Banyak Orang Keturunan Jawa di Kaledonia Baru, Bagaimana Bisa Sampai Sana?

ADVERTISEMENT

Banyak Orang Keturunan Jawa di Kaledonia Baru, Bagaimana Bisa Sampai Sana?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 22 Mei 2024 19:30 WIB
A woman waves a Kanak and Socialist National Liberation Front (FLNKS) flag in Noumea, New Caledonia, Wednesday May 15, 2024. France has imposed a state of emergency in the French Pacific territory of New Caledonia. The measures imposed on Wednesday for at least 12 days boost security forces powers to quell deadly unrest that has left four people dead, erupting after protests over voting reforms. (AP Photo/Nicolas Job)
Foto: AP/Nicolas Job/Potret kerusuhan yang sempat terjadi di Kaledonia Baru
Jakarta -

Pernah dengar negara Kaledonia Baru? Negara ini adalah wilayah otonomi Prancis di tengah Samudra Pasifik. Namun, ternyata sebagian penduduknya adalah keturunan Jawa. Kok bisa?

Sebelumnya, nama Kaledonia Baru muncul dalam pemberitaan lantaran kericuhan di negara tersebut, yang menewaskan sejumlah orang dan ratusan terluka, sebagaimana dikutip dari detikNews. Berawal dari sini, kemudian muncul fakta bahwa sebagian penduduk dari Kaledonia Baru ternyata ada yang keturunan Jawa.

Secara geografi, Kaledonia Baru berada di timur laut Australia dan utara Selandia Baru. Negara ini terdiri dari beberapa kepulauan di tengah Samudra Pasifik, dengan pulau terbesar bernama Grande Terre.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara ini merupakan bekas jajahan Prancis dengan status sui generis, wilayah dengan otonomi khusus. Prancis menjajah Kaledonia Baru pada 1853 dan menjadikan tempat itu sebagai penjara bagi tahanan politik sejak 1860-an.


Keturunan Indonesia di Kaledonia Baru Mencapai 1,4 %

Dikutip dari Britannica, Kaledonia Baru mayoritas adalah etnis Melanesia, dengan lebih dari dua perlima populasi dan sepertiganya berasal dari Eropa.

ADVERTISEMENT

Secara persentase, berdasarkan data tahun 2014, penduduk Kaledonia Baru dari etnis Kanak sebanyak 39,1% dan dari Eropa sebanyak 27,2%. Uniknya, ada juga penduduk dari Indonesia dan keturunannya mencapai 1,4%.

Di daerah perkotaan negara ini, diketahui ada keturunan pekerja migran Indonesia dan Vietnam.

Selain itu, bahasa di sini unik karena tidak mengenal bahasa resmi. Hanya saja, bahasa Perancis dan Kanak mempunyai pengakuan hukum khusus.

Sehari-hari, sekitar 30 bahasa Melanesia digunakan dan sebagian besar orang Melanesia mahir dalam lebih dari satu bahasa.

Bagaimana Keturunan Jawa Bisa sampai Kaledonia Baru?

Jejak keturunan Jawa di negeri yang ada di tengah Samudra Pasifik ini diungkapkan dalam situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.

Dalam sebuah acara "Elders Gala Dinner" yang diselenggarakan pada tanggal 21 Februari 2016 di Pusat Kebudayaan Kowe Karo, Noumea, sekelompok keturunan Jawa di Kaledonia Baru bercerita awal kedatangannya di negara itu.

Mereka adalah Ridwan Zainin, Walad dan Soeha, yang bersama-sama menaiki Biance pada bulan Mei 1949 untuk berkelana sebagai buruh kontrak di Kaledonia Baru.

Pada masa itu, mereka dan keluarganya pergi dengan keadaan sulit dari Indonesia untuk mencari harapan kehidupan yang lebih baik.

Ridwan Zainin, kembali mengenang masa-masa sulit saat mulai bekerja di pertambangan Chagrin, wilayah Provinsi Utara negara Kaledonia Baru. Ia bekerja di sana bersama dengan pekerja Indonesia lainnya.

"Saya hanya bertahan enam bulan, lalu kabur untuk berpindah pekerjaan sebagai buruh kontrak pertambangan nikel di Noumea", ujarnya dalam situs Kemlu, dikutip Rabu (22/5/2024).

Kemudian Walad alias Kasir, adalah penduduk Kaledonia Baru yang lahir di Cirebon pada 1929. Ia pergi ke dataran yang termasuk wilayah otonomi Prancis, guna bekerja dengan gaji yang diharapkan tinggi.

"Kulo milih dados kuli kontrak tambang nikel wonten Caledonia amargi badhe dibayar kathah (Saya memutuskan menjadi buruh kontrak di pertambangan nikel Kaledonia, karena dijanjikan gaji yang besar)," ungkapnya.

Namun, bak mendapatkan harapan hampa, kehidupannya dan pekerja Indonesia lain di Kaledonia Baru awalnya sangat sulit.

Bahkan ia harus bertahan selama 28 tahun bekerja di pabrik nikel SLN, baru bisa memutuskan pensiun. Setelah itu, Walad memilih untuk berjualan sayur mayur, buah-buahan, rengginang (kerupuk beras kental) dan tempe (kedelai fermentasi) di pasar Noumea.

Sementara Soehadi, mengaku bahwa ia bisa berada di Kaledonia Baru karena ikut dibawa orang tuanya pada 1949, saat usianya 3 tahun.

Sama dengan kebanyakan pendatang dari Indonesia, pada usia 15 tahun, Soehadi mulai bekerja sebagai operator kendaraan berat di pertambangan nikel SLN hingga pensiun.

"Saya senang bertemu dengan teman-teman yang sudah puluhan tahun tidak bertemu. Saya tetap menjadi warga negara Indonesia meski anak saya sudah memilih menjadi warga negara Prancis," ceritanya.

Kini, berdasarkan keterangan zonsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Noumea, Bambang Gunawan, warga Kaledonia Baru keturunan Indonesia memiliki komunitas sendiri yang dinamakan Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK). Mereka juga diketahui mendirikan Wisma Masyarakat Indonesia dengan kapasitas 300 orang.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads