Ini Jamais Vu, Fenomena Kebalikan dari Dejavu yang Bisa Bikin Bingung

ADVERTISEMENT

Ini Jamais Vu, Fenomena Kebalikan dari Dejavu yang Bisa Bikin Bingung

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Rabu, 16 Okt 2024 06:30 WIB
Sad young woman sitting on couch in depression.
Foto: Ilustrasi jamai vu (Thinkstock)
Jakarta -

Istilah dejavu mungkin sudah sering terdengar. Dejavu merupakan fenomena saat seseorang merasa familiar dengan suatu situasi, padahal belum pernah mengalaminya.

Jamais vu adalah kebalikan dari dejavu. Meski jarang terdengar, pada kenyataannya hampir semua orang pernah mengalami fenomena ini dalam hidup mereka. Lantas, apa itu jamais vu?

Apa Itu Jamais Vu?

Dalam bahasa Prancis, jamais vu artinya tidak pernah melihat. Menurut laman Medical News Today, jamais vu adalah perasaan asing terhadap sesuatu yang sangat familiar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut peneliti di Laboratoire de Psychologie & NeuroCognition, Dr Chris Moulin, jamais vu terjadi ketika seseorang merasa sesuatu yang tidak nyata atau tidak biasa, tapi pada saat yang sama dia juga tahu bahwa hal itu adalah sesuatu yang sangat dia kenal.

"Dalam kasus jamais vu, Anda menjumpai sesuatu yang familiar, tapi tiba-tiba merasa aneh atau benar-benar baru bagi Anda, seolah-olah Anda belum pernah melihat atau mendengarnya," kata pendiri Healthy Brain Clinic. Dr Dung Trinh.

ADVERTISEMENT

Dia juga menuturkan, jamais vu adalah fenomena psikologis yang melibatkan perasaan tidak terbiasa sementara terhadap kata, frasa, orang, atau tempat yang familiar.

Senada dengan penjelasan tersebut, dalam penelitian Akira O'Connor dkk dalam Science Alert, jamais vu dapat melibatkan wajah yang dikenal dan tiba-tiba merasa tidak biasa atau tidak dikenal.

Apa yang Terjadi dalam Otak ketika Seseorang Mengalami Jamais Vu?

Beberapa ilmuwan membagikan hipotesis mereka tentang kemungkinan apa yang terjadi di otak, sehingga menyebabkan jamais vu.

Menurut seorang neuropsikolog bersertifikat Dr Karen D Sullivan, kemungkinan besar, jalur-jalur otak yang biasanya sinkron menjadi terputus sementara.

"Telah diteorikan bahwa kita membedakan antara hal-hal baru dan hal-hal yang familiar melalui serangkaian sirkuit di otak tengah dan pemutusan dari struktur memori media temporal menimbulkan sensasi jamais vu." kata Dr Karen.

Sementara itu, Dr Trinh memiliki hipotesis yang berbeda. Menurutnya, jamais vu mungkin merupakan hasil dari disfungsi lobus temporal karena kelelahan, stres, atau kondisi neurologis, serta ketidakseimbangan dalam neurotransmitter seperti dopamin atau serotonin.

"Teori lain menyatakan bahwa jamais vu mungkin disebabkan oleh gangguan dalam mekanisme perhatian," kata Dr Trinh.

"Ketika Anda tidak memberikan perhatian penuh pada sesuatu yang familiar, otak Anda mungkin akan memprosesnya sebagai sesuatu yang tidak familiar untuk sementara waktu," tambahnya.

Metode Penelitian Jamais Vu

Dalam sebuah penelitian, ilmuwan melibatkan 94 mahasiswa untuk menulis kata yang sama berulang kali. Mereka menuliskan dua belas kata yang berbeda, mulai dari umum hingga yang kurang umum.

Para mahasiswa diminta untuk menyalin kata tersebut secepat mungkin. Mereka diperbolehkan berhenti dan mengutarakan alasannya.

Setelah menuliskan kata-kata tersebut, ada yang mengeluh merasa aneh, bosan, atau tangan mereka sakit. Namun, alasan berhenti menulis karena segala sesuatunya mulai terasa aneh menjadi pilihan yang paling umum. Sekitar 70% mahasiswa berhenti setidaknya sekali karena mereka merasakan sesuatu yang didefinisikan sebagai jamais vu

Pada percobaan selanjutnya ilmuwan meminta subjek penelitian menggunakan kata "the". Ada 55% partisipan yang berhenti menulis karena alasan yang sesuai dengan jamais vu.

Para partisipan menggambarkan pengalaman mereka, mulai dari "Semakin sering melihatnya, semakin kehilangan maknanya" sampai "Sepertinya kehilangan kendali atas tangan."

Itulah penjelasan dari jamais vu, kebalikan dari dejavu. Apa kamu pernah mengalami fenomena ini?




(elk/inf)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads