Hubungan Sosial Saat Liburan Bisa Tingkatkan Kebahagiaan, Begini Caranya

ADVERTISEMENT

Hubungan Sosial Saat Liburan Bisa Tingkatkan Kebahagiaan, Begini Caranya

Noor Faa - detikEdu
Senin, 25 Des 2023 18:00 WIB
Ilustrasi liburan kemping di pantai
Ilustrasi berlibur. Foto: Getty Images/iStockphoto/Apiwan Borrikonratchata
Jakarta -

(Liburan bukan hanya sekadar momen untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari, tetapi juga kesempatan untuk membangun kenangan berharga bersama orang-orang terdekat. Rupanya, peluang hubungan sosial tersebut dapat meningkatkan kebahagiaan, kendati dibangun dengan orang asing sekalipun.

Kabar baik ini disampaikan Milla Titova, asisten profesor psikologi di Universitas Washington dan direktur Happiness and Well-Being Lab. Ia mengatakan, yang terpenting di masa liburan adalah menciptakan kenangan dan hubungan sosial bermakna ketimbang dekorasi rumah.

"Hubungan sosial, bertemu keluarga, bertemu orang-orang yang kita sayangi, berhubungan dengan teman, berhubungan dengan tetangga, apa pun itu, itulah yang sangat penting bagi kebahagiaan kita," kata Titova, dikutip dari laman University of Washington (12/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hubungan sosial dapat terjadi melalui berbagai macam bentuk interaksi, baik dalam pertemuan besar dengan keluarga dan teman lama, atau sekedar percakapan singkat dengan orang asing. Misalkan, naik bus lalu mengucapkan terima kasih kepada supir bus, atau membicarakan hal-hal ringan dengan kasir ketika pergi ke minimarket.

Titova menuturkan, setiap interaksi sesaat atau senyuman singkat akan menyuntikkan sedikit energi, baik ke dalam hari-hari diri sendiri atau hari orang lain.

ADVERTISEMENT

Interaksi dengan Orang Asing Tingkatkan Energi Bahagia

Bersamaan dengan kelas pengantar psikologi tingkat atas, Milla Titova mengajar mata kuliah Kebahagiaan atau "Happiness".

Melalui mata kuliah tersebut, dia mengembangkan berbagai strategi penting untuk meningkatkan kebahagiaan, seperti memulai percakapan dengan orang asing.

Titova mengatakan, "Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa tidak ada orang yang mau berbicara dengan orang asing. Semua mengira ini akan menjadi sangat canggung, dan ini akan menjadi pengalaman negatif."

"Tetapi penelitian (lain) juga menunjukkan secara konsisten bahwa orang (yang) benar-benar melakukan merasa sangat baik, mereka merasa lebih bahagia, dan hal ini berkontribusi terhadap emosi positif secara keseluruhan," tambah Titova.

Menurut Titova, sekitar setengah dari kebahagiaan disebabkan oleh genetika, sementara 40 persen disebabkan oleh langkah-langkah yang diambil dengan sengaja, dan sisanya adalah hal-hal di luar kendali individu.

Ia mengamini strategi sederhana tidak lantas menyelesaikan masalah besar. Namun, interaksi kecil dapat membantu seseorang beradaptasi dan menemukan kebahagiaan di masa-masa sulit.

Strategi Mencapai Kebahagiaan: Rasa Syukur dan Pergi ke Luar

Umumnya, orang tidak selalu tahu apa yang membuat mereka bahagia. Ada perbedaan antara sesuatu yang memicu kegembiraan dalam jangka pendek dan kebahagiaan jangka panjang.

Kebahagiaan jangka pendek ditemukan melalui aktivitas seperti belanja online. Sementara kebahagiaan berkelanjutan dalam jangka panjang berupa sesuatu yang menjadi kenangan.

Titova menyarankan, uji coba strategi mana yang berhasil menumbuhkan kebahagiaan pada diri masing0masing Sebab, satu strategi tidak berarti akan berhasil untuk semua orang.

"Penelitian menunjukkan bahwa kita tidak pandai menggunakan pengalaman masa lalu untuk menentukan apa yang kita rasakan di masa depan. Itu sebabnya saya menyarankan untuk mencoba metode yang terbukti efektif dalam penelitian," kata Titova.

Melalui analisis Titova, mengungkapkan rasa syukur dan pergi ke luar rumah dapat memicu rasa bahagia. Aktivitas kecil ini juga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap rasa sejahtera.

Ketika tidak yakin untuk memulai cara mana untuk menimbulkan kebahagiaan, ia menyarankan untuk coba tiap strategi satu per satu.

"Cobalah satu hal, jadikan itu cara Anda, dan lihat bagaimana cara itu sesuai dengan apa yang ingin Anda lakukan," ujar Titova.

Titova menjelaskan, jika ingin mempraktekkan rasa syukur, jurnal syukur (gratitude journal) juga bisa digunakan. Tulis catatan rutin tentang hal-hal kecil yang disyukuri dalam satu hari.

Menuliskan ucapan terima kasih kepada teman lama atau sekadar mengembangkan kebiasaan mengucapkan terima kasih juga dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa syukur.

"Semua ini adalah cara mempraktikkan rasa syukur, tetapi memberikan pendekatan berbeda, yang mungkin lebih cocok untuk satu orang dibandingkan orang lain," kata Titova.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads