Kenalan dengan As'ad Humam, Sosok 'Guru Ngaji Nasional' di Balik Buku Iqro

ADVERTISEMENT

Kenalan dengan As'ad Humam, Sosok 'Guru Ngaji Nasional' di Balik Buku Iqro

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 13 Mar 2024 19:30 WIB
Kisah KH Asad Humam, Menemukan Metode Iqro dari Bawah Pohon Jambu
Profil As'ad Humam, Sosok di Balik Buku Iqro. (Foto: Screenshoot situs Muhammadiyah)
Jakarta -

Jika kamu belajar membaca Al-Qur'an lewat buku Iqro, pasti tidak asing dengan sosok satu ini. Di belakang Iqro, akan terlihat sosok lelaki paruh baya mengenakan kacamata, peci, serta jas dengan pola yang ikonik. Lantas, siapakah dia?

Ia dikenal dengan nama KH As'ad Humam. As'ad merupakan seorang guru ngaji asal Yogyakarta yang telah membantu jutaan orang Indonesia maupun luar negeri dalam membaca Al-Qur'an.

Melansir dari CNBC Indonesia, As'ad merupakan generasi kedua keluarga Muhammadiyah, yakni H Humam Sirajd, pengusaha sukses di Selokraman. Lahir di Yogyakarta pada tahun 1933, As'ad divonis dokter dengan kondisi cacat seumur hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begini kisah sosok 'guru ngaji nasional' itu.

Masa Kecil As'ad Humam

As'ad menempuh pendidikan rendah hingga tinggi di sekolah Muhammadiyah. Hari-harinya sebagai siswa berjalan dengan lancar hingga insiden yang menimpanya di usia 18 tahun.

ADVERTISEMENT

Kala itu, As'ad jatuh dari pohon yang membuat tulang belakangnya terkena pengapuran. Dokter memvonis As'ad cacat seumur hidup. Ia pun berjalan pincang dan lehernya tak bisa bergerak, sehingga harus berjalan pakai tongkat.

Alhasil, dia tak bisa lagi bersekolah dan beralih menjadi guru ngaji.

Kiprahnya Sebagai Guru Ngaji

Selama menjadi guru ngaji, As'ad dikenal bisa mengajarkan murid baca Al-Quran secara cepat. Jika menggunakan metode konvensional atau Badghadiyah, seseorang membutuhkan 2-3 tahun untuk bisa baca Al-Qur'an.

Namun, lewat metode yang diperkenalkan As'ad, seseorang bisa fasih membaca Al-Qur'an hanya dalam hitungan bulan. Diketahui, As'ad mengajarkan orang mengaji berdasarkan kata per kata, dari yang paling mudah hingga tersulit.

Lewat cara itu, pembelajaran membaca Al-Qur'an bisa lebih sederhana dan dimengerti oleh siswa yang mayoritas anak-anak. Metode inilah kelak disebut sebagai Iqro yang baru diperkenalkan As'ad secara luas pada 1983.

Perkembangan Metode Iqro

Iqro pertama diuji oba kepada anak-anak di bawah asuhan tim tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla (AMM) Yogyakarta. Metode ini perlahan tumbuh dalam TKA/TPA (Taman Kanak-Kanak Al-Quran/Taman Pendidikan Al-Quran) yang dibentuk AMM tahun 1988. Dalam uji coba diketahui para siswa bisa lebih cepat membaca Al-Qur'an.

Keberhasilan ini membuat pemerintah melihat metode Iqro sebagai cara terbaik memberantas buta aksara Al-Qur'an. Sejak itulah, penggunaan metode Iqro semakin meluas.

Popularitas Iqro juga sampai ke luar negeri. Muslim Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam mulai menggunakan Iqro sebagai cara belajar Al-Qur'an. Jutaan buku Iqro pun sudah dicetak oleh penerbit.

Keuntungan Iqro Tak Sampai Kantong Pribadi

Hasil keuntungan penjualan buku tersebut tak masuk ke kantong As'ad pribadi, melainkan mengalir untuk kepentingan umat. Uang hasil penjualan buku dialihkan untuk membangun pusat pengajian dan sarana keagamaan lain.

As'ad Humam menutup usia pada Februari 1996. Saat mengantar As'ad Humam ke peristirahatan terakhir, Menteri Agama Tarmizi Taher menyebut As'ad adalah pahlawan penyelamat Al-Qur'an karena telah menyelamatkan masyarakat dari kebutaan terhadap Al-Qur'an.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads