Keindahan Tersembunyi Anggrek 'Hantu': Sang Pejuang dari Hutan Karst

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Keindahan Tersembunyi Anggrek 'Hantu': Sang Pejuang dari Hutan Karst

Latifa Nuraini - detikEdu
Selasa, 24 Sep 2024 15:00 WIB
Latifa Nuraini
Latifa Nuraini
Peneliti di Pusat Riset Botani Terapan, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN
Chiloschista Javanica Schltr spesies anggrek yang tumbuh di hutan karst
Taeniophyllum pusillum spesies anggrek yang tumbuh di hutan karst Foto: Latifa Nuraini/BRIN
Jakarta -

Indonesia, dengan kekayaan biodiversitasnya menjadi rumah bagi berbagai jenis anggrek yang indah dan beragam. Salah satu yang mungkin belum banyak dikenal adalah Taeniophyllum pusillum atau Taeniophyllum obtusum Blume.

Pesona tersendiri dan kemampuan adaptasi luar biasa yang dimiliki anggrek hantu ini yaitu tumbuh di kondisi bebatuan dan minim air atau hutan karst Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun memiliki keunikan yang luar biasa, ancaman terhadap habitat aslinya perlu dicegah dan diatasi melalui berbagai upaya konservasi, seperti perlindungan habitat, budidaya ex-situ, serta peningkatan kesadaran masyarakat.

Sekilas Pesona Taeniophyllum pusillum

Taeniophyllum pusillum merupakan anggrek spesies yang hidup secara epifit, yang artinya anggrek ini menempel pada ranting atau dahan pohon, tetapi tidak mengambil nutrisi dari pohon inangnya, jadi keberadaannya tidak merugikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggrek ini memanfaatkan kelembaban udara dan hujan untuk memenuhi kebutuhan air dan nutrisinya. Hal inilah yang menjadikan anggrek ini istimewa, salah satunya adalah kemampuan bertahan di lingkungan bebatuan keras, kering, dan tandus seperti di hutan karst namun anggrek ini masih mampu berkembang dengan baik.

Selain itu anggrek hantu ini memiliki keunikan tersendiri secara morfologi yaitu tidak memiliki daun. Bunganya berwarna kontras, kuning mencolok dengan akar yang berwarna hijau cenderung coklat.

ADVERTISEMENT

Akarnya tampak menyerupai kawat kecil yang melekat pada kulit pohon, sementara bunga kecilnya yang berwarna cerah menambah kesan anggun meskipun ukurannya mungil. Di antara bebatuan karst yang kering, keindahan anggrek hantu ini menjadi pesona lam yang tersembunyi.


Adaptasi Luar Biasa di Lingkungan Karst

Di kawasan pegunungan karst seperti di DI Yogyakarta, Taeniophyllum pusillum menjadi salah satu contoh bagaimana tumbuhan mampu beradaptasi di lingkungan yang kurang ideal dan minimnya ketersediaan air. Wilayah karst seperti di pegunungan Nglangeran cenderung memiliki kondisi tanah yang kering, kurang subur, dan drainase air yang cepat. Namun begitu anggrek ini mampu memanfaatkan air di udara seperti adaptasi dari akar epifit yang efisien, yang menjadikannya mampu bertahan hidup pada kondisi alam yang mencekam.

Selain itu, Taeniophyllum pusillum juga menunjukkan kemampuan beradaptasi pada pencahayaan yang relatif rendah di bawah kanopi daun-daun pada hutan karst, anggrek ini tetap mampu melakukan fotosintesis, berbunga dan berbuah meskipun cahaya terbatas.


Status Konservasi

Saat ini Taeniophyllum pusillum belum secara spesifik terdaftar dalam Red List IUCN (International Union for Conservation of Nature), sehingga status konservasinya belum dikategorikan secara jelas terperinci. Namun, secara umum, banyak anggrek spesies baik epifit maupun terentrial yang mengalami ancaman habitatnya akibat deforestasi, perambahan liar, perdagangan anggrek liar.

Anggrek Taeniophyllum pusillum tercantum dalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) dengan appendix II CITES yang berarti species anggrek ini belum terancam punah keberadaannya di alam liar, namun tetap membutuhkan pengaturan ketat dalam perdagangannya agar tidak dieksploitasi secara berlebihan, yang dapat berpotensi sebagai ancaman keberlangsungan hidupnya di masa depan.

Oleh karena itu, upaya konservasi atas jenis-jenis anggrek spesies termasuk Taeniophyllum pusillum ini sangat diperlukan. Beberapa strategi konservasi yang bisa diterapkan di antaranya: pertama adalah perlindungan habitat. Upaya konservasi hutan karst yang masih alami sangat penting untuk keberlangsungan hidup anggrek epifit ini memiliki habitat yang optimal. Mencegah deforestasi dan penebangan, perambahan di sepanjang pegunungan karst sangat penting.

Kedua, melakukan konservasi ex-situ atau pengembangan budidaya anggrek species di luar habitat aslinya, seperti di kebun raya, laboratorium, greenhouse, atau oleh konservationist pecinta anggrek dapat menjadi solusi melindungi anggrek spesies dari kepunahan di alam. Harapannya anggrek unik ini dapat dilestarikan tanpa tergantung dengan habitat alami yang semakin terancam.

Upaya ketiga adalah dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat lokal yang berada di sekitar pegunungan karst. Memberikan edukasi kepada masyarakat lokal di sekitar habitat asli anggrek spesies ini akan meningkatkan kesadaran tentang menjaga ekosistem dan melindungi spesies dari kepunahan di masa depan. Dengan memahami ekologi dan potensinya masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya konservasi anggrek species.

Keempat adalah dengan pengaturan perdagangan. Meskipun Taeniophyllum pusillum belum masuk ke dalam red list IUCN dan termasuk appendix II CITES yang berarti habitat anggrek ini masih bisa dikatakan aman keberadaannya di alam namun regulasi perdagangan tanaman liar tetap harus diterapkan. Hal ini untuk memastikan bahwa anggrek yang nantinya diperjual belikan adalah yang memiliki izin dagang legal dari sumber yang terpercaya dan telah merupakan hasil budidaya secara berkelanjutan.

Semoga langkah konservasi ini akan memberikan inspirasi bagi para pecinta alam khususnya anggrek species di Indonesia maupun dunia.

Latifa Nuraini, PhD

Peneliti di Pusat Riset Botani Terapan, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads