Uniknya Pemilu di Gambia, Kelereng Ganti Kertas Suara

ADVERTISEMENT

Uniknya Pemilu di Gambia, Kelereng Ganti Kertas Suara

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Kamis, 15 Feb 2024 19:30 WIB
Pekerja pemilu menyiapkan drum suara di sebuah tempat pemungutan suara di Bakau, Gambia, Sabtu, 4 Desember 2021. Warga Gambia memberikan suara dalam pemilu bersejarah yang untuk pertama kalinya tidak akan ada mantan diktator Yahya Jammeh, yang memerintah selama 22 tahun, di suara. (Foto AP/Leo Correa)
Negara Gambia Pakai Kelereng untuk Pemilihan Presiden. Foto: AP/Leo Correa
Jakarta -

Sistem pemungutan suara dalam pemilihan umum di Gambia terbilang sangat unik dan sangat sederhana. Negara di benua Afrika ini menggunakan kelereng, bukan kertas suara atau sistem digital.

Gambia merupakan negara yang memiliki luas wilayah 11.300 kilometer persegi atau wilayah terkecil di Afrika. Letaknya tepat di tengah-tengah Senegal di benua Afrika bagian barat.

Pemungutan suara dengan kelereng diperkenalkan di Gambia oleh Inggris pada tahun 1965 ketika negara tersebut pertama kali memperoleh kemerdekaan. Sistem ini dipakai karena rendahnya tingkat melek huruf penduduk pada saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, meski modernisasi berlangsung di seluruh penjuru dunia dan teknologi terus berkembang, sistem ini masih tetap dipakai lebih dari setengah abad kemudian termasuk dalam pemilihan presiden 2021 lalu.

ADVERTISEMENT

Kotak Suara Terbuat dari Drum Kecil

Wadah untuk menampung kelereng-kelereng juga tidak berbentuk kotak, tapi silinder atau tabung terbuat dari logam. Drum tersebut memiliki lubang seukuran satu kelereng di atas.

Dikutip dari artikel The Gambia's 55-year-old marbles voting system is simple but difficult to cheat yang diterbitkan The Conversation, wadah-wadah tersebut disusun di atas meja di dalam bilik pemungutan suara.

Dikutip dari BBC, saat tiba di TPS dan setelah identitas mereka diverifikasi, pemilih akan diarahkan ke serangkaian drum yang dicat dengan warna partai masing-masing kandidat. Selain itu, di drum juga disertakan foto untuk memudahkan identifikasi.

Di bagian atas setiap drum terdapat sebuah pipa yang di dalamnya pemilih akan memasukkan kelereng yang diserahkan oleh petugas pemilu.

Ketika seseorang menjatuhkan kelereng, petugas pemilu mendengar suara denting yang keras. Tidak seorang pun dapat memberikan lebih dari satu suara tanpa ketahuan, bahkan dalam TPS yang tertutup.

Selain itu, semua drum tersebut diikat menjadi satu sehingga sulit untuk dirusak tanpa menimbulkan kecurigaan petugas keamanan yang waspada.

Cara Penghitungan Suara

Alat terakhir yang digunakan dalam bentuk pemungutan suara unik ini adalah kotak penghitungan. Kelereng dituang ke dalam nampan persegi yang diberi lubang. Di akhir pemungutan suara, penghitungan dilakukan di tempat.

Lubang-lubang di nampan terisi kelereng secara merata. Jumlah tersebut kemudian dihitung dan dicatat di tempat bagi wakil calon dan pemilih.

(pal/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads