Lumut-lumut Menarik di Kawasan Wikasatrian

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Lumut-lumut Menarik di Kawasan Wikasatrian

Ida Haerida - detikEdu
Jumat, 18 Okt 2024 18:30 WIB
Ida Haerida
Ida Haerida
Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN. Anggota dari Women in Bryology. Anggota dari β€œInternational Association of Bryologist
Lumut spesies Pallavicinia lyellii
Lumut spesies Pallavicinia lyellii di kawasan Wikasatrian Foto: Ida Haerida/BRIN
Jakarta -

Kawasan Wikasatrian terletak di Desa Pasir Angin, Gadog, Bogor, merupakan salah satu Pusat Pelatihan Kepemimpinan yang dikelola oleh BUMN PT Wijaya Karya, sehingga disebut dengan Pusat Pelatihan Kepemimpinan Wikasatrian. Pembentukan pusat ini dimulai dari hasil kerja sama riset dengan PPM Manajemen serta kajian ilmiah bersama Universitas Gadjah Mada, dan kemudian diresmikan pada 11 Maret 2013.

Wilayah ini dirancang dengan arsitektur yang kaya akan nilai-nilai filosofi wayang Jawa. Seperti halnya pelatihan kepemimpinan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, metode dan teori yang digunakan adalah untuk menyiapkan pemimpin yang cakap dan berkarakter. Metode ini telah diterapkan pada pelatihan kepemimpinan di Wikasatrian, dengan mengadopsi kearifan lokal.

Modul kepemimpinan di Wikasatrian mengintegrasikan tiga prinsip utama yang diwariskan dari kepemimpinan Nusantara dan telah menjadi bagian dari jati diri bangsa. Ketiga prinsip tersebut meliputi ketuhanan, kemanusiaan, dan alam, yang esensinya adalah nilai-nilai luhur. Dengan dasar ini, ketiga prinsip tersebut diterapkan dalam modul kepemimpinan di Wikasatrian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaan lumut di kawasan Wikasatrian

Berkat upaya pelestarian lingkungan yang sejalan dengan prinsip alam dalam kepemimpinan, kawasan Wikasatrian dengan luas 10 hektare kini menjadi rumah bagi lebih dari 60 jenis tumbuhan langka dan endemik dari berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu yang menarik perhatian adalah lumut yang ditemukan di wilayah tersebut.

Diketahui terdapat sekitar sembilan jenis lumut hati (Marchantiophyta), 14 jenis lumut sejati (Bryophyta) dan dua jenis lumut tanduk (Anthocerotophyta) yang ditemukan pada saat koleksi dilakukan di kawasan Wikasatrian. Namun keanekaragaman jenis lumut hati di sini - yang ditemukan hanya sembilan jenis - akan sangat berbeda jumlahnya bila koleksi dilakukan pada waktu yang berbeda, misalnya saat musim penghujan. Tetapi dengan syarat bahwa kondisinya relatif sama dengan saat dilakukan pengoleksian di musim kemarau.

ADVERTISEMENT

Perbedaan kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan habitat yang disebabkan oleh alam, misalnya angin ribut. Sehingga menumbangkan pepohonan yang rimbun dan menaungi tempat tumbuhnya lumut. Akibatnya jenis-jenis lumut yang kemungkinan ada di sana, tidak terlihat sehingga tidak dapat dilakukan pengoleksian terhadap lumut-lumut tersebut. Bila kondisi masih tetap sama seperti pengoleksian pada musim kemarau, dapat dipastikan akan ditemukan jenis-jenis lumut lain yang sebelumnya tidak terlihat.

Hal ini merupakan salah satu sifat lumut yang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi kering dengan mengurangi aktivitas metabolik mereka hingga hampir mati. Saat lingkungan menjadi lembap kembali, seperti setelah hujan, lumut dapat menyerap air dan "hidup" kembali, mengembalikan aktivitas metabolik mereka dan terlihat segar lagi. Ini adalah adaptasi yang sangat penting bagi lumut, terutama karena mereka sering hidup di lingkungan yang mengalami fluktuasi kelembapan. Poikilohidri memungkinkan mereka bertahan di tempat-tempat yang mungkin tidak ideal bagi tumbuhan lain yang membutuhkan kelembapan terus-menerus.

Manfaat lumut di hutan

Banyak kalangan umum yang masih belum mengetahui manfaat lumut di alam. Namun manfaat tersebut sangat besar secara ekologi, sehingga dampaknya tidak dapat dirasakan langsung oleh manusia. Manfaat lumut di hutan di antaranya adalah:

  • Pengaturan kelembapan tanah
  • Pencegahan erosi
  • Menyediakan habitat untuk mikroorganisme
  • Indikator kualitas lingkungan
  • Penyimpanan karbon (carbon stock)
  • Penyedia nutrisi
  • Pengendalian suhu tanah
  • Pencegahan pembentukan penutup tanah
  • Rehabilitasi ekosistem

Secara keseluruhan, lumut berperan penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi ekosistem hutan. Lumut tidak hanya mendukung stabilitas tanah dan kualitas lingkungan, tetapi juga menyediakan habitat dan mendukung keanekaragaman hayati.

Jenis-jenis lumut yang menarik di kawasan Wikasatrian

Beberapa jenis lumut di kawasan Wikasatrian ternyata memiliki potensi yang menarik untuk dilakukan studi pemanfaatannya, seperti peranannya sebagai indikator kualitas lingkungan, sebagai ornamen dalam aquascape atau potensi lainnya.

A. Calypogeia arguta

Calypogeia arguta merupakan lumut hati yang hanya dapat hidup di tempat yang lembap di bawah naungan pohon. Umumnya tumbuh di tanah, di atas humus basah atau di kayu lapuk yang lembap. Calypogeia arguta merupakan salah satu spesies lumut hati (liverwort) yang memiliki sejumlah keunikan yang menjadikannya menarik dari perspektif ilmiah maupun ekologis.

Berikut adalah beberapa faktor yang membuat Calypogeia arguta istimewa:

1. Struktur Morfologi:

Tubuh Berbentuk Daun: Calypogeia arguta memiliki struktur yang terdiri dari daun kecil dengan bentuk oval atau lonjong. Daun ini biasanya tersusun dalam dua baris dan memiliki penampilan yang halus dengan warna hijau cerah hingga kekuningan, yang dapat berubah tergantung pada kondisi lingkungan.

Keberadaan Sel Minyak (tubuh minyak / oil bodies): Salah satu ciri khas lumut hati adalah keberadaan sel minyak dalam tubuhnya. Sel ini mengandung minyak esensial yang bisa berbeda-beda antar spesies, dan dalam Calypogeia arguta, keberadaan sel minyak ini
memberikan aroma tertentu yang bisa digunakan untuk identifikasi.

2. Habitat dan Distribusi:

Habitat Basah: Calypogeia arguta umumnya tumbuh di habitat yang lembap, seperti lantai hutan, tepi sungai, atau area basah lainnya. Lumut ini lebih menyukai tempat-tempat yang teduh dengan kelembapan tinggi.

Distribusi Geografis: Spesies ini dapat ditemukan di berbagai wilayah dengan kondisi iklim sedang hingga dingin, dan sering kali tersebar luas di hutan-hutan yang sehat. Distribusinya menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.

3. Peran Ekologis:

Penutup Tanah: Calypogeia arguta berfungsi sebagai penutup tanah, membantu menjaga kelembapan tanah dan mengurangi erosi. Hal ini penting terutama di ekosistem hutan basah di mana lapisan lumut membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Interaksi Simbiotik: Lumut hati secara umum juga diduga dapat berinteraksi dengan jamur mikoriza, yang membantu dalam penyerapan nutrisi, terutama di tanah yang miskin nutrisi. Interaksi ini penting untuk siklus nutrisi di lingkungan hutan.

4. Signifikansi Ilmiah:

Indikator Kualitas Lingkungan: Seperti banyak lumut hati lainnya, Calypogeia arguta dapat digunakan sebagai indikator kesehatan ekosistem, terutama dalam menilai kualitas air dan kelembapan di habitat tertentu. Kehadirannya sering menunjukkan lingkungan yang stabil dan sehat.

Studi Evolusi: Lumut hati seperti Calypogeia arguta sangat penting dalam penelitian evolusi tumbuhan karena mewakili salah satu kelompok tumbuhan paling awal yang berkembang di daratan.

5. Keindahan dan Nilai Estetis:

Tampilan yang Menarik: Meskipun kecil, Calypogeia arguta memiliki penampilan yang halus dan menarik, yang membuatnya menonjol dalam komunitas lumut di lantai hutan. Warnanya yang cerah dan bentuknya yang teratur menjadikannya salah satu lumut hati yang
menarik untuk diamati.

Berdasarkan informasi tersebut, Calypogeia arguta merupakan lumut hati yang istimewa karena morfologinya yang unik, habitatnya yang spesifik, dan peran ekologisnya yang penting. Lumut ini tidak hanya menarik dari segi penampilan tetapi juga berfungsi sebagai indikator kesehatan ekosistem, memberikan wawasan tentang kualitas lingkungan dan stabilitas ekosistem tempatnya tumbuh. Signifikansinya dalam studi ilmiah juga menjadikannya objek yang penting dalam penelitian evolusi dan ekologi tumbuhan.

Penemuan jenis lumut ini di kawasan Wikasatrian menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan hutan sekunder yang masih relatif sehat. Keberadaan lumut ini diharapkan dapat terus dilestarikan, karena meskipun manfaatnya tidak langsung dirasakan, lumut ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan mendukung kehidupan berbagai jenis flora.


B. Pallavicinia lyellii

Pallavicinia lyellii merupakan lumut hati yang tumbuh pada substrat berupa tanah miring atau tebing atau bebatuan yang secara reguler dialiri air atau tetesan air. Lumut ini ditemukan tumbuh di tebing tebing tanah di dalam hutan Wikasatrian dan mempunyai potensi sebagai unsur tanaman dalam aquascape.

Pallavicinia lyellii adalah jenis lumut hati (liverwort) yang memiliki beberapa keistimewaan dan karakteristik yang menjadikannya menarik baik dari sisi ilmiah maupun ekologi. Berikut adalah beberapa aspek yang membuat Pallavicinia lyellii istimewa:

1. Struktur Morfologi yang Unik:

Thallus: Pallavicinia lyellii memiliki thallus (struktur tubuh yang tidak terdiferensiasi seperti batang dan daun pada tumbuhan vaskular) yang berbentuk pipih dan bercabang-cabang. Thallus ini biasanya hijau cerah dan memiliki permukaan yang halus dan mengkilap, yang
memberikan tampilan yang menarik.

Rhizoids: Lumut hati ini memiliki rhizoids (struktur mirip akar) yang membantu menempel pada substrat seperti tanah, batu, atau kayu lapuk, memberikan stabilitas pada habitatnya.

2. Habitat Spesifik:

Toleransi terhadap Kelembapan: Pallavicinia lyellii umumnya ditemukan di habitat yang sangat lembap dan teduh, seperti di tepi sungai, rawa-rawa, atau hutan basah. Ini menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan yang lembap dan rendah
cahaya.

Distribusi Geografis: Pallavicinia lyellii memiliki distribusi yang cukup spesifik dan sering kali menjadi indikator kesehatan ekosistem hutan basah.

3. Peran Ekologis:
Penahan Tanah: Sebagai bagian dari komunitas lumut hati, Pallavicinia lyellii membantu menahan tanah di habitatnya, mencegah erosi dan membantu menjaga stabilitas tanah, terutama di daerah dengan kemiringan.
Siklus Nutrisi: Lumut ini juga berperan dalam siklus nutrisi di ekosistemnya, berkontribusi pada dekomposisi materi organik dan penyediaan habitat mikro bagi organisme lain.

4. Signifikansi Ilmiah:

Indikator Ekosistem: Pallavicinia lyellii sering digunakan sebagai indikator kondisi lingkungan, terutama dalam penelitian ekologi terkait dengan kualitas air dan kelembapan. Kehadirannya dapat menunjukkan kondisi lingkungan yang stabil dan sehat.

Studi Evolusi: Lumut hati seperti Pallavicinia lyellii juga penting dalam studi evolusi tumbuhan karena mereka mewakili salah satu kelompok tumbuhan darat paling primitif, hal ini dapat memberikan wawasan tentang evolusi dan adaptasi tumbuhan.

5. Keindahan dan Nilai Estetis:

Tampilan Alami: Dengan bentuk dan warna yang khas, Pallavicinia lyellii menambah keindahan alami pada habitatnya. Ini membuatnya menarik tidak hanya bagi para ilmuwan tetapi juga bagi para pecinta alam yang menghargai keanekaragaman flora di lingkungan
alami.
Informasi tersebut menjadikan Pallavicinia lyellii istimewa karena morfologi uniknya, habitat spesifiknya, dan perannya dalam ekosistem. Keberadaannya sebagai indikator kesehatan lingkungan dan kontribusinya pada stabilitas tanah serta siklus nutrisi menjadikannya komponen penting dalam ekosistem tempatnya hidup. Selain itu, keindahan dan keunikan struktur lumut ini juga membuatnya menarik bagi studi ilmiah dan pengamatan alam.

Keberadaan Pallavicinia lyellii di kawasan Wikasatrian mencerminkan kualitas ekosistem yang baik dan menunjukkan pentingnya kawasan ini sebagai habitat yang mendukung stabilitas ekologi. Selain memperkaya keanekaragaman hayati, lumut ini juga berperan dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan lingkungan di kawasan tersebut, menjadikannya sangat berharga untuk dilestarikan dan dipelajari lebih lanjut.

C. Vesicularia montagnei (Christmas moss)

Vesicularia montagnei salah satu jenis lumut sejati (Bryophyta) yang ditemukan di dalam hutan Wikasatrian dan cukup populer, terutama dimanfaatkan sebagai ornament tanaman dalam aquascape atau dekorasi aquarium. Lumut ini umumnya tumbuh pada batang kayu lapuk, dikenali dari bentuk pertumbuhannya yang menyerupai karpet dengan warna hijau muda.

Berikut beberapa keistimewaannya:

1. Penampilan Menarik

Daun yang Menyerupai Ranting Pohon Natal: Nama "Christmas moss" berasal dari bentuk pertumbuhan lumut ini yang menyerupai ranting pohon natal, dengan daun yang tumbuh ke luar dari batang dalam pola yang menyerupai cabang pohon natal. Ini menjadikannya pilihan dekoratif yang populer dalam akuarium.

2. Perawatan yang Relatif Mudah:

Toleransi Kondisi Beragam: Vesicularia montagnei cukup toleran terhadap berbagai kondisi air dan cahaya, menjadikannya cocok untuk aquascaper pemula maupun berpengalaman.Lumut ini dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi pencahayaan rendah hingga sedang dan tidak memerlukan pemupukan intensif.

Pertumbuhan Lambat: Lumut ini tumbuh dengan laju yang relatif lambat, yang berarti tidak memerlukan pemangkasan yang sering. Ini bisa menjadi kelebihan bagi mereka yang menginginkan tanaman yang mudah dirawat dalam jangka panjang.

3. Fungsi Ekologis dalam Akuarium:

Tempat Berlindung Bagi Ikan Kecil dan Udang: Vesicularia montagnei menyediakan tempat persembunyian yang ideal untuk ikan kecil, udang, dan fry (anakan ikan). Struktur lumut yang rapat memberikan perlindungan dan rasa aman bagi hewan kecil dalam akuarium.
Penyerapan Nutrisi Berlebih: Lumut ini membantu menjaga kualitas air dengan menyerap nutrisi berlebih, seperti nitrat, yang bisa menjadi racun jika dibiarkan menumpuk dalam akuarium.

4. Penggunaan dalam Aquascaping:

Fleksibilitas Penempatan: Vesicularia montagnei dapat diikat atau ditempelkan pada batu, kayu, atau substrat lain, memungkinkan fleksibilitas dalam desain akuarium. Ini juga bisa digunakan sebagai penutup dasar atau sebagai aksen vertikal dalam berbagai tata letak aquascape.

5. Estetika yang Natural:

Tampilan yang Natural: Dengan penampilannya yang lembut dan alami, Vesicularia montagnei membantu menciptakan suasana yang lebih alami dan menyatu dalam akuarium, yang sering kali menjadi tujuan dalam aquascaping. Kawasan Wikasatrian diperkaya dengan keberadaan jenis lumut Vesicularia montagnei, yang merupakan salah satu jenis lumut yang istimewa terutama karena penampilannya yang menarik dan kemudahan perawatannya. Selain itu, fungsinya dalam menjaga ekosistem akuarium menjadikannya pilihan yang baik bagi para aquascaper yang ingin menambahkan elemen hijau yang fungsional dan estetis ke dalam akuarium mereka.

Penemuan ketiga jenis lumut tersebut menunjukkan bahwa Kawasan Wikasatrian merupakan hutan yang relatif baik dan terlindungi, sehingga diharapkan kelestariannya dapat terus dipertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga kelestarian hutan dan lingkungan sangat penting dan bernilai bagi generasi mendatang, agar anak cucu kita dapat menikmati manfaatnya di masa depan.

*Ida Haerida, Florentina Indah Windadri, dan Eka Aditya Putri Iskandar

Peneliti lumut dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi - BRIN




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads