Trappist-1e adalah planet ekstrasurya terestrial mirip Bumi yang ditemukan pada tahun 2017. Saat itu, Trappist-1e hanya mengorbit 0,028 AU dari bintangnya (1 AU adalah jarak rata-rata dari Matahari ke Bumi).
Trappist-1e dikatakan mirip dengan Bumi karena termasuk planet berbatu. Rata-rata kepadatan sekitar hanya 2% lebih besar dari Bumi, serta memiliki gravitasi permukaan sebesar 82%.
Pencarian Kehidupan di TRAPPIST-1e
Selama ini, para ilmuwan menggunakan teleskop luar angkasa Kepler dan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) untuk menemukan ribuan exoplanet yang sebagian besar terdeteksi dan dikonfirmasi menggunakan metode tak langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ilmuwan mengandalkan spektrum emisi dari atmosfer planet ekstrasurya untuk mencari tanda-tanda kimia yang dikaitkan dengan kehidupan.
Pada dasarnya, astrobiologi menggunakan kehidupan di Bumi sebagai acuan saat mencari indikasi kehidupan di luar Bumi. Seperti ketika para pemburu ekstrasurya menggunakan Bumi sebagai standar pengukuran 'kelayakan layak huni'.
Namun, kehidupan di Bumi dan lingkungan alaminya telah berkembang pesat seiring waktu. Oleh karena itu, tim internasional menggunakan kondisi Bumi miliaran tahun lalu untuk mencari kehidupan di Trappist-1e.
Penelitian terhadap Tanda-tanda Biologis di Trappist-1e
Tim internasional yang melakukan penelitian terdiri atas astronom dan astrobiologi dari Global System Institute, Departemen Fisika dan Astronomi, Matematika dan Statistik, serta Ilmu Pengetahuan Alam di University of Exeter.
Para anggota tim bergabung dengan para peneliti asal School of Earth and Ocean Sciences di University of Victoria dan the Natural History Museum di London.
Hasil studi penelitian menjelaskan tanda-tanda biologis dari kehidupan fotosintesis pra-oksigen di Trappist-1e, diterbitkan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society (MNRAS).
Sistem Trappist-1e telah menjadi pusat perhatian sejak para astronom mengkonfirmasi keberadaan 7 exoplanet pada 2017.
Namun, sebagai salah satu dari sistem dengan bintang induk katai merah yang bermassa rendah dan lebih dingin, pertanyaan mengenai layak tidaknya planet di dalamnya masih belum terjawab.
Untuk memastikan adanya kehidupan, planet-planet tersebut harus memiliki sejumlah karakteristik penting seperti atmosfer yang tebal, medan magnet yang kuat, dan mekanisme perpindahan panas yang efisien.
Dalam penelitiannya, tim membuat model yang mempertimbangkan kondisi biologis mirip Archean dan bagaimana keberadaan bentuk kehidupan awal dapat memanfaatkan beberapa unsur sambil menghasilkan unsur lainnya.
"Tanda yang diperkirakan seperti adanya metana, karbon dioksida, dan uap air, serta tidak adanya karbon monoksida. Uap air menunjukkan adanya air, sedangkan atmosfer yang menunjukkan karbon monoksida berarti atmosfer tidak seimbang," jelas penulis studi, Eager-Nash, dikutip dari Universe Today.
"Dua hal tersebut tidak boleh ada bersamaan di atmosfer karena dapat mengubah semuanya menjadi air, kecuali ada sesuatu yang mempertahankan ketidakseimbangan ini untuk hidup," tambahnya.
Para ilmuwan juga mempertimbangkan bagaimana zona layak huni sirkumsolar (CHZ) dapat diperluas hingga mencakup kondisi yang mirip dengan Bumi dari periode geologi sebelumnya.
Para ahli astrobiologi pun telah berupaya memperluas jaringan pada jenis tanda biologis yang lebih kuno seperti organisme fotosintetik retina. Dalam studi terbaru, terdapat penetapan serangkaian tanda biologis yang mengarah pada penemuan kehidupan di planet era Archean.
Instrumen yang Membantu Menemukan Kehidupan di Planet
Harapannya, teleskop seperti JWST dan Extremely Large Telescope (ELT) dapat membantu menentukan apakah ekstrasurya memenuhi syarat-syarat tersebut untuk mendukung kehidupan.
Dengan instrumen-instrumen tersebut, di masa depan dapat dikenali tanda-tanda biologis yang dicari. Penelusuran planet-planet layak huni dapat mengisolasi tanda-tanda biologis yang sesuai dengan kehidupan primitif dan kondisi umum yang terjadi di Bumi miliaran tahun lalu.
Hal ini sesuai dengan Great Filter Hypothesis, bahwa terdapat kehidupan umumnya yang terjadi di Alam Semesta, tetapi bukan kehidupan yang maju.
(faz/faz)