Umat muslim di berbagai belahan dunia sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah. Meski mengikuti ibadah yang sama, tiap negara bisa memiliki durasi puasa yang berbeda-beda.
Menurut The New York Times, durasi puasa yang berbeda ini akibat berbagai faktor. Salah satunya tempat tinggal mereka.
Alasan Durasi Puasa Bisa Berbeda-beda
Durasi puasa bisa bergantung pada tahun apa saat itu serta di mana mereka tinggal dalam kaitannya dengan garis Khatulistiwa. Bagaimana penjelasannya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, kalender Hijriah memiliki waktu lebih pendek sekitar 11 hari dibandingkan kalender Masehi yang 365 hari, membuat bulan Ramadhan berpindah setiap tahun dalam istilah Masehi.
Artinya, hari puasa di belahan Bumi utara akan semakin pendek antara saat ini hingga tahun 2031, ketika Ramadhan bertepatan dengan titik balik Matahari musim dingin. Di Belahan Bumi Selatan, pertumbuhannya akan semakin lama dalam periode yang sama.
Mengenai lokasi, garis lintang penting karena menentukan waktu terbit dan terbenamnya matahari setempat. Umat muslim yang tinggal di dekat garis Khatulistiwa, yang lama hari berubah lebih sedikit dari musim ke musim, dapat mengharapkan jadwal puasa yang relatif konsisten setiap tahunnya. Sementara bagi mereka yang tinggal di garis lintang paling utara atau selatan, variasinya lebih banyak.
Hal ini membantu menjelaskan mengapa di beberapa wilayah Skandinavia, umat Islam menjalankan puasa Ramadan berdasarkan waktu di Mekah, yang berjarak ribuan mil jauhnya. Jika tidak, tergantung kapan hari raya tersebut jatuh pada tahun tertentu, mereka akan berpuasa hampir sepanjang hari, atau hampir tidak berpuasa sama sekali.
Mulainya Puasa Juga Berbeda
Tak hanya durasi puasa, dimulainya awal puasa Ramadan juga bisa berbeda-beda. Alasannya, awal puasa akan bergantung pada kapan otoritas Islam setempat mengumumkan penampakan hilal, peristiwa astronomi yang menandai dimulainya bulan puasa Ramadan tersebut.
Hal ini menjelaskan mengapa Arab Saudi menyatakan bahwa Ramadan akan dimulai pada hari Senin setelah melaporkan penampakan bulan sabit pada hari Minggu. Namun juga mengapa negara tetangga Oman melaporkan pada hari yang sama bahwa bulan belum terlihat.
Di Asia Tenggara, otoritas Islam di beberapa negara mengatakan bahwa mereka juga akan merayakan Ramadan mulai Selasa, bukan Senin, setelah penampakan bulan tidak berhasil.
(nir/nwy)