sempat hidup sebagai hewan herbivora di dataran Eropa dan utara Asia. Bulu tebal melindungi hewan purba ini dari suhu dingin.
Tinggi badak berbulu bisa mencapai 1,95 cm dan panjang 4 meter. Beratnya sendiri bisa mencapai 3 ton.
Rektor NEFU Anatoly Nikolaev mengatakan, donasi bangkai badak fosil ini menjadi bahan luar biasa untuk penelitian ilmiah. Temuan ini juga rencanakan akan dipamerkan di NEFU Mammoth Museum.
"Ini adalah temuan sangat unik yang memungkinkan kami untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai sejarah wilayah setempat, fauna purbanya, iklim, dan kondisi geologisnya," kata Nikolaev dalam keterangan yang sama.
(twu/twu)