Para peneliti dari AS menemukan jika frekuensi mimpi buruk dapat meningkat saat seseorang merasa kesepian. Mereka meyakini jika mimpi buruk disebabkan oleh stres tambahan akibat kurangnya ikatan sosial yang kuat.
"Salah satu karakteristik gangguan tidur yang mulai diselidiki para peneliti terkait dengan kesepian adalah frekuensi dan intensitas mimpi buruk, yang merupakan mimpi yang jelas dan sering kali mengerikan yang sering mengganggu tidur restoratif," tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan dikutip dari Science Alert Kamis (17/10/2024).
Dalam langkah awal penelitian, tim menganalisis ulang data dari penelitian sebelumnya yang melihat dampak dari kekurangan kasih sayang. Data yang dilaporkan sendiri dari 827 peserta dewasa di AS menunjukkan hubungan antara kesepian yang lebih besar dan frekuensi mimpi buruk yang lebih tinggi.
Selanjutnya, data baru diperoleh dari 782 peserta dewasa di AS yang kembali menjawab pertanyaan tentang perasaan kesepian dan stres mereka, dan mimpi buruk apapun yang mereka alami. Data kedua ini menunjukkan kesepian memengaruhi intensitas mimpi buruk serta frekuensi mimpi buruk.
Tidak Menunjukkan Sebab Akibat Langsung
Perlu digaris bawahi jika penelitian ini tidak menunjukkan hubungan sebab dan akibat langsung antara kesepian dan mimpi buruk. Tetapi, para peneliti menyarankan jika hal itu terkait dengan teori evolusi kesepian yang dikemukakan dalam penelitian sebelumnya, yakni mimpi buruk adalah tanda peringatan tubuh kehilangan dukungan sosial.
"Hubungan interpersonal merupakan kebutuhan inti manusia," kata ColinHessem, seorang ilmuwan komunikasi di Oregon State University.
"Ketika kebutuhan orang akan hubungan yang kuat tidak terpenuhi, mereka menderita secara fisik, mental, dan sosial," sambungnya.
Kesepian, kata Hessem, mirip seperti rasa lapar saat manusia tidak mendapatkan cukup kalori. Kesepian telah berevolusi untuk memberi tahu individu ketika kebutuhan mereka akan hubungan interpersonal tidak terpenuhi.
Manusia menjadi lebih stres, waspada, dan cenderung sering merenung saat kesepian. Kesepian mendorong manusia untuk mencari teman, tetapi juga cenderung melelahkan tubuh dan memicu mimpi buruk.
(nir/nwy)