Tidur Lebih Lama pada Akhir Pekan Ternyata Ada Manfaatnya, Ini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Tidur Lebih Lama pada Akhir Pekan Ternyata Ada Manfaatnya, Ini Kata Studi

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 07 Sep 2024 09:00 WIB
Ilustrasi Anak Tidur
ο»ΏTidur lebih lama di akhir pekan rupanya punya manfaat buat siswa dan pekerja. Begini kelebihannya menurut penelitian terbaru. Foto: iStock
Jakarta -

Kebiasaan tidur lebih lama di akhir pekan lazim dilakukan siswa maupun pekerja yang kurang tidur di hari sekolah dan hari kerja. Namun, selama ini masih kurang penelitian soal manfaat membayar utang tidur tersebut.

Tim peneliti baru-baru ini mengungkapkan bahwa orang yang tidur lebih lama di akhir pekan bisa mengalami penurunan risiko penyakit jantung hingga seperlima kali. Hasil studi mereka mendapati,

"Hubungan antara tidur lebih lama dengan penurunan risiko penyakit jantung ini terutama tampak pada orang yang terus-menerus mengalami kurang tidur pada hari kerja," kata Yanjun Song, salah satu penulis studi asal National Centre for Cardiovascular Disease, Beijing, China, dikutip dari laman European Society of Cardiology, Minggu (1/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kriteria Kurang Tidur

Pada studi ini, peneliti mengkategorikan orang yang tidur kurang dari 7 jam tidur per malam sebagai orang yang mengalami kurang tidur. Data jam tidur ini diambil dari 90.903 partisipan proyek UK Biobank.

Berdasarkan data awal, 19.816 partisipan masuk kategori orang kurang tidur. Sisanya mengalami kurang tidur sesekali.

ADVERTISEMENT

Data tidur akhir pekan direkam dengan akselerometer. Hasilnya dibagi ke empat kelompok. Kelompok pertama adalah yang paling sedikit terkompensasi dari tidur di akhir pekan, dengan kekurangan tidur masih -16,05 jam sampai 0,26 jam.

Kelompok kedua terkompensasi dari tidur di akhir pekan -0,26 jam sampai 0,45 jam. Kelompok ketiga terkompensasi tidur 0,45 jam sampai 1,28 jam. Sedangkan kelompok empat terkompensasi tidur 1,28 jam sampai 16,06 jam.

Tidur Lebih Lama Saat Weekend Bantu Jantung

Peneliti lalu menggunakan catatan rawat inap dan informasi registrasi untuk mendiagnosis berbagai penyakit jantung.

Contohnya seperti penyakit jantung iskemik (IHD) atau kerusakan pembuluh darah utama jantung, gagal jantung (HF) atau kondisi jantung tidak dapat memompa darah, fibrilasi atrium (AF) atau denyut jantung tidak teratur/sering cepat sehingga aliran darah tidak lancar, serta stroke (kerusakan otak akibat gangguan suplai darah).

Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan tindak lanjut rata-rata hampir 14 tahun, orang yang dapat membayar utang tidur paling lama di akhir pekan memiliki kemungkinan 19% lebih kecil untuk terkena penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang paling kurang terkompensasi utang tidurnya (kelompok 1).

Lebih lanjut, kelompok orang yang memiliki kurang tidur harian tetapi dapat tidur lebih lama paling banyak di akhir pekan berisiko 20% lebih rendah untuk terkena penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang tidur akhir pekan dalam durasi paling singkat.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa untuk sebagian besar populasi di masyarakat modern yang menderita kurang tidur, mereka yang memiliki waktu tidur paling banyak di akhir pekan memiliki tingkat penyakit jantung yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang paling sedikit tidurnya," kata rekan penulis studi, Zechen Liu dari National Centre for Cardiovascular Disease, Beijing.

Penelitian ini didukung hibah dari CAMS Innovation Fund form Medical Sciences. Hasil penelitian ini disampaikan pada sesi European Society of Cardiovascular (ESC) Congress 2024 secara hybrid di London, Minggu (1/9/2024).

Sudah membayar utang tidur minggu ini, detikers?




(twu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads