Ilmuwan NASA Sebut Keberadaan Alien Tak Jauh dari Bumi, Ini Teorinya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan NASA Sebut Keberadaan Alien Tak Jauh dari Bumi, Ini Teorinya

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 13 Agu 2024 20:30 WIB
View of planet Venus from space. Space, nebula and planet Venus. This image elements furnished by NASA.
Planet Venus. Foto: Getty Images/iStockphoto/buradaki
Jakarta -

Seorang ilmuwan dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), Dr Michelle Thaller mengungkapkan keyakinannya soal keberadaan makhluk hidup atau 'alien' di dalam tata surya.

"Saya yakin kita akan menemukan kehidupan di planet lain. Saya rasa di tata surya kita sendiri, kita cukup dekat dengannya, tetapi sekali lagi kita tidak memiliki hal itu 100 persen. Di Mars, kita melihat kimia yang jika ada di Bumi, kita akan katakan itu disebabkan oleh kehidupan," kata Thaller, seperti dikutip dari Mirror.

Kehidupan Alien Ada di Mars dan Venus

Menurutnya, kehidupan lain tersebut bisa ditemukan di Venus. Dalam urutan tata surya, planet ini ada di urutan ke-2 sedangkan Bumi ada di urutan ke-3.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melihat kemungkinan tanda-tanda kehidupan di atmosfer Venus. Mungkin di bawah es di bulan-bulan es Jupiter dan Saturnus. Tata Surya mungkin dipenuhi dengan kehidupan sederhana, kehidupan mikroba. Kita hanya perlu mendapatkan kepastian 100 persen untuk mengatakan bahwa kita telah menemukannya dan kita belum memilikinya," bebernya.

Thaller yakin ilmuwan ke depannya akan mendapatkan kehidupan tersebut. Tinggal menunggu soal waktu saja.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak pernah menduga akan menemukan Venus. Venus kini menjadi tempat di mana kita melihat sesuatu di atmosfer yang tampak sangat mirip dengan yang dihasilkan oleh bakteri," kata Thaller.

Sebelumnya, NASA juga diketahui menemukan bukti kehidupan makhluk di Mars. Buktinya terlihat dari batuan sedimen yang permukaannya seperti bekas dialiri air.

Kehidupan di Venus Masih Diperdebatkan

Meski Thaller yakin potensi kehidupan di Venus, ia juga tak menyangkal bahwa banyak ilmuwan yang berpendapat sebaliknya. Venus adalah planet yang jaraknya berkisar 67 juta mil dari Matahari.

Melansir IFL Science, suhu permukaan Venus dapat mencapai 450 derajat celcius. Atmosfer Venus terdiri dari karbon dioksida dan asam sulfat. Senyawa tersebut dapat mencegah panas keluar ke ruang di sekitarnya.

Tanda kehidupan di Venus pernah terungkap lewat awan yang berjarak 60 km dari permukaan Venus. Awan tersebut mengandung fosfin yang menunjukkan adanya mikroba.

Meski demikian, banyak ilmuwan yang berdebat apakah awan Venus dapat memungkinkan adanya kehidupan mikroba dan sejenisnya. Yang jelas, jikalau ada organisme yang berada di Venus artinya mereka juga tahan terhadap sulfur, besi, dan metana.

Saat Thaller percaya kehidupan di Venus, Prof Dominic Papineau, seorang ahli astrobiologi dari University College of London menyebut teori milik Thaller sulit dibuktikan.

"Agar reaksi kimia yang berhubungan dengan kehidupan dapat terjadi, air cair diperlukan. Oleh karena itu, untuk menemukan kehidupan ekstraterestrial, kita perlu menemukan air cair, dan untuk menemukan fosil ekstraterestrial, kita perlu mencari batuan sedimen yang terkait dengan air cair di masa lalu," kata Papineau.

Dahulu, Venus Mirip Bumi

Richard Ernst, Scientist-in-Residence, Earth Sciences, Carleton University yang juga Profesor di Tomsk State University, Rusia memaparkan bahwa segelintir ilmuwan pernah menyebut iklim Venus dulunya mirip dengan Bumi.

Hal tersebut dibuktikan lewat penemuan batuan tertua. Diperkirakan, batuan tersebut menjadi tanda adanya erosi air.

Air sendiri saat ini menjadi komponen penting dalam kehidupan di Bumi. Ernst memprediksi jika air tersebut berasal dari lembah sungai kuno di Venus.

"Yang mengejutkan kami, pola lembah tesserae ini sangat mirip dengan pola aliran sungai di Bumi, yang mengarah kepada kemungkinan bahwa lembah tesserae ini dibentuk oleh erosi sungai selama kondisi iklim seperti Bumi," paparnya.




(cyu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads