Kejadian hewan laut terdampar banyak terjadi di Indonesia. Menurut salah satu ahli paus dan lumba-lumba, hal paling penting di sisi masyarakat saat ada kejadian serupa adalah kendali massa atau crowd control.
Peneliti College of Science and Engineering James Cook University, Dr Putu LK Mustika, mengatakan kendali massa dalam kasus hewan terdampar adalah aspek yang paling susah karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak.
Peneliti lumba-lumba dan paus itu menyebut polisi bisa membantu untuk kendali massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Crowd control itu penting sekali," ujarnya dalam Media Lounge Discussion (Melodi) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara daring (25/9/2024).
Dia menjelaskan dalam kejadian terdampar yang bagus koordinasinya, pasti akan digunakan police line, sehingga masyarakat tidak masuk ke area penyelamatan.
"Hanya orang-orang yang sudah terlatih yang bisa masuk untuk rescue atau orang yang mau bantuin. Bukan orang-orang yang mau menduduki si hewan-hewan itu," kata perempuan yang akrab disapa Icha itu.
"Itu (kendali massa) penting sekali dan paling susah di Indonesia karena kita punya banyak sekali manusia di Indonesia yang belum tentu tahu itu hewan bukan kuda," jelas Icha.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Hewan Terdampar?
Apabila masyarakat menemukan hewan laut yang sudah terdampar, hal pertama yang bisa dilakukan menurut Icha adalah menghubungi kepala daerah atau kepala dusun.
"Pokoknya kontak pemerintah deh. Pemerintah pasti kemudian, 'Wah ini bukan bagian saya, saya akan kontak yang lain', pokoknya kontak pemerintah mana aja gitu," terangnya.
Kemudian, menurut Icha yang penting adalah koordinasi. Saat ada hewan terdampar, para instansi terkait perlu berkoordinasi dan perlu ada komando.
"Pada saat ada keterdamparan, instansi-instansi perlu melakukan koordinasi. Itu penting banget harus ada komandonya. Nah komandonya biasanya BPSPL (Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut)," ujar Icha. Nah, di sinilah pentingnya adanya polisi dalam peran kendali massa.
(nah/faz)