Pertama Kali! Ada Fenomena Mirip Pelangi di Planet yang Sangat Jauh dari Bumi

ADVERTISEMENT

Pertama Kali! Ada Fenomena Mirip Pelangi di Planet yang Sangat Jauh dari Bumi

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Minggu, 12 Mei 2024 11:00 WIB
planet WASP-67b
Foto: CNN/planet WASP-76b
Jakarta -

Teleskop Cheops (Characterizing Exoplanet Satellite) milik Badan Antariksa Eropa (ESA), mendeteksi adanya glory effect atau 'efek glory' di sebuah planet di luar tata surya. Fenomena mirip pelangi ini baru ditemukan pertama kalinya oleh para astronom.

Efek glory ini ditemukan di WASP-76b, sebuah planet ekstrasurya ultra-panas yang berjarak 637 tahun cahaya dari Bumi. Para astronom meyakini temuan ini dapat mengungkap wawasan baru tentang dunia asing.

Dikutip dari CNN, efek yang sering terlihat dari Bumi ini memiliki cincin cahaya beraneka warna yang teratur dan terjadi saat cahaya dipantulkan oleh awan yang memiliki komposisi homogen.

Di luar Bumi, 'efek glory' ini hanya terlihat di Venus. Namun, temuan baru dari Cheops dan eksplorasi lainnya, berhasil mengidentifikasi sinyal yang sangat lemah.

Setelah diidentifikasi, sinyal menunjukkan bahwa fenomena tersebut terjadi di atmosfer WASP-76b yang sangat panas. Berangkat dari sinyal yang terdeteksi oleh Cheops, para astronom meyakini fenomena atmosfer tersebut berhadapan langsung dengan Bumi.

Astronom Institute of Astrophysics and Space Science, Olivier Demangeon menuliskan dalam studinya, bahwa ada alasan mengapa tidak ada 'efek glory' yang terlihat sebelumnya di luar tata surya kita.

"Pertama, kita memerlukan partikel atmosfer yang berbentuk bulat hampir sempurna, sebentuk sepenuhnya, dan cukup stabil untuk diamati dalam jangka waktu lama. Bintang terdekat Bumi harus bersinar langsung ke arahnya dengan Cheops di orientasi yang tepat," ujar Demangeon.

Kondisi Planet WASP-76b, Tempat Fenomena 'Efek Glory' Terjadi

Sejak ditemukan pada tahun 2013, WASP-76b membuat para astronom bertanya-tanya. Planet ekstrasurya ini mengorbit dekat bintang induknya.

Padahal planet ini menerima panas serta radiasi luar biasa dari bintang mirip Matahari, yaitu 4.000 kali lebih besar dari jumlah radiasi yang diterima Bumi dari Matahari. Maka dari itu, ukuran WASP-76b membesar hingga hampir dua kali lipat, menandingi ukuran planet Jupiter.

WASP-76b terkunci pasang surut terhadap bintangnya, yang menyebabkan salah satu sisi planet yang disebut sebagai sisi siang selalu menghadap bintang tersebut. Sementara sisi lainnya mengalami kondisi malam yang abadi.

Suhu saat siang hari di WASP-76b mencapai 2.400 derajat Celsius. Unsur-unsur yang biasanya membentuk batuan di Bumi mencair dan menguap di siang hari. Kemudian mengembun dan membentuk awan yang pada akhirnya menyebabkan hujan besi cair turun saat malam tiba.

Para astronom memutuskan untuk fokus pada seluruh observatorium untuk mempelajari ketidakseimbangan cahaya yang terjadi saat WASP-76b mengorbit di depan bintang tuan rumahnya.

Data gabungan misi Cheops dan TESS menunjukkan bahwa kemungkinan besar anomali tersebut disebabkan oleh fenomena menarik yang terjadi di atmosfer di atas sisi siang planet tersebut.

Mengapa 'Efek Glory' Berbeda dari Pelangi?

Berbeda dengan pelangi, 'efek glory' tercipta ketika cahaya bergerak melalui celah sempit dan membelok, membuat cincin bermotif aneka warna.

Secara ilmiah, jika para astronom sungguh-sungguh melihat 'efek glory' pada WASP-76b, ini berarti planet memiliki awan persisten yang terbuat dari tetesan bola sempurna. Bagaimanapun, eksistensi awan semacam itu menunjukkan bahwa atmosfer WASP-76b memiliki suhu yang stabil.

Sifat awan WASP-76b yang sebenarnya masih menjadi misteri. Namun, kemungkinan adalah besi karena unsur sebelumnya telah terdeteksi di awan WASP-76b.

"Jika para astronom dapat mengamati sinyal samar dari fenomena seperti glory dari jarak ratusan tahun cahaya, maka mereka dapat mendeteksi keberadaan sinar matahari yang dipantulkan oleh perairan luar Bumi di masa depan," ujar para peneliti.

Theresa Lueftinger, ilmuwan proyek untuk misi Ariel Badan Antariksa Eropa mengaku membutuhkan bukti lebih untuk meyakinkan bahwa cahaya glory ini merupakan efek yang langka.

"Mungkin teleskop Luar Angkasa James Webb atau Ariel dapat membantu membuktikan adanya efek kecemerlangan pada WASP-76b," ujatr Lueftinger.

"Kami bahkan bisa menemukan ragam warna yang lebih cemerlang dari planet ekstrasurya lain," pungkasnya.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads