Mengenal Bromat dalam Air Mineral Kemasan, Benarkah Picu Kanker?

ADVERTISEMENT

Mengenal Bromat dalam Air Mineral Kemasan, Benarkah Picu Kanker?

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Rabu, 28 Feb 2024 17:00 WIB
Ilustrasi air mineral
Apakah bromat dalam air mineral kemasan picu kanker? Mari mengenal senyawa kimia ini. Foto: iStock
Jakarta -

Media sosial belakangan diramaikan oleh kabar seorang content creator Tiktok yang menyebarkan misinformasi hasil uji laboratorium dari sejumlah air mineral dalam kemasan (AMDK). Dalam tayangan video, ia mengklaim kandungan bromat dalam beberapa AMDK melebihi ambang batas aman.

Sejumlah pakar dan lembaga kesehatan angkat bicara terkait klaim tersebut, termasuk guru besar UGM, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, serta pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.

"BPOM RI secara rutin melakukan pengawasan terhadap Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang beredar di Indonesia. Hasil pengawasan menunjukkan bahwa AMDK yang beredar saat ini masih memenuhi persyaratan keamanan dan mutu," kata Kepala Biro Kerja Sama dan Humas BPOM RI, Noorman Effendi, dikutip dari detikhealth, Senin (26/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait data kandungan bromat pada AMDK yang beredar luas di media sosial, BPOM menegaskan bahwa data tersebut bukan merupakan hasil pengujian BPOM. BPOM selalu mengedepankan pembuktian ilmiah dan objektif dalam proses pengawasan peredaran obat dan makanan," imbuhnya.

Lalu sebenarnya apa itu bromat dan seberapa besar bahayanya terhadap kesehatan?

ADVERTISEMENT

Bromat dalam Air Mineral Kemasan

Bromat adalah produk sampingan dari ozonasi, yakni disinfeksi air minum agar bebas bakteri dan mikroorganisme lain. Bromat tidak lazim ditemukan di air dan alam, tetapi ada di sejumlah sistem penyediaan air yang disinfeksinya menggunakan ozonasi. Senyawa ini tidak berwarna dan rasanya tawar, dikutip dari dokumen FAQ Division of Public Health, Delaware Health and Social Service.

Sebelum menjadi Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK), air tanah harus melalui serangkaian proses pengolahan terlebih dahulu. Salah satunya yakni proses ozonasi. Melansir jurnal Water Research, peneliti Sungeun Lim dan rekan-rekan menjelaskan proses ozonasi bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi virus, bakteri, kandungan logam, maupun penyebab lain masalah kesehatan, bau, dan rasa air minum lainnya yang ikut tercampur dalam air tanah.

Kandungan bromat dalam jumlah besar pada makanan dan minuman memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas ambang aman kandungan bromat dalam makanan dan minuman, yakni sebesar 0,01 miligram per liter.

Bahaya Bromat Jika Dikonsumsi

Dilansir dari laman United States Environmental Protection Agency, keberadaan bromat dalam jumlah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada organ internal seperti ginjal dan hati. Sejumlah penelitian menunjukkan konsumsi makanan yang mengandung bromat dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker.

Berdasarkan catatan WHO, sebagian besar kasus keracunan bromat pada manusia disebabkan oleh penelanan cairan secara tidak sengaja atau disengaja, yang biasanya mengandung sekitar 2% kalium bromat atau 10% natrium bromat.

Pada anak-anak, keracunan serius telah dilaporkan setelah menelan 60-120 ml kalium bromat 2% (setara dengan 46-92 mg bromat per kg berat badan per hari untuk anak berat 20 kg). Dosis mematikan kalium bromat diperkirakan antara 200-500 mg/kg berat badan (150-385 mg bromat per kg berat badan).

Efek toksik dari bromat meliputi mual, muntah, nyeri perut, anuria, dan diare, serta tingkat depresi sistem saraf pusat yang bervariasi, anemia hemolitik, dan edema paru-paru. Sebagian besar dari efek ini bersifat reversible. Efek irreversible melibatkan kegagalan ginjal dan tuli, keduanya telah diamati setelah menelan 240-500 mg kalium bromat per kg berat badan (185-385 mg bromat per kg berat badan).

Pentingnya kesadaran akan bahaya bromat mendorong praktik-praktik industri yang lebih aman dan pemantauan ketat terhadap kandungan bromat dalam air minum dan makanan. Edukasi masyarakat tentang risiko kesehatan yang terkait dengan bromat juga perlu ditingkatkan untuk memastikan konsumen dapat membuat pilihan yang lebih selektif terkait asupan makanan dan minuman mereka.

Nah, itulah bromat dan bahayanya terhadap kesehatan. Jadi, pastikan detikers berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi, ya! Selalu cek makanan atau minuman kamu sudah terdaftar di BPOM.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads