Homo sapiens atau yang dikenal sebagai nenek moyang manusia modern telah lama menjadi subjek penelitian para ilmuwan. Baru-baru ini, jejak Homo sapiens ditemukan di gua Tam PΓ Ling, di timur laut Laos dan diduga menjadi manusia modern awal di daratan Asia Tenggara.
Tim arkeologi dari Universitas Flinders, Adelaide, Australia, dan rekan internasionalnya mempelajari lapisan mikroskopis di situs gua tersebut selama 14 tahun. Hasilnya, tim ilmuwan dari Laos, Prancis, Amerika, dan Australia mengumpulkan beberapa bukti adanya fosil paling awal dari nenek moyang manusia di Asia Tenggara.
"Dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai mikrostratigrafi di Laboratorium Mikroarkeologi Flinders, kami dapat merekonstruksi kondisi gua di masa lalu dan mengidentifikasi jejak aktivitas manusia di dalam dan sekitar Tam PΓ Ling," kata Vito Hernandez dari Fakultas Humaniora, Seni dan Ilmu Sosial Universitas Flinders, yang dikutip dari laman resmi kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan teknik mikrostratigrafi dan rekonstruksi gua dari 52.000 dan 10.000 tahun yang lalu, peneliti bisa menentukan di mana beberapa fosil manusia modern paling awal yang ditemukan di Asia Tenggara tersimpan jauh di dalam (tanah).
Fosil Manusia 86.000 Tahun yang Lalu
Dalam studi yang terbit di Quaternary Science Review, disebutkan bahwa fosil manusia purba yang ditemukan di Tam PΓ Ling berasal dari 86.000-30.000 tahun yang lalu. Fosil tersebut tersimpan di dalam gua sampai saat ini.
Sayangnya, para peneliti hingga kini belum menemukan hasil yang terperinci terhadap sedimen di sekitar fosil-fosil yang ada, guna memperoleh informasi bagaimana mereka terendapkan atau kondisi lingkungan pada masa itu.
Studi menemukan bahwa kondisi di dalam gua menunjukkan perubahan yang drastis secara terus menerus karena awalnya beriklim sedang dengan kondisi tanah basah, menjadi kering dalam beberapa musim.
"Perubahan lingkungan ini memengaruhi topografi bagian dalam gua dan akan berdampak pada bagaimana sedimen, termasuk fosil manusia yang terendapkan di dalam gua," ucap Profesor Mike Morley, yang juga terlibat dalam penelitian.
Fosil Homo Sapiens Terkubur di Dalam Gua?
Profesor Morley mengatakan bahwa pendapat fosil Homo sapiens awal yang terkubur jauh di dalam gua telah lama menjadi perdebatan.
Namun, berdasarkan hasil analisis studi baru, menunjukkan bahwa fosil-fosil tersebut terbawa ke dalam gua sebagai sedimen lepas dan terakumulasi dari waktu ke waktu akibat aliran air yang mengalir dari lereng bukit di sekitarnya pada saat terjadinya hujan lebat.
Dalam hal ini, tim peneliti kemudian mengidentifikasi jejak mikro arang dan abu yang terawetkan dalam sedimen gua yang menunjukkan bahwa kebakaran hutan terjadi di wilayah tersebut pada musim kemarau.
Penelitian juga mengungkapkan adanya kemungkinan lain, yakni abu yang terawetkan bisa jadi berasal dari api yang digunakan baik di dalam gua maupun di dekat pintu masuk.
"Penelitian ini memungkinkan tim kami mengetahui informasi yang belum pernah ada sebelumnya mengenai persebaran nenek moyang manusia yang menyebar melalui hutan di Asia Tenggara selama periode ketidakstabilan iklim regional yang bervariasi," ujar Profesor Fabrice Demeter, paleoantropolog dari Universitas Kopenhagen, Denmark.
(faz/faz)