Sejarah Palang Merah Internasional dan Tema Peringatan Tahun 2025

Sejarah Palang Merah Internasional dan Tema Peringatan Tahun 2025

Mira Rachmalia - detikJatim
Kamis, 08 Mei 2025 02:00 WIB
People register to donate blood as more than 1,000 people, including Hezbollah fighters and medics, were wounded on Tuesday when the pagers they use to communicate exploded across Lebanon, according to a security source, at Lebanese Red Cross center in Sidon, Lebanon September 17, 2024. REUTERS/Aziz Taher
Relawan Palang Merah. Foto: REUTERS/Aziz Taher
Surabaya -

8 Mei menjadi hari yang bersejarah karena sejumlah momen penting dalam skala internasional diperingati pada hari ini. Salah satunya adalah Hari Palang Merah Internasional atau World Red Cross Day.

Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) telah berdiri untuk memperjuangkan kemanusiaan selama lebih dari 100 tahun. Organisasi ini telah berkembang menjadi jaringan kemanusiaan terbesar di dunia.

Lalu, bagaimana sejarah berdirinya dan apa saja tugas palang merah internasional? Simak penjelasan tentang serba-serbi Hari Palang Merah Internasional, mulai dari sejarah hingga tema peringatan tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Palang Merah Internasional

Mengutip dari halaman resminya, gagasan tentang pendirian organisasi Palang Merah sebenarnya telah ada sejak 1860-an. Gagasan ini lahir ketika seorang pemuda asal Swiss bernama Henry Dunant, yang mengorganisasi warga setempat untuk membantu para korban luka dalam pertempuran di Solferino, Italia.

Dunant menyerukan pembentukan masyarakat bantuan nasional untuk membantu mereka yang terluka dalam perang, yang kemudian membuka jalan bagi lahirnya Konvensi Jenewa di masa depan.

ADVERTISEMENT

Dunant bersama lima rekannya kemudian mendirikan Komite Internasional untuk Bantuan Korban Luka pada tahun 1863. Komite ini kemudian berkembang menjadi Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah didirikan pada tahun 1919 di Paris, setelah berakhirnya Perang Dunia I. Awalnya bernama Liga Masyarakat Palang Merah, organisasi ini merupakan gagasan dari Henry Davison, Ketua Komite Perang Palang Merah Amerika.

Davison mengumpulkan para anggota pendiri Liga, yakni masyarakat Palang Merah dari Prancis, Inggris, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, dalam sebuah konferensi medis internasional. Mereka meyakini belas kasih dan keahlian yang ditunjukkan relawan Palang Merah selama masa perang juga bisa diterapkan di masa damai.

Tujuan pertama Liga sangat sederhana, yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat di negara-negara yang sangat terdampak perang. Selain itu, Liga bertujuan memperkuat Masyarakat Palang Merah yang sudah ada, dan mendorong pembentukan organisasi baru di berbagai penjuru dunia.

Hanya beberapa bulan setelah didirikan, Liga telah meluncurkan kampanye untuk menangani wabah tifus besar di Eropa Timur. Tak lama setelah itu, Liga menggalang bantuan untuk mengatasi kelaparan di Rusia pada tahun 1921, dan gempa besar Kanto di Jepang pada tahun 1923.

Pada tahun 1983, nama organisasi diubah menjadi Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dan akhirnya pada tahun 1991 menjadi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies).

Penetapan Hari Palang Merah

Merangkum dari halaman resminya, Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia diperingati untuk menghormati upaya kemanusiaan dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Hari ini diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Mei, yang merupakan hari kelahiran Henry Dunant, pendiri Komite Internasional Palang Merah dan penerima Penghargaan Nobel Perdamaian pertama.

Gagasan tentang hari peringatan ini muncul setelah Perang Dunia I. Pada tahun 1922, Palang Merah Cekoslowakia mengusulkan adanya "Gencatan Senjata Palang Merah" tahunan untuk mempromosikan perdamaian.

Inisiatif ini dibahas pada Konferensi Internasional Palang Merah ke-14 pada tahun 1930, dan disetujui pada Konferensi ke-15 di Tokyo tahun 1934. Namun, Perang Dunia II menyebabkan penundaan pelaksanaannya.

Setelah perang berakhir, pada tahun 1946, Liga Masyarakat Palang Merah kembali membahas usulan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1948, tanggal 8 Mei, secara resmi ditetapkan sebagai Hari Palang Merah Internasional untuk menghormati Henry Dunant.

Seiring waktu, nama hari peringatan ini diperluas untuk mencakup masyarakat Bulan Sabit Merah. Pada tahun 1984, nama resminya menjadi Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia, mencerminkan jangkauan global gerakan ini.

Hingga kini, hari ini menjadi pengakuan atas dedikasi para relawan dan staf di seluruh dunia. Peringatan ini menekankan pentingnya kerja kemanusiaan serta prinsip-prinsip dasar dari gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Tema Hari Palang Merah Internasional 2025

Masih dari sumber yang sama, tema Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia tahun ini adalah Menjaga Kemanusiaan Tetap Hidup. Tema ini mengajak merayakan mereka yang mengabdikan waktu, dan terkadang nyawa, demi meringankan penderitaan orang lain, serta melindungi martabat kemanusiaan yang melekat pada setiap individu.

Di tengah krisis dan kehilangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tema ini juga menjadi pengingat yang menyentuh akan bahaya yang dihadapi para pekerja kemanusiaan setiap hari, serta kewajiban bersama untuk memastikan bahwa pekerjaan penyelamatan nyawa mereka dihormati dan dilindungi sepenuhnya.

Misi untuk Menjaga Kemanusiaan Tetap Hidup bisa sangat berbahaya. Setelah gempa bumi, banjir, atau konflik bersenjata, staf dan relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menghadapi risiko besar saat mereka berupaya melindungi nyawa orang lain.

Sejak September 2023, sebanyak 28 staf dan relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah kehilangan nyawa saat menjalankan tugas. Beberapa di antaranya meninggal saat melakukan upaya penyelamatan setelah banjir atau bencana alam lainnya, sementara yang lain tewas ketika mencoba menyelamatkan nyawa di tengah konflik bersenjata.

Oleh karena itu, upaya menjaga kemanusiaan tetap hidup menuntut kita untuk menyerukan dengan lebih tegas bahwa para pekerja kemanusiaan dan tenaga kesehatan harus dilindungi sepenuhnya, dan mendapatkan perawatan terbaik untuk kesejahteraan fisik dan mental mereka, di mana pun mereka bertugas.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads