Ilmuwan Hitung Mundur Waktu Kiamat di Bumi, Kurang dari 1 Miliar Tahun Lagi

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Hitung Mundur Waktu Kiamat di Bumi, Kurang dari 1 Miliar Tahun Lagi

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 15 Mei 2025 09:00 WIB
Bumi holografik
Ilustrasi bumi. Ilmuwan ungkap kelayakhunian bumi kurang dari satu miliar tahun lagi. Foto: Ilustrasi LadBible
Jakarta -

Tidak hanya masa lalu, manusia bisa disebut sangat terobsesi tentang ramalan masa depan. Termasuk tentang kapan kehidupan di bumi akan berakhir.

Proses meramal masa depan bumi juga dilakukan para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA). Mereka bekerja sama dengan Universitas Toho Jepang untuk menilai kelayakhunian bumi di masa depan.

Penelitian ini memanfaatkan simulasi super komputer yang memberikan proyeksi jelas tentang kondisi atmosfer bumi. Setelah menjalankan 400 ribu simulasi, ditemukan bahwa kadar oksigen bumi akan hilang dalam waktu kurang dari satu miliar tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Matahari Jadi Penyebab Utama

Penyebab utama 'kiamat' bagi kehidupan di bumi adalah matahari. Dalam kurun waktu satu miliar tahun ke depan, produksinya akan meningkat yang membuat bumi sangat panas.

Penelitian tersebut memperkirakan bahwa kehidupan di bumi akan berakhir sekitar tahun 1.000.002.021. Bila dihitung dari tahun 2025, waktu yang tersisa adalah 999.999.996 (999 juta) tahun lagi.

ADVERTISEMENT

Memanasnya matahari akan mengubah iklim di bumi. Panas mampu meningkatkan suhu permukaan dan menyebabkan air menguap.

Keadaan ini akan beriringan dengan terganggunya siklus karbon dan berujung pada penghentian produksi oksigen. Setelah terjadi, atmosfer bumi akan kembali pada kondisi kaya metana, mirip dengan masa bumi purba sebelum Peristiwa Oksidasi Besar.

Asisten profesor dari Universitas Toho, Kazumi Ozaki yang ikut dalam penelitian ini menjelaskan umur biosfer bumi memang telah lama dibahas. Namun penelitiannya menekankan pada penurunan bertahap karbondioksida di atmosfer dan proses pemanasan pada skala waktu geologis.

"Umur biosfer bumi telah lama dibahas berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang peningkatan kecerahan matahari dan siklus geokimia karbonat-silikat global," katanya dikutip dari Economic Times India.

Penelitian sebelumnya, menyatakan bahwa biosfer bumi akan berakhir dalam dua miliar tahun. Tetapi menurut simulasi terbaru yang dilakukan NASA ini, kadar oksigen akan mulai menurun dengan cepat hanya dalam satu miliar tahun.

Meskipun kehidupan secara teoritis bisa bertahan di atmosfer yang seperti itu, tetapi pasti keadaan akan buruk. Kehidupan pasti akan terlihat sangat berbeda dari keadaan ekosistem yang ada saat ini.

Manusia Harus Khawatir

Meskipun waktu itu terlihat sangat jauh, manusia harus mulai khawatir dan bisa sadar dengan lingkungan. Times of India menjelaskan tanda-tanda perubahan atmosfer sudah mulai terlihat saat ini.

Mengingat badai matahari dan lontaran massa koronal paling dahsyat terjadi alam 20 tahun terakhir. Tidak hanya astronomis, perubahan iklim yang disebabkan manusia juga semakin memperburuk dampak.

Karena meningkatnya suhu global dan mencairnya es kutub juga bertindak sebagai katalisator dalam tolak ukur miliaran tahun. Oleh karena itu, umat manusia harus mulai mempersiapkan diri untuk masa depan yang tidak pasti.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penelitian. Beberapa ilmuwan memberikan saran agar teknologi digunakan untuk mencari jalan keluar.

Contohnya membuat sistem pendukung kehidupan planet yang tertutup atau membuat habitat buatan. Ilmuwan lain menyarankan dan mencari planet lain yang berpotensi layak huni, seperti Mars.

Studi ini sendiri berfungsi sebagai peringatan untuk masa depan dan masa kini. Dengan memahami mekanisme dibalik proses kehancuran bumi, ilmuwan berharap dapat merancang strategi untuk memperpanjang kelayakhunian bumi.

Sehingga manusia bisa memiliki lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan bumi yang terus berubah. Kendati demikian, ilmuwan juga memberikan peringatan bila dunia perlu tindakan iklim yang mendesak untuk menunda atau mengurangi perubahan iklim.




(det/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads