Pembasmi Nyamuk DBD Pakai Darah Sapi Beracun, Temuan Pakar IPB University

ADVERTISEMENT

Pembasmi Nyamuk DBD Pakai Darah Sapi Beracun, Temuan Pakar IPB University

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Senin, 03 Mar 2025 17:30 WIB
Macro of mosquito (Aedes aegypti) sucking blood close up on the human skin. Mosquito is carrier of Malaria; Encephalitis; Dengue and Zika virus
Ilustrasi nyamuk pembawa penyakit DBD Foto: Getty Images/iStockphoto/PongMoji
Jakarta -

Musim hujan menjadi waktu yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus demam dengue (DD)/demam berdarah dengue (DBD) untuk berkembang biak.

Genangan air yang terbentuk setelah hujan menjadi tempat sempurna bagi nyamuk ini untuk bertelur. Akibatnya, kasus demam berdarah sering meningkat saat curah hujan tinggi.

Peneliti IPB University Dr drh Supriyono, MSi menemukan cara memancing nyamuk penular penyakit DBD tersebut menggunakan umpan gula dan darah beracun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University itu melakukan invensi "Umpan Gula dan Darah Beracun Gula (Attractive Toxic Blood Sugar Bait (ATBSB) sebagai Alternatif Pengendalian Nyamuk Vektor Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti)".

Penciptaan Supriyono dan timnya tersebut menjadi salah satu yang terpilih dalam 116 Inovasi Indonesia 2024 oleh Business Innovation Center (BIC).

ADVERTISEMENT

Supriyono menyampaikan, ATBSB merupakan metode untuk menarik nyamuk menggunakan bahan yang mengandung darah, gula, dan insektisida. Nyamuk akan datang untuk mengisap cairan umpan dan akan mati karena kontak dengan insektisida.

Lebih lanjut, ATBSB dibuat dengan komposisi perbandingan darah, gula, dan insektisida sebesar 60:39:1. Darah yang digunakan dalam pembuatan ATBSB adalah darah sapi dari rumah potong hewan, sedangkan gula berasal dari gula pasir putih.

Insektisida yang digunakan merupakan sipermetrin dengan konsentrasi 0,1 persen. Penggunaan ATBSB dilakukan dengan aplikator yang terbuat dari bahan paralon dan memiliki sumber cahaya lampu sebagai pemanas.

"Berdasarkan uji efikasi formulasi ATBSB skala laboratorium di dalam ruang Peet Grady menunjukkan bahwa formulasi dapat menarik nyamuk Ae. aegypti untuk datang dan mengakibatkan kematian nyamuk sampai dengan 81 persen setelah 24 jam pemasangan," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis IPB University, Senin (3/3/2025).

Selain itu, uji toksikologi akut oral dan dermal juga menunjukkan bahwa formulasi ATBSB termasuk dalam bahan formulasi insektisida golongan IV atau tidak toksik.

Doktor dari Yamaguchi University, Jepang itu membeberkan, peran darah dalam formulasi tersebut adalah sebagai atraktan atau penarik nyamuk untuk datang.

Cairan gula dibuat dari gula pasir yang dilarutkan ke dalam air. Glukosa ini diperlukan oleh nyamuk sebagai sumber energi untuk hidup. Sedangkan sipermetrin merupakan salah satu golongan insektisida piretroid yang mampu membunuh nyamuk.

"Mekanisme kerja dari ATBSB ini adalah darah dan gula berperan sebagai atraktan yang akan menarik nyamuk untuk datang menghisap darah. Ketika nyamuk datang menghisap darah, secara tidak langsung nyamuk akan kontak dengan insektisida sipermetrin yang akan mengakibatkan nyamuk mati," ucapnya.

ATBSB memerlukan suhu yang relatif hangat atau mendekati suhu tubuh manusia (36-37Β°C). Oleh karena itu, aplikator didesain untuk mencapai atau mendapatkan suhu yang sesuai untuk ATBSB sehingga fungsinya sebagai atraktan nyamuk Aedes aegypti menjadi optimal.

Supriyono dikenal sebagai akademisi dan peneliti di bidang parasitologi dan entomologi kesehatan. Fokus penelitiannya mencakup surveilans penyakit tular vektor, karakterisasi morfologi nyamuk vektor penyakit, serta pengembangan metode xenomonitoring untuk deteksi penyakit zoonosis.

Lebih lanjut tentang nyamuk, Dr Supriyono menyampaikan bahwa nyamuk Aedes spp. memiliki ukuran kecil, berwarna hitam, dan memiliki bercak-bercak putih pada tubuh dan kaki-kakinya. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan vektor DBD.

Umumnya, nyamuk Ae. aegypti berkembang biak pada air tergenang yang jernih dan di dalam rumah. Tempat perkembangbiakan yang disukai di antaranya bak mandi, tempayan, ban bekas, dan barang-barang bekas yang tergenang air.




(pal/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads