Sebuah studi menunjukkan bahwa keanekaragaman kehidupan di kawasan hutan tropis di Meksiko menurun drastis selama 30 tahun terakhir. Penurunan ini terjadi tak hanya pada satu kawasan, melainkan puluhan kawasan hutan tropis.
Padahal, hutan tropis merupakan kawasan yang dilindungi. Namun, hanya sedikit kelompok (spesies) yang tumbuh dan berkembang biak di lanskap yang telah dirusak oleh manusia. Akibatnya, sebagian besar kelompok mengalami penurunan populasi.
Profesor biologi di Stanford School of Humanities and Sciences dan ilmu sistem bumi di Stanford Doerr School of Sustainability, Rodolfo Dirzo, mengatakan bahwa penurunan ini terjadi dalam skala global.
"Hal ini penting karena hutan hujan tropis adalah gudang kekayaan hayati terpenting di planet ini," ucapnya dalam situs resmi Stanford University, dikutip Kamis (22/2/2024).
Pepohonan Terus Ditebang Manusia Sejak 1990-2020
Dalam penelitian baru ini, diketahui bahwa keanekaragaman tumbuhan dan hewan di 14 cagar alam tropis di Mesoamerika telah anjlok sejak tahun 1990. Hal ini dikarenakan meluasnya jalan raya dan peternakan ke kawasan lindung.
Peneliti melakukan studi untuk membangun landasan ilmiah agar dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Faktanya, ini menjadi hal yang sangat penting karena antara tahun 1990 dan 2020, pepohonan terus ditumbangkan hingga spesies pohon yang berusia tua dan tahan lama kini menurun lebih dari 25%.
"Yang tersisa hanyalah sebagian kecil hutan, dan kemudian banyak gangguan di sekitarnya," kata penulis utama studi Daniel Auliz-Ortiz, yang mengerjakan penelitian ini sebagai bagian dari tesis doktoralnya di Universidad Nacional AutΓ³noma de MΓ©xico di Morelia, Meksiko.
Ekosistem yang Semakin Rusak
Auliz-Ortiz juga mengatakan bahwa, ada banyak populasi primata, kupu-kupu, hingga predator puncak seperti jaguar yang tidak dapat hidup dengan baik karena habitatnya yang dibabat habis.
Akibatnya, hewan yang berkembang biak lebih cepat adalah hewan-hewan kecil seperti tikus. Hewan pengerat kecil yang tumbuh subur ini justru membahayakan karena dapat menularkan dan menyebarkan penyakit bagi manusia.
Hewan-hewan ini juga dapat mengubah letak tanaman untuk bertumbuh subur dan menjadikannya ekosistem yang baru. Nantinya, hewan pengerat ini yang menjadi pemenang dalam ekosistem.
Dampak Buruk bagi Manusia
Apa yang terjadi pada kawasan hutan tropis di Meksiko tengah ini merupakan gambaran realitas kawasan hutan lindung di seluruh dunia, yang berdampak besar terhadap ekosistem dan manusia. Terutama karena deforestasi masih terus dilakukan di dunia.
Para peneliti berupaya mencegah penggundulan hutan lebih lanjut. Salah satunya dengan menyerukan perluasan kesempatan masyarakat untuk mencari pekerjaan di sekitar kawasan lindung dengan cara selain peternakan.
Mereka menemukan bahwa meskipun hutan semakin tandus, kesejahteraan ekonomi manusia lebih tinggi di wilayah yang bergantung pada alternatif, seperti pariwisata ramah lingkungan, program publik yang membayar masyarakat lokal atas jasa lingkungan yang disediakan seluruhnya oleh hutan, dan lain-lain.
Namun, peneliti tetap mencatat, bahwa ketika masyarakat tidak mendapat peluang alternatif tersebut, mereka beralih ke peternakan sapi intensif atau pertanian monokultur. Akhirnya mereka terpaksa mengolah lebih banyak lahan untuk memperoleh keuntungan.
"Perlindungan bukanlah obat mujarab. Kita perlu memastikan bahwa kawasan yang telah kita sisihkan bukan hanya sekedar cagar alam di atas kertas, tapi juga secara efektif menjaga keanekaragaman hayati di dalam lanskap di mana penghidupan masyarakat lokal juga mendapat dukungan yang berarti," papar Dirzo.
Konservasi Keanekaragaman Hayati Melalui MBC
Sejalan dengan program pelestarian keanekaragaman hayati, MBC (Mesoamerican Biological Corridor) menjadi inisiatif konservasi luar biasa di Amerika Tengah.
Dilansir dari laman Lacgeo, MBC mencakup mosaik ekosistem dan menghubungkan sejumlah taman nasional, cagar alam, dan kawasan lindung.
MBC menjadi bentuk dari peningkatan kesadaran global akan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem. Latar belakang pembentukan MBC pun dikarenakan adanya deforestasi, hilangnya habitat, dan degradasi lingkungan yang semakin cepat.
Bagi MBC, gagasan untuk menciptakan koridor biologis muncul sebagai respons terhadap permasalahan yang ada. Tujuannya, untuk menghubungkan habitat-habitat yang terfragmentasi dan melindungi keanekaragaman hayati yang luar biasa di wilayah tersebut.
(faz/faz)