Mengenal Rhizanthes, Si Mungil nan Menawan Kerabat Raksasa Rafflesia

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Mengenal Rhizanthes, Si Mungil nan Menawan Kerabat Raksasa Rafflesia

Ridha Mahyuni - detikEdu
Kamis, 29 Agu 2024 15:30 WIB
Ridha Mahyuni
Ridha Mahyuni
Penulis adalah peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN
Rhizanthes deceptor, salah satu jenis Rizanthes yang tersebar di Sumatra bagian barat dan Bengkulu.
Rhizanthes deceptor, salah satu jenis Rizanthes yang tersebar di Sumatra bagian barat dan Bengkulu. Foto: Dok. Septi (Penggiat Puspa Langka/BRIN)
Jakarta -

Ukurannya yang mungil dan jenisnya yang tidak terlalu banyak, terkadang sering dilupakan. Si mungil yang menawan gelar yang tepat untuk disandang taksa ini. Namanya Rhizanthes, taksa ini merupakan kerabat dekat dari Rafflesia si bunga terbesar di dunia.

Taksa ini merupakan salah satu marga dari suku Rafflesiaceae. Masih merupakan tumbuhan parasit yang sepenuh hidupnya bergantung dengan tumbuhan inangnya. Nama Rhizanthes berasal dari bahasa latin dimana rhiza artinya akar, sedangkan anthos atau anther berbunga. Bentuk morfologinya yang memiliki banyak perianth (atau helaian kelopak) sehingga seperti akar.

Berbeda dari kerabat dekatnya Rafflesia, Rhizanthes memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Rafflesia. Sama seperti Rafflesia, Rhizanthes tidak memiliki akar, daun dan klorofil. Sehingga, sepenuh hidupnya bergantung pada tumbuhan inangnya, dan tidak dapat melakukan fotosintesis. Sekilas kuncup-kuncup Rhizanthes ini mirip dengan bawang Bombay, warnanya putih kecoklatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Rafflesia mempunyai perigone lobes 4-6 helai, berbeda dengan Rhizanthes helaian perianth (bagian yang sama dengan perigone lobe pada Rafflesia) sebanyak lebih dari 14 helai, dengan bentuk perianth yang imbricate. Anter yang berada pada bagian bawah disc dengan jumlah sekitar 38-50 buah, dengan masing-masing 2 locul.

Sama seperti bunga betina Rafflesia, biji dari buah Rhizanthes ini berada di dalam bunga betinanya. Untuk individu jantan Rhizanthes terdiri dari beberapa bagian: crater, tepal, anther, caudal appaendage, bract dengan ovary yang tereduksi. Sedangkan, pada individu betina terdiri dari crater, ampulla, globur head, systematic fascia, anther yang tereduksi dan style. Namun, pada Rhizanthes ini ada juga induvidu yang biseksual dimana bagian-bagiannya terdiri dari column, crater, anther, style, ampulla, globular head, stigmatic fascia.

ADVERTISEMENT

Menariknya, jenis dari inang dari Rhizanthes ini juga dari marga Tetrastigma spp. Keluarga dari Vitaceae (suku anggur-angguran), sama seperti jenis inang pada Rafflesia spp. Namun, belum ada penelitian yang mengungkapkan jenis Tetrastigma apa yang spesifik pada taksa Rhizanthes ini. Menurut BΓ€nziger & Hansen (2000), ada beberapa inang dari Rhizanthes yaitu Tetrastigma papillosum, T. pedunculare, T. tuberculatum (Meijer, 1997).

Untuk sebaran distribusi Rhizanthes tersebar di kawasan Malesia. Menurut Meijer (1997), sebarannya dimulai dari Semenanjung Malaysia hingga Sumatra, serta Borneo dan Jawa. Hingga saat ini ada empat jenis Rhizanthes yang telah diketahui: Rhizanthes deceptor, Rh. infaticida, Rh. lowii, dan Rh. zipelli.

Dari beberapa informasi yang diperoleh, hewan yang membantu penyerbukan pada marga Rhizanthes adalah seperti lalat dan semut. Untuk penyebaran biji dibantu oleh sejenis hewan mamalia kecil seperti tikus. Menurut BΓ€nziger (1995), Rhizanthes ini membutuhkan waktu selama kurang dari 255 hari untuk muncul dari tanaman Tetrastigma, yang merupakan inangnya.

Ini tentu waktu yang lama dibutuhkan individu Rhizanthes untuk dapat mekar sempurna. Sama seperti Rafflesia, Rhizanthes juga memiliki sebaran yang sangat terbatas, walaupun marga ini belum dimasukan sebagai tumbuhan langka yang dilindungi.

Ragam Jenis Rhizanthes

1. Rhizanthes deceptor

Rhizanthes deceptor mempunyai tepal berwarna putih kecuali bagian dasar berwarna kecoklatan, sehingga jenis ini lebih mudah dikenali, bagian ujung ekor berwarna coklat kemerahan, dengan column berwarna kuning pucat, ampulla berwarna coklat kemerahan dan bagian dindingnya berwarna putih. Jenis ini biasanya tumbuh pada hutan hujan tropis pada ketinggian 500-700 m. Dari informasi yang ada jenis ini dari jenis Rhizanthes ini adalah T. papillosum dan T. pedunculare. Jenis ini tersebar di Sumatra (Sumatra bagian barat dan Bengkulu).

2. Rhizanthes infaticida

Rhizanthes infaticida bagian dasarnya berwarna kekuningan dengan garis kecoklatan, bagian tepal berwarna kekuningan hingga coklat pucat, abu-abu hingga kemerah jambuan, dengan ramenta berwarna coklat tua, bagian ujung ekor dan ampulla berwarna coklat kemerahan dan berdaging, bagian column kuning pucat dan rament berwarna coklat tua.

Jenis ini mempunyai sebaran di wilayah Thailand, Malaysia bagian barat dan Sumatra. Habitat tempat tumbuh jenis ini biasanya di dataran rendah, biasanya tumbuh pada ketinggian 950-1050 m. berdasarkan informasi yang ada inang dari jenis ini adalah T. papillosum dan T. pedunculare.

3. Rhizanthes lowii

Rhizanthes lowii mempunyai warna kecoklatan atau coklat kemerah-merahan tanpa putih atau kekuningan pada bagian bitnik-bintiknya, pada area ramenta berwarna coklat hingga coklat tua, bagian ekornya berwarna merah kecoklatan dan berdaging, terkadang bagiannya dasarnya lebih pucat, bagian column kekuningan pucat, ampulla berwarna coklat kemerahan dan ramenta berwarna coklat.

Jenis ini memiliki sebaran di Sumatra yaitu Aceh, Gajolands, Sibolangit, Bengkulu, Palembang dan Lampung); Semenanjung Malaysia (Pahang, Perak, Trengganu); Borneo (Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur (Meijer 1997). Biasanya habitat dari jenis ini di dataran rendah hutan yang didominasi oleh jenis-jenis dari suku Dipterocapaceae, dengan ketinggian 200-1500 m dpl. Berdasarkan informasi yang ada jenis inang dari Rh. lowii ini adalah Tetrastigma papilosum (Blume) Planch.

4. Rhizanthes zipelli

Jenis ini mempunyai tekstur berdaging, mempunyai perbandingan tepal dan petal Β½-2/3, ujung dari appendage caudalnya berwarna putih kekuningan dan ampulla berwarna coklat gelap. Jenis ini mirip dengan Rh. infaticida. Taksi ini tumbuh di hutan hujan tropis pada ketinggian 500- 1000 m. Dari informasi yang diperoleh nahwa jenis inangnya adalah Tetrastigma papillosum (Blume) Planchon dan Tetrastigma pedunculare (Wall.ex M.A. Lowson) Planch. Sebaran dari jenis Rhizanthes ini ada di wilayah Jawa Barat, namun ada juga yang menyebutkan bahwa jenis ini juga di temukan di Gunung Poteng, Kalimantan Barat.

Momen Langka

Dalam beberapa kali ekspedisi untuk kajian Rafflesia, satu waktu kami menemukan momen langka dimana Rhizanthes dan Rafflesia berada dalam satu populasi dan jarak tumbuhannya sangat berdekatan. Pada saat itu, tidak dapat dipastikan apakah mereka keduanya tumbuh pada jenis inang yang sama atau bahkan pada individu inang yang sama atau berbeda. Karena diketahui bahwa jenis inangnya adalah jenis tumbuhan liana dimana ciri khasnya menjalar atau merambat pada tumbuhan asosiasinya.

Biasanya batang liana dari Tetrastigma menuju ke atas umumnya merambat pada batang pohon yang paling tinggi yang ada disekitarnya. Kondisi ini sangat menyulitkan untuk dapat mengidentifikasi mana inang yang menjadi tumpuan dari Rhizanthes atau Rafflesia. Benang merah dari keduanya masih harus dikaji lebih mendalam.

Hingga saat ini, penelitian mengenai taksa ini sangatlah terbatas sekali. Masih banyak wilayah-wilayah yang belum dieksplorasi mengenai keberadaan taksi ini dan masih banyak juga yang perlu dikaji lebih dalam untuk marga Rhizanthes ini. Walaupun, marga ini belum termasuk dalam daftar kategori tumbuhan langka yang dilindungi, baik pada list CITES (Convention on International Trade In Endangered Species of Wild Flora and Fauna) maupun dalam IUCN atau bahkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tahun 2018, mengenai tumbuhan langka yang dilindungi, tetap saja usaha konservasi jenis-jenis dari marga ini harus dilakukan usaha konservasi yang serius.

Seperti halnya dengan Rafflesia, jenis-jenis dari Rhizanthes rentan akan kepunahan, karena sepenuh hidupnya bergantung pada kondisi inangnya. Untuk itu, perlunya dilakukannya langkah-langkah konservasi, baik itu konservasi in-situ maupun eks-situ, dengan tetap menjaga habitat aslinya berarti menjaga keberlangsungan hidup dari Rhizanthes, "Si Mungil dari hutan".

Penulis

Dr Ridha Mahyuni, MSc (Periset, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN); Dra Tutie Djawaningsih, MSi (Periset, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN); Widoyanti, SSi (Periset, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN); Septi (Penggiat Puspa Langka, Bengkulu)




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads