5 Cara Mengatasi Situasi Canggung, Termasuk Saat Lupa Nama Orang

ADVERTISEMENT

5 Cara Mengatasi Situasi Canggung, Termasuk Saat Lupa Nama Orang

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 10 Jan 2024 09:30 WIB
Ilustrasi Malu
Foto: Unsplash - Emilia NiedΕΊwiedzka/Ilustrasi malu dan canggung
Jakarta -

Apakah detikers pernah lupa dengan nama seseorang karena sudah lama tidak pernah bertemu? Hal ini biasanya akan menimbulkan situasi canggung, sehingga bingung apa yang harus dikatakan.

Jika situasi canggung terjadi, sayangnya sulit untuk menghindarinya. Jalan satu-satunya adalah menghadapi situasi itu dengan berbagai cara.

Menurut seorang psikolog klinis berlisensi, Joel Minden, PhD, pada saat situasi canggung datang, bisa mengalihkan perhatian dan berperilaku ke orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anda dapat melakukan ini dengan mengajukan pertanyaan kepada seseorang tentang dirinya atau berbagi informasi. Ini akan menyeimbangkan kembali situasi dan mengalihkan fokus dari diri Anda sendiri," ucapnya dalam Very Well Mind, dikutip Selasa (9/1/2024).

Sementara itu, pakar etiket lulusan Harvard University, Sara Jane Ho, memiliki beberapa cara untuk mengatasi situasi canggung. Bisa karena saat seseorang lupa nama, saat ada yang bersikap kasar, hingga keluar dari percakapan yang tidak nyaman.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa bagian dari etiket adalah membuat orang-orang di sekitar Anda merasa nyaman. Alih-alih membatasi, saya melihat etiket sebagai alat yang memberdayakan," ucapnya kepada CNBC Make It.

Berikut ini cara Ho menangani enam skenario canggung yang sering terjadi.


5 Cara Mengatasi Situasi Canggung:


1. Keluar dari Percakapan yang Tidak Nyaman

Seringkali kita berada pada situasi percakapan yang tidak nyaman. Baik karena tidak menyukai topik negatif atau karena menyudutkan orang yang kita kenal.

Menurut Ho, cara terbaik untuk keluar dari percakapan semacam ini adalah dengan memperkenalkannya kepada orang lain. Dia menawarkan skrip berikut:

"Apakah kamu sudah bertemu temanku? Anda benar-benar harus bertemu dengannya. Dia sangat mengesankan."

Setelah mengatakan itu, menurut Ho, keluarlah dari percakapan.

2. Keluar dari Makan Siang Bersama Rekan Kerja

Dalam banyak situasi, seringkali terjadi ajakan makan siang yang berulang dari rekan kerja. Meski hal ini adalah baik, tetapi seringkali seseorang tidak bertanya tentang kenyamanan orang lain.

Biasanya, jika ada rekan kerja yang terus-menerus mengajak makan siang, tetapi kita tidak mau, maka naluri kita mungkin akan terus mengarang alasan.

Dalam situasi ini, Ho menyarankan untuk mengatakan "ya" saja. Kemudian, tawarkan dengan mengajak lebih banyak orang. Hal ini akan menyulitkan dan membuat ajakan makan menjadi sedikit merepotkan.

"Dan setelah Anda mengaturnya, batalkan di menit-menit terakhir, dan lepaskan," ucapnya.

Ho mengatakan, rekan kerja akan mengartikan ajakan kita kepada orang lain sebagai tanda bahwa kita ingin makan siang, tetapi tidak harus menerima ajakan makan siang bersama tersebut.

3. Menutupi Saat Tidak Dapat Mengingat Nama Seseorang

"Jika Anda telah bertemu seseorang berkali-kali tetapi masih tidak dapat mengingat namanya, jangan pernah membiarkan Anda lupa namanya," kata Ho.

Untuk menghindari situasi yang canggung ini, beri tahu orang tersebut bahwa kita ingin tetap berhubungan. Beri alasan logis sekaligus untuk mengalihkan lupa. Misal dengan kontak yang terhapus, sehingga kita bisa meminta nomor baru beserta nama lengkapnya.

"Baru-baru ini, semua kontak saya dihapus. Bisakah kamu memasukkan nomor kamu lagi?" kata Ho, mencontohkan.

Pilihan lainnya adalah meminta bantuan teman. Caranya adalah dengan menyuruhnya memperkenalkan diri ke orang lain.

"Jika Anda berada di sebuah pesta, perkenalkan saja mereka kepada orang lain. Dengan begitu, mereka akan memperkenalkan diri," kata Ho.

4. Saat Seseorang Bersikap Kasar

Jika menerima komentar kasar dan kita tidak menyukainya, maka kita dapat mengatasinya dengan kebaikan berkelas hanya dengan satu pertanyaan.

"Jika seorang teman bersikap kasar kepada Anda di lingkungan sosial, saya suka menggunakan jawaban tiga kata: 'Apakah kamu baik-baik saja?'" katanya.

Ketiga kata tersebut dapat menandakan bahwa meskipun kita tidak menganggap komentar tersebut bersifat pribadi, kita tidak terlalu menghargainya.

"Pastikan untuk mengatakannya dengan nada ramah, seolah-olah Anda sedang mengungkapkan kepedulian terhadap mereka," kata Ho.

5. Menghadapi Anggota Keluarga yang Kasar

Cara menanggapi pertanyaan kasar dari keluarga sendiri, bergantung pada seberapa dekat kita dengan mereka dan seberapa tua mereka.

"Jika Anda tumbuh bersama saudara atau sepupu Anda, tidak masalah untuk memberikan sedikit balasan di sana-sini," ujar Ho.

Sementara dengan bibi atau paman, harus lebih menghormati. "Saya hanya tersenyum dan memalingkan muka atau menjauh dari mereka," kata Ho.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads