Mahasiswa Vokasi Ini Buat Alat Pendeteksi Larva & Potensi Larva Nyamuk Aedes aegypti

ADVERTISEMENT

Mahasiswa Vokasi Ini Buat Alat Pendeteksi Larva & Potensi Larva Nyamuk Aedes aegypti

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 02 Jan 2024 09:30 WIB
Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije), Rio Javier Reyhan mengembangkan alat pendeteksi larva nyamuk aedes aegypti.dan potensii larvanya
Foto: Vokasi Kemdikbud/ Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije), Rio Javier Reyhan mengembangkan alat pendeteksi larva nyamuk aedes aegypti.dan potensi larvanya
Jakarta -

Nyamuk Aedes aegypti dikenal sebagai penyebab demam berdarah dengue (DBD) hingga chikungunya atau zika. Nyamuk tersebut mempunyai tubuh kecil berwarna hitam belang.

Potensi DBD biasanya meningkat ketika memasuki musim hujan. Hal ini mengantarkan ide bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije), Rio Javier Reyhan untuk mengembangkan alat pendeteksi larva nyamuk Aedes aegypti.

Alat Juga Mampu Deteksi Potensi Larva Nyamuk

Alat yang dikembangkan oleh Rio tak cuma mampu mendeteksi larva nyamuk, melainkan juga mendeteksi potensi larva nyamuk di tempat penampungan air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karya yang kami buat bertujuan untuk meminimalisir penyebaran penyakit demam berdarah dengan mendeteksi potensi larva dan keberadaan larva di area-area penampungan air, di mana nyamuk ini biasa bersarang," ungkap Rio, dikutip dari Vokasi Kemdikbud pada Senin (1/1/2024).

Dia menerangkan, cara kerja alat tersebut adalah dengan menggunakan sejumlah parameter. Di samping itu untuk mendeteksi larva, dipakai video yang sudah direkam di tempat penampungan air.

ADVERTISEMENT

Alat ini dipamerkan dalam TIF Exhibition yang diselenggarakan di Gedung Jurusan Teknologi Informasi Polije. Acara ini memperlihatkan berbagai produk unggulan mahasiswa Teknik Informatika Polije semester satu, tiga, dan lima. Di antara aplikasi yang dipamerkan ada yang berbasis dekstop, website, mobile android, dan sistem tertanam.

Ketua jurusan Teknologi Informasi Polije, Hendra Yufit Riskiawan berharap kegiatan ini membuat mahasiswa mempunyai kemampuan dalam penerapan inovasi yang telah dihasilkan. Selain itu, inovasi yang dibuat diharap dapat berguna untuk masyarakat luas.

"Kegiatan ini sudah rutin digelar oleh prodi TIF Polije. Selain itu kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memamerkan karya inovasi yang dihasilkan selama satu semester. Diharapkan mahasiswa terasah kemampuannya tidak hanya skill tetapi juga pengetahuan komunikasi juga ikut terasah," ujar Hendra.

Koordinator prodi, Betty Etikasari menyebut inovasi mahasiswa ini adalah hasil dari project based learning atau PBL.

"Mahasiswa TIF selalu kami arahkan untuk belajar dengan PBL, yaitu dengan studi kasus yang terdapat pada industri. Adapun dari pihak industri turut hadir dalam kegiatan ini," ucap Betty.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads