Kerja Keras Bisa Mengalahkan Bakat Alami, Benarkah?

ADVERTISEMENT

Kerja Keras Bisa Mengalahkan Bakat Alami, Benarkah?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Rabu, 01 Mei 2024 12:00 WIB
Ilustrasi lembur
Foto: Getty Images/iStockphoto/RyanKing999/Ilustrasi kerja keras sampai lembur
Jakarta -

Dalam dunia karier profesional di berbagai bidang, keunggulan bisa diraih melalui bakat alami dari lahir atau kerja keras. Namun, benarkah kerja keras bisa mengalahkan bakat alami?

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan dua sudut pandang, yakni seorang tokoh yang sukses di bidangnya dan penelitian terkait.

Menurut Penelitian Bakat Alami Bisa Mengalahkan Pengalaman

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh profesor Chia-Jung Tsay dari University College London, dalam hal mengesankan manajer perekrutan, bakat alami ternyata bisa mengalahkan pengalaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara umum, terdapat pandangan bahwa dengan kerja keras dan pengalaman yang banyak, kita akan lebih mudah direkrut oleh perusahaan.

Faktanya, serangkaian penelitian, justru menunjukkan bahwa orang dengan bakal alami dinilai lebih tinggi karena dianggap sebagai investasi bagi perusahaan, sebagaimana dikutip dari Forbes.

ADVERTISEMENT

Dalam penelitian lain, peserta diperlihatkan pasangan individu yang berbeda dalam lima atribut terkait kewirausahaan: keterampilan manajemen, pengalaman kepemimpinan, IQ, modal investor yang sebelumnya dikumpulkan, dan kealamian versus upaya.

Ketika ditanya orang mana yang mungkin akan mereka pekerjakan, 60% peserta memilih orang dengan bakat alami dibandingkan pekerja keras. Bahkan ketika mempekerjakan orang yang berbakat akan menambah biaya untuk mempertahankan kualitas, mereka masih cenderung memilih orang yang memiliki bakat alami. .

Temuan studi juga mengungkapkan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki peserta sebagai wirausaha, semakin besar bias mereka terhadap orang-orang yang memiliki bakat alami.

Sementara itu, dilansir dari penelitian dalam Personality and Social Psychology Bulletin, menekankan pentingnya kerja keras ternyata justru dapat merugikan diri sendiri.

Penelitian menyatakan bahwa orang cenderung mengabaikan individu yang memiliki kualifikasi lebih baik daripada yang terlihat alami. Kecenderungan menilai 'alami' daripada 'kerja keras' sering mengakibatkan bias.

Dalam penelitian, seorang partisipan dengan bakat alami dan seorang lainnya yang bekerja keras mendengarkan rekaman yang sama dan diminta menilai kinerja dalam hal kemampuan, kelayakan kerja dan kemungkinan kesuksesan di masa depan.

Hasilnya, masyarakat lebih memilih bakat alami. Akan tetapi, seperti para musisi profesional yang menyatakan bahwa pelatihan lebih penting daripada bakat, menjadi bukti bahwa semakin besar bias mereka terhadap dua hal ini.

Menurut Sudut Pandang Seorang Pengusaha

Seorang pengusaha dan tokoh televisi asal Amerika Serikat, Mark Cuban, mengatakan bahwa ada kisah nyata tentang para pekerja keras yang berusaha mengatasi kurangnya bakat.

"Saya merasa sangat buruk saat pertama kali mulai berjualan, tetapi saya bekerja sangat keras untuk menghadapinya," ujarnya saat mencontohkan dirinya, dikutip dari Inc.com.

Menurutnya, semakin curam dan sulit pendakian dalam kerja keras, maka semakin besar pula rasa hormat yang perlu diberikan.

Namun kenyataannya, orang-orang yang berwirausaha cenderung lebih menyukai hal-hal alami, meskipun mereka mengklaim bahwa bekerja keras lebih penting dibandingkan bakat.

Ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mengatakan bahwa secara tidak sadar kita lebih menyukai hal-hal alami.

"Saya langsung menyadari bahwa saya memiliki hadiah penjualan dan saya telah bekerja keras untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin," ucap Cuban.

Pandangan terhadap Kerja Keras

Dikutip dari azsmartoffice.com, bakat alami juga telah dianggap tidak akan membawa seseorang kepada kesuksesan. Seperti halnya anak terpintar di kelas, mungkin akan mendapatkan nilai yang diperlukan untuk masuk ke sekolah tertinggi.

Begitu ia masuk ke sekolah tertinggi, setidaknya semua orang sama pintarnya dengan dia. Salah satu cara untuk menonjol dan unggul dalam lingkungan tersebut adalah dengan bekerja keras.

Seseorang dengan bakat luar biasa sebenarnya jarang ditemukan, begitu pula dengan orang yang mau bekerja keras dengan maksimal. Di sisi tertentu, kemampuan alami memberikan keuntungan yang signifikan, begitu pula sebaliknya.

Kesimpulannya, beberapa penelitian dan pandangan dari pakar menuturkan bahwa kerja keras tidak bisa tergantikan oleh mereka yang berbakat. Keduanya bisa saling unggul dan dalam hal ini, kerja keras mampu mengubah usaha menjadi keterampilan yang luar biasa.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads