Kata Sains, Ini Alasan Kuda Nil Pygmy Moo Deng Bisa Terkenal

ADVERTISEMENT

Kata Sains, Ini Alasan Kuda Nil Pygmy Moo Deng Bisa Terkenal

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 29 Sep 2024 20:00 WIB
A two-month-old female pygmy hippo named Moo Deng who has recently become a viral internet sensation, is seen at Khao Kheow Open Zoo in Chonburi province, Thailand, September 16, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Ini penjelasan ilmiah mengapa kuda nil Moo Deng bisa terkenal. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
Jakarta -

Sejak pertama kali muncul di halaman Instagram Kebun Binatang Khao Kheow di Thailand, seekor bayi kuda nil pygmy bernama Moo Deng ramai dibicarakan. Dalam sekejap kelucuannya memikat hati banyak pengguna Instagram di seluruh dunia.

Tetapi tak sedikit juga yang bingung, mengapa kuda nil kerdil berusia 2 bulan itu bisa terkenal? Mengutip Mental Floss, ternyata ada penjelasan ilmiah di balik popularitas Moo Deng, begini penjelasannya.

Respons Mengasuh Manusia

Jawaban singkat mengapa Moo Deng bisa terkenal adalah terlalu menggemaskan untuk diabaikan. Ia memiliki wajah bulat, mata besar, dan pipi kemerahan yang sangat lucu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini adalah ciri-ciri neotenik atau berbentuk seperti bayi. Sehingga memicu naluri manusia untuk mengasuh.

Selain itu, ketidakberdayaan Moo Deng juga menjadi faktor utama di balik daya tariknya. Kuda nil kerdil itu selalu tampak tidak berdaya dan tidak mengancam hingga akhirnya memicu rasa sayang kita kepada mereka.

ADVERTISEMENT

Hal ini dijelaskan dalam ilmu psikologi. Psikolog Hiroshi Nittono mengatakan salah satu ciri penting yang membuat sesuatu menajdi lucu adalah tidak adanya rasa terancam.

"Hal-hal kecil cenderung memenuhi kondisi ini," katanya pada tahun 2021.

Sebuah studi tahun 2009 juga menunjukkan bila di kehidupan ada yang bernama skema bayi atau serangkaian karakteristis khusus yang umumnya dianggap lucu oleh orang-orang. Karakteristik ini mengaktifkan sifat-sifat pengasuhan pada pria dan wanita.

Respons terhadap kelucuan ini memberikan efek besar dalam kelangsungan hidup suatu hal yang tidak berdaya. Tidak terbatas pada manusia, tetapi juga hewan.

Saat kita merasa seekor hewan lucu, area otak yang berkaitan dengan kesenangan dan emosi akan aktif, berakhir dengan rasa sayang dan ingin mengasuh. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa Moo Deng terasa sangat lucu dan tidak pernah bosan untuk dilihat.

Lucu Menimbulkan Agresivitas

Karena terlalu lucu, beberapa orang yang melihat Moo Deng mengalami dorongan kekerasan. Seperti ungkapan "ingin memakan bayi kuda nil", "ingin menginjaknya" dan lain sebagainya.

Ternyata ada penjelasan ilmiah juga dibalik reaksi ini yang disebut dengan cute aggression. Atau dorongan untuk berperilaku kasar kepada makhluk yang menggemaskan.

Respons ini nyatanya sangat umum. Penelitian menyebutkan 50-60 persen orang ingin meremas, menggigit, atau menghancurkan benda yang mereka anggap sangat imut.

Seperti studi yang dilakukan mahasiswa doktoral Yale University, Rebecca Dyer dan Oriana Aragon pada tahun 2015. Ia menilai 109 peserta yang diberi bungkus gelembung untuk melihat hewan dengan tampak netral, lucu, dan imut.

Saat melihat hewan yang menggemaskan, para ilmuwan menemukan bahwa semua peserta menunjukkan peningkatan aktivitas otak. Beberapa diantaranya ingin memecahkan gelembung atau memperlihatkan sisi agresif daripada yang lain.

Dyer dan Aragon menyebut perilaku ini sebagai ekspresi dimorfik. Sebuah ekspresi kontras antara reaksi tubuh dan perasaan seseorang.

Katherine Stavropoulos, seorang psikolog eksperimental di University of California, Riverside, melakukan studi lanjutan beberapa tahun kemudian. Ia ingin mengetahui mengapa agresi ini bisa terjadi.

Hasilnya Stavropoulos menemukan bahwa reaksi tersebut berkorelasi dengan peningkatan aktivitas dalam sistem penghargaan otak. Peningkatan aktivitas ini dinilai sebagai upaya tubuh untuk mengatur perasaan yang tidak terkendali pada dirinya.

Di keadaan nyata, pengunjung kebun binatang juga telah menunjukkan agresi terhadap Moo Deng. Kuda nil ini dilempari barang-barang agar tertarik perhatiannya.

Narongwit Chodchoi, direktur Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, telah mengancam para pelaku dengan tindakan hukum.

"Perilaku ini tidak hanya kejam tetapi juga berbahaya. Kita harus melindungi hewan-hewan ini dan memastikan bahwa mereka memiliki lingkungan yang aman dan nyaman," kata Narongwit Chodchoi dalam sebuah pernyataan.

Kuda Nil Pygmy Langka

Agresifitas yang timbul karena hal lucu ini harus ditanggulangi terutama bagi spesies Moo Deng. Kuda nil pygmy atau kuda nil kerdil ini kini sangat langka. Jumlahnya tersisa kurang dari 3000 ekor di Afrika Barat.

Kelangkaan ini akibat dari hilangnya habitat dan perburuan liar. Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow berharap bahwa ketenaran Moo Deng tidak hanya akan membantu spesiesnya, tetapi juga hewan-hewan lain di kebun binatang tersebut.

Chodchoi telah berbagi rencana untuk mematenkan keberadaan kuda nil Moo Deng untuk mendatangkan manfaat bagi kebun binatang. Terutama untuk meningkatkan kesejahteraan semua hewan yang ada di sana.




(det/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads