Studi: Orang Tua yang Berbohong Picu Anak Juga Berdusta

ADVERTISEMENT

Studi: Orang Tua yang Berbohong Picu Anak Juga Berdusta

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 11 Feb 2024 17:00 WIB
Ilustrasi Konflik Anak Remaja dan Orang Tua
Kebohongan orang tua picu anak juga berbohong balik pada orang tua. Begini dampaknya. Foto: iStock
Jakarta -

Orang tua yang berbohong pada anak cenderung membuat anak juga berbohong pada orang tua. Pada white lies (kebohongan dengan niat baik), kondisi ini terjadi hanya jika anak tahu bahwa ia dibohongi.

Sementara itu, anak yang dibohongi dengan kebohongan instrumental cenderung akan berbohong balik pada orang tua, terlepas dari tahu atau tidak tahu sudah dibohongi. Kebohongan instrumental adalah jenis kebohongan orang tua agar perilaku anak berubah atau lebih penurut, seperti "Kalau nggak nurut sama papa-mama, nanti polisi datang!"

Kondisi di atas ditemukan para peneliti asal Nanyang Technological University (NTU) Singapura lewat studi pada 564 pasangan orang tua-anak. Hasil studi dipublikasi peneliti Setoh Peipei dan rekan-rekan di Journal of Experimental Child Psychology.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Studi kami mendapati kebohongan orang tua, baik kebohongan instrumental maupun white lies, dapat memicu anak berbohong pada orang tuanya. Efek dari white lies muncul hanya pada anak yang tahu kalau dia dibohongi," kata Setoh, dikutip dari AlphaGalileo.

"Temuan ini menunjukkan cara anak mengembangkan perilaku bohongnya dipengaruhi oleh cara mereka memahami dan memproses jenis-jenis kebohongan yang disampaikan padanya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Direktur Early Cognition Lab NTU tersebut menjelaskan temuan ini juga menunjukkan kebohongan orang tua akan tampak pengaruhnya pada anak.

"Dengan orang tua sebagai role model (teladan) dan pendidik anak, perilaku berbohong pada orang tua secara tidak langsung dapat mencontohkan caranya berbohong pada anak. Temuan ini mendorong orang tua untuk berhenti sejenak untuk mengasuh dengan berbohong, kendati kebohongan yang disampaikan dinilai tidak berbahaya," imbuhnya.

Ia menjelaskan, kebohongan instrumental juga termasuk janji palsu atau janji yang diingkari. Contohnya seperti "Jika kamu menyelesaikan PR, nanti mama-papa ajak main ke Disneyland."

White lies sendiri dinilai berfungsi menimbulkan emosi positif pada anak. Contohnya seperti memuji pekerjaan anak dilakukan dengan baik, padahal tidak.

Dampak Kebohongan Orang Tua pada Anak

Studi menunjukkan semakin banyak kebohongan instrumental diberikan pada anak, semakin besar kemungkinan anak berbohong pada orang tua. Kebohongan instrumental yang lazimnya bersifat perintah atau paksaan juga dapat menimbulkan perasaan negatif pada anak.

Lebih lanjut, kebohongan instrumental memperburuk hubungan orang tua-anak. Pengalaman ini memperbesar kecenderungan anak berbohong pada orang tuanya.

Sementara itu, ketika anak tahu ia diberikan white lies, maka ia cenderung belajar bahwa perilaku berbohong pantas-pantas saja. Untuk itu, ia juga akan berbohong pada orang tuanya.

Subjek 1.128 orang tua dan anak usia 11-12 tahun dilakukan survei ini diambil dari studi Growing Up in Singapore Towards Healthy Outcomes (GUSTO). Harapannya, studi ini memberdayakan penduduk Singapura menuju generasi yang lebih sehat.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads