Dengan jumlah jenis sebanyak itu, jenis-jenis lumut menjadi terbanyak kedua setelah Angiosperm dari seluruh jenis tumbuhan darat di dunia.
Manfaat lumut di alam
Lumut belum seluruhnya diketahui kegunaan dan manfaatnya. Namun demikian, di alam, tumbuhan ini berfungsi dalam menjaga kelembapan tanah, karena sifatnya yang dapat menyerap air dengan baik, sehingga kualitas tanah dapat terjaga.
Selain itu, lumut juga membantu dalam mengikat unsur hara dalam tanah dan mencegah tergerusnya nutrisi dari tanah akibat aliran air. Sehingga berfungsi dalam mengurangi erosi serta menjaga keseimbangan lingkungan.
Di hutan, lumut berperan dalam menyediakan tempat berkecambah untuk tumbuh-tumbuhan lain seperti anggrek dan paku-pakuan dan menyediakan tempat hidup dan berlindung untuk serangga-serangga kecil, cacing dan siput penghuni hutan.
Sehingga lumut berfungsi dalam keberlangsungan hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan lainnya.
Sebagai bioindikator
Lumut juga berguna untuk bioindikator lingkungan, karena sifatnya yang sangat sensitif terhadap kondisi di sekitarnya. Lumut tidak memiliki sel pelapis berupa lapisan lilin seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, sehingga kelembapan tubuhnya sangat bergantung pada kondisi lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapat berfungsi dalam memonitor kualitas udara di daerah-daerah tertentu.
Beberapa jenis lumut mampu menyerap logam berat dan menunjukkan gejala 'cedera' tertentu sehingga dapat dijadikan bioindikator dan sebagai "pemberi peringatan" terhadap dampak kelarutan lingkungan.
Bahan obat
Lumut telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Cina, India, dan oleh suku asli Amerika. Salah satu potensi lumut adalah kemampuannya menyediakan senyawa-senyawa yang dapat dikembangkan menjadi bahan obat.
Salah satu jenis lumut yaitu Mastigophora diclados mengandung senyawa fenolik sesquiterpenoid herbertan. Senyawa-senyawa fenolik sesquiterpenoid herbertan ini memiliki aktivitas sitotoksik, antioksidan, dan antimikroba.
Antioksidan dapat menghambat radikal bebas yang berperan sebagai mediator berbagai penyakit seperti karsinogenesis, penyakit jantung koroner, inflamasi, artritis, diabetes, dan penuaan.
Beberapa jenis lumut hati digunakan sebagai bahan obat di Filipina, seperti Dumortiera hirsute yang mengandung antibiotik dan Marchantia polymorpha yang berfungsi sebagai diuretik serta dapat mengobati penyakit liver, mengandung zat aktif Marchantin A dan Marchantin D.
Jenis-jenis lumut tersebut di atas seperti Mastigophora diclados, Dumortiera hirsuta dan Marchantia polymorpha dapat ditemukan di hutan-hutan di pulau Jawa.
Mengandung zat alergen
Selain sebagai bahan obat, beberapa jenis lumut hati dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak alergi yaitu reaksi alergi pada kulit yang terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan zat tertentu yang memicu respons imun.
Zat-zat ini disebut alergen dan bisa berupa bahan kimia, logam, tanaman, atau produk lain yang biasa digunakan sehari-hari. Gejala yang muncul ketika seseorang mengalami kondisi ini di antaranya adalah kemerahan, gatal, terjadi pembengkakan atau munculnya lepuhan atau ruam pada kulit.
Biasanya gejala ini muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah terpapar alergen. Berdasarkan beberapa publikasi, jenis-jenis lumut hati yang dapat menyebabkan alergi di antaranya adalah jenis-jenis lumut anggota marga Frullania, seperti Frullania apiculata.
Marga ini terkenal sebagai lumut hati penyebab dermatitis kontak alergi yang sangat intens. Zat-zat penyebab alergi yang terkandung di dalamnya di antaranya adalah lakton sesquiterpena dan frullanolida yang diisolasi dari Frullania dilatata dan F. tamarisci subsp. tamarisci.
Selain itu zat sesquiterpena dengan Ξ±-metilena-Ξ³-butirolakton menyebabkan dermatitis kontak alergi yang kuat, diisolasi dari jenis-jenis F. asagrayana, F. bolanderi, F. brasiliensis, F. eboracensis, F. franciscana, F. inflata, F. kunzei, F. nisquallensis, dan F. riparia.
Selain Frullania, jenis lumut hati lain yaitu Schistochila appendiculata juga memiliki kandungan zat serupa, sehingga dapat pula menyebabkan dermatitis kontak alergi pada manusia.
Frullania dicirikan dengan perawakannya yang tumbuh menjalar pada batang pohon di hutan atau kawasan perkebunan. Berwarna hijau atau coklat kemerahan atau merah marun kehitaman.
Ukuran tubuhnya bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari lebar kurang dari 0,5 mm hingga mendekati 1 mm, dengan panjang mencapai beberapa cm. Di hutan, bagian-bagian tubuhnya tidak mudah untuk dikenali karena ukurannya yang sangat kecil.
Namun dengan bantuan "hand lens" dapat dilihat bagian yang paling membedakan lumut ini dengan lumut lainnya, yaitu suatu struktur yang disebut dengan "lobule" atau bagian dari daunnya yang bermodifikasi menjadi serupa kantung. Bentuk dan ukuran serta posisi kantung ini dapat dijadikan sebagai pembeda pada tingkat jenis.
Dari jenis-jenis Frullania yang disebutkan di atas, beberapa jenis di antaranya ditemukan di hutan-hutan Indonesia terutama di Jawa dan Maluku, seperti Frullania apiculata.
Jenis-jenis Frullania lain memiliki kemungkinan mengandung zat serupa yang dapat menyebabkan alergi, sehingga disarankan bagi individu yang sensitif untuk menggunakan sarung tangan apabila berkontak dengan lumut ketika berada di hutan.
Ida Haerida
Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi - BRIN
(pal/pal)