Sebuah terobosan telah lama dilakukan oleh para ilmuwan untuk menangani penyakit demam berdarah yang mematikan. Salah satunya dengan menginfeksi nyamuk betina dengan bakteri Wolbachia.
The World Mosquito Program telah mengusulkan untuk "mengobati" nyamuk dengan bakteri yang dapat mencegah berkembangnya virus di dalam tubuh mereka.
Selama ini, demam berdarah menyebar melalui gigitan spesies nyamuk betina yang terinfeksi, Aedes aegypti, yang biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyamuk ini berasal dari hutan Afrika Barat dan kemudian menyebar ke seluruh dunia selama perdagangan budak di Afrika dan terus menumpang transportasi manusia sejak saat itu.
Spesies Aedes lainnya juga dapat menularkan demam berdarah pada tingkat yang lebih rendah. Nyamuk macan Asia yang sangat invasif kemungkinan besar merupakan penyebab penularan demam berdarah di Eropa.
Langkah Mencegah Penularan Demam Berdarah dengan Infeksi Bakteri
Dr Clare Strode, ahli biologi vektor yang berbasis di Edge Hill University di Lancashire, mengatakan bahwa Isyarat Program Nyamuk Dunia (WMP), yang telah menghasilkan pendekatan berbasis non-kimia dan non-modifikasi genetik untuk pengendalian demam berdarah.
Caranya adalah dengan bakteri Wolbachia, yang terdapat secara alami pada banyak spesies serangga, tetapi tidak ada pada Aedes aegypti.
WMP menemukan bahwa 'menginfeksi' Aedes aegypti dengan Wolbachia mencegah berkembangnya virus demam berdarah pada wanita dewasa. Metode ini bersifat mandiri karena Wolbachia diturunkan ke telur melalui perkawinan dan oleh karena itu dapat menyebar melalui populasi liar.
"WMP telah melaporkan penurunan yang signifikan dalam kasus demam berdarah dimana Aedes aegypti yang membawa Wolbachia telah dilepaskan. Mengingat Aedes aegypti juga menularkan virus Zika dan chikungunya, WMP telah mengembangkan metode 'tiga untuk satu' yang potensial untuk pengendalian penyakit," tulis Dr Strode dalam BBC Science Focus, dikutip Rabu (17/1/2024).
Pendekatan nyamuk Wolbachia bersifat spesifik spesies, yakni hanya menargetkan Aedes aegypti. Hal ini berbeda dengan pendekatan insektisida 'alat tumpul' yang dapat menyerang serangga non-target.
Apakah Nyamuk yang Terinfeksi Bakteri Wolbachia Aman untuk Manusia?
Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Aryati, menjelaskan bahwa Wolbachia merupakan bakteri alami yang juga terdapat dalam tubuh serangga misalnya kupu-kupu, lalat, maupun lebah.
Aryati meyakinkan bahwa nyamuk Wolbachia memang mengandung bakteri, tapi tidak bisa menginfeksi manusia.
"Bakterinya tidak mungkin pindah, karena bakteri hanya berada pada tubuh nyamuk saja. Kalau tergigit tidak akan menyebabkan manusia sakit," tuturnya.
"Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau terlanjur tergigit tidak apa-apa, karena bakteri nyamuk tidak berpindah ke manusia," imbuhnya.
Kini, banyak bukti telah menunjukkan nyamuk Wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah hingga sebesar 77,1 persen.
(faz/pal)