Tangguh, Lumut Kerak Diperkirakan Bisa Bertahan Hidup di Mars

ADVERTISEMENT

Tangguh, Lumut Kerak Diperkirakan Bisa Bertahan Hidup di Mars

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 22 Apr 2025 20:30 WIB
An image of Mars taken by Chinas Tianwen-1 unmanned probe is seen in this handout image released by China National Space Administration (CNSA) June 29, 2022. CNSA/Handout via REUTERS  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Potret Mars yang diabadikan pesawat laur angkasa China. Foto: China National Space Administration via REUTERS
Jakarta -

Penelitian soal kemungkinan kehidupan di Mars telah lama dilakukan.

Dalam penelitian terbaru, lumut kerak atau lichen diperkirakan cukup tangguh untuk bertahan hidup di Mars.

Ilmuwan sampai pada kesimpulan ini setelah menyemprotkan radiasi Mars yang setara selama setahun ke lumut kerak dalam waktu kurang dari sehari dalam suatu percobaan laboratorium. Si lumut kerak rupanya selamat dari percobaan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Saja Makhluk Hidup yang Kemungkinan Bertahan di Mars?

Planet Merah ini pada dasarnya adalah satu gurun raksasa dengan atmosfer minimal, suhu rendah, dan tidak ada air cair di permukaannya. Namun, penghalang terbesar bagi kehidupan di Mars adalah kurangnya medan magnet yang kuat, yang melindungi dari serangan radiasi pengion yang terus-menerus dari sinar kosmik dan semburan matahari, yang dapat merusak sel hidup dan mengubah DNA mereka.

Sekelompok makhluk hidup yang mungkin dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem ini adalah lumut kerak, yang merupakan simbiosis antara jamur dan bakteri fotosintetik dan/atau alga. Bentuk-bentuk kehidupan hibrida ini, yang tidak dianggap sebagai organisme sejati, tetapi terdaftar sebagai spesies pada tiga golongan kehidupan, bekerja sama untuk tetap hidup dan banyak di antaranya adalah ekstremofil, yang mampu menoleransi tidak adanya hidrasi dan suhu ekstrem untuk waktu yang lama.

ADVERTISEMENT

Beberapa spesies bahkan bertahan hidup meskipun terpapar langsung ke ruang hampa udara.

Dalam studi baru yang diterbitkan pada tanggal 31 Maret di jurnal IMA Fungus dengan judul "Ionizing radiation resilience: how metabolically active lichens endure exposure to the simulated Mars atmosphere", para peneliti menguji bagaimana dua spesies lumut kerak yakni Diploschistes muscorum dan Cetraria aculeata bereaksi terhadap radiasi pengion dalam kondisi Mars.

Untuk melakukan hal itu, peneliti menempatkan kedua spesies dalam ruang vakum khusus di Pusat Penelitian Luar Angkasa Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia di Warsawa. Dalam ruang vakum itu direplikasi tekanan atmosfer, suhu, dan komposisi di Planet Merah.

Mereka membombardir lumut kerak dengan radiasi Mars selama setahun hanya dalam waktu 5 jam. Kedua spesies tersebut mampu tetap aktif secara metabolik selama pengujian.

"Temuan ini memperluas pemahaman kita tentang proses biologis dalam kondisi simulasi Mars dan mengungkap bagaimana organisme terhidrasi merespons radiasi pengion," kata Kaja SkubaΕ‚a, seorang peneliti di Institut Botani di Universitas Jagiellonian di Krakow, Polandia, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science.

"Pada akhirnya, penelitian ini memperdalam pengetahuan kita tentang adaptasi lumut kerak dan potensinya untuk menjajah lingkungan luar angkasa," ujarnya.

Dari kedua spesies tersebut, D muscorum menunjukkan ketahanan terbesar terhadap radiasi, mengalami lebih sedikit kerusakan pada sel-selnya, yang menunjukkan beberapa lumut kerak akan lebih cocok dengan kondisi Mars daripada yang lain.

Namun, tidak mungkin ada spesies yang dapat bertahan hidup di Mars tanpa pengawasan untuk waktu yang lama, karena tidak ada air cair yang diketahui di permukaannya. Inilah alasan mengapa tidak mungkin ada kehidupan luar angkasa yang saat ini hidup di Mars.

Lumut Kerak Kandidat Dibawa ke Misi Mars

Menurut para peneliti, percobaan baru menunjukkan lumut kerak adalah kandidat utama untuk dibawa dalam misi Mars di masa mendatang, meskipun ada beberapa spesies tangguh selain D muscorum yang juga dapat melakukan perjalanan tersebut.

Namun, lumut kerak bukanlah satu-satunya bentuk kehidupan yang berpotensi bertahan hidup di Planet Merah.

Satu kelompok ekstremofil yang telah lama dianggap sebagai turis Mars masa depan adalah tardigrada.

Makhluk mikroskopis itu hampir tidak bisa dihancurkan dan dapat bertahan hidup pada suhu ekstrem, tekanan yang dapat menghancurkan, dehidrasi total, dan ruang hampa. Kecenderungan kemampuan ini disebabkan keterampilan untuk mematikan metabolisme mereka dan memasuki keadaan mati suri.

Kandidat lainnya termasuk lumut, tanaman dengan kemampuan yang mirip dengan lumut kerak. Beberapa spesies lumut gurun bahkan telah terbukti tahan terhadap sinar gamma dan nitrogen cair, mengisyaratkan bahwa mereka juga dapat hidup dengan baik di Mars.

Mikroorganisme bersel tunggal, seperti bakteri, mungkin juga dapat bertahan hidup di Mars jika mereka terlindung dari radiasi, hidup di bawah tanah. Penelitian telah menunjukkan bahwa mikroba ini juga dapat bertahan hidup selama ratusan juta tahun di bawah permukaan dalam keadaan seperti hibernasi.

NASA sendiri bermaksud meluncurkan misi berawak pertama ke Planet Merah sekitar tahun 2030-an.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads