Sudah Musim Kemarau Tapi Masih Sering Hujan? Ini Penjelasan BMKG

ADVERTISEMENT

Sudah Musim Kemarau Tapi Masih Sering Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 14 Jun 2024 19:00 WIB
Ilustrasi hujan lebat
Alasan Musim Kemarau Masih Sering Hujan. (Foto: Getty Images/skynesher)
Jakarta -

Beberapa wilayah di Indonesia masih diguyur hujan meski sudah memasuki musim kemarau. Apa alasannya?

Salah satu wilayah yang sudah memasuki musim kemarau tapi masih diguyur hujan adalah Jogjakarta. Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogja, Reni Kraningtyas, menjelaskan jika kondisi ini karena konvergensi angin dan kemunculan bibit La Nina.

Konvergensi Angin

Reni menuturkan kemunculan hujan di musim kemarau karena konvergensi angin atau pengumpulan angin di wilayah Jawa bagian barat dan tengah. Konvergensi angin mengakibatkan pengumpulan massa udara yang berasal dari perairan hangat selatan Jogja. Kondisi ini ditambah dengan pembentukan awan hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konvergensi ini dipicu oleh pola siklonik atau Low Pressure Area (LPA) yang berpusat di perairan sebelah barat Sumatera," katanya dalam detikJogja dikutip Jumat (14/6/2024).

BMKG Sebut Hujan Juga Disebabkan La Nina

Kemunculan hujan juga disebabkan bibit La Nina. Tercatat Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) pada periode Juni, Juli dan adalah -0.72. Angka ini diartikan keberadan La Nina saat ini masuk kategori lemah. Dampak kemunculan La Nina Lemah adalah bertambahnya intensitas curah hujan.

ADVERTISEMENT

"Maka medio Juni hingga Agustus 2024 diprakirakan dalam kategori rendah dengan sifat hujan bawah normal (BN) hingga atas normal (AN). Curah hujan bulan Juni 2024 diprakirakan berkisar 0 hingga 76 mm dengan sifat hujan bawah normal," ujarnya.

Wilayah yang Bakal Alami Puncak Kemarau 2024

Kendati hujan, ada beberapa wilayah yang bakal mengalami curah hujan sangat rendah pada Juni, Juli, dan Agustus mendatang. Berikut daftarnya berdasarkan pemetaan BMKG:

1. Sebagian Lampung
2. Pulau Jawa
3. Bali
4. Nusa Tenggara Barat
5. Nusa Tenggara Timur
6. Sebagian Sulawesi Selatan
7. Sulawesi Tenggara

Kemudian pada September 2024 curah hujan di bawah 50 mm per bulan berpotensi terjadi di:

1. Pulau Jawa
2. Bali
3. Nusa Tenggara Barat
4. Nusa Tenggara Timur

Pada bulan Oktober 2024 kondisi serupa, yaitu curah hujan di bawah 50 mm per bulan diprediksi terjadi di:

1. Sebagian Jawa Timur
2. Nusa Tenggara Barat
3. Nusa Tenggara Timur.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads