Hari Palang Merah Indonesia: Sejarah, Makna, dan Link Twibbonnya

Foto: Twibbonize/Twibbon Hari Palang Merah Indonesia 2024

Daftar Isi

Sejarah PMI dan Hari Palang Merah Nasional
Peran PMI
Makna Peringatan ke-79 Hari Palang Merah Indonesia
Link Twibbon Hari Palang Merah Indonesia

Twibbon Hari Palang Merah Indonesia 2024 (1)

Twibbon Hari Palang Merah Indonesia 2024 (2)

Twibbon Hari Palang Merah Indonesia 2024 (3)

Twibbon Hari Palang Merah Indonesia 2024 (4)

Twibbon Hari Palang Merah Indonesia 2024 (5)

Jakarta -

Hari Palang Merah Indonesia (PMI) diperingati setiap 17 September. Sejarah PMI ini bermula pada awal masa kemerdekaan, yang diinisiasi pembentukannya oleh Presiden Soekarno.

PMI adalah organisasi kemanusiaan yang berlandaskan tujuh prinsip dasar, yaitu: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, dan Kesemestaan.

Sejarah PMI dan Hari Palang Merah Nasional

Hari PMI kerap disebut memiliki peringatan antara tanggal 3 dan 17 September. Berdasarkan sejarah, keduanya mengacu pada masa awal pembentukan PMI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip situs Radio Republik Indonesia (RRI), 3 September 1945 mengacu pada instruksi Presiden Soekarno untuk membentuk organisasi PMI. Menurut buku "Kumpulan Buklet Hari Bersejarah I" yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 1994, ide pembentukan Palang Merah Indonesia sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Awalnya, ada Palang Merah Belanda bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indië (N.E.R.K.A.I.) di wilayah Indonesia yang sudah lebih dulu berdiri sejak masa perang dunia kedua. Namun, organisasi itu hanya melayani masyarakat Belanda dan Eropa saja.

Kemudian, jauh setelah itu, pemerintah Indonesia baru membentuk organisasi serupa. Pada 5 September 1945, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Boentaran Martoatmodjo menindaklanjuti instruksi Presiden Soekarno dan membentuk panitia yang terdiri dari lima anggota, termasuk dr. R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Sekretaris), dr. Djuhana, dr. Marzuki, dan dr. Sitanala.

Hasilnya, dibentuklah Palang Merah Indonesia pada 17 September 1945, tepat sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hari ini juga yang kelak menjadi peringatan Hari Palang Merah Nasional.

Meski telah dibentuk pada 1945, PMI baru mendapat pengakuan internasional pada 1950 sebagai anggota resmi Palang Merah Internasional. Keberadaannya diakui secara hukum nasional melalui Keputusan Presiden No. 25 Tahun 1959, yang kemudian diperkuat oleh Keputusan Presiden No. 246 Tahun 1963.

Peran PMI

Sejak awal pembentukannya, PMI aktif memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang kemerdekaan dan pengembalian tawanan perang dari Sekutu maupun Jepang.

Masyarakat Indonesia secara sukarela bergabung dengan PMI untuk memberikan bantuan. Baik pria maupun wanita, dari desa hingga kota, terlibat dalam upaya kemanusiaan, membantu mereka yang menjadi korban pertempuran.

Setelah kemerdekaan, PMI terus berperan penting, termasuk membantu pemulangan warga Belanda ke negara asal mereka serta menolong korban pemberontakan dalam negeri, seperti pemberontakan PRRI di Sumatera dan Republik Maluku Selatan di Maluku.

Saat ini, berdasarkan data yang dirilis di situs resmi PMI, organisasi ini telah memiliki cabang di 33 provinsi, 474 kabupaten/kota, dan 3.406 kecamatan. Selain itu, PMI juga diketahui memiliki hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap memberikan pelayanan di seluruh Indonesia.

Makna Peringatan ke-79 Hari Palang Merah Indonesia

Tahun ini merupakan Hari Ulang Tahun ke-79 Palang Merah Indonesia. Tema yang dipilih tahun ini adalah "Aksi Adaptasi Iklim".

Melalui tema ini, PMI ingin berkontribusi dalam menghadapi krisis iklim melalui aksi-aksi nyata yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Selain itu, peringatan Hari Palang Merah Indonesia juga bertujuan untuk mengenang jasa para petugas PMI yang berjuang selama masa kemerdekaan. Peringatan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya nilai kemanusiaan dan kepedulian dalam menolong sesama.

Sebagaimana yang ada pada Palang Merah Internasional, PMI berkomitmen untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan, dimana setiap individu dihormati dan diperlakukan dengan martabat yang sama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, tanpa membedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, atau warna kulit.