Jepang baru saja diguncang gempa berkekuatan Magnitudo (M) 7,5 pada Senin, 1 Januari 2024 pukul 16.10 waktu setempat. Diketahui, ini bukan kali pertama gempa besar mengguncang Jepang.
Pada 16 Januari 1995, gempa berkekuatan 7,3 skala richter (SR) melanda Jepang tengah dan menewaskan lebih dari 6.400 orang. Kemudian pada 2004, terjadi gempa berkekuatan 6,8 melanda wilayah Niigata, menewaskan 65 orang dan melukai 3.000 orang.
Tahun 2011 tepatnya pada 11 Maret, gempa berkekuatan 9,0 SR dan tsunami melanda timur laut Jepang dan menewaskan hampir 20.000 orang. Bencana ini juga menghancurkan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima dan menyebabkan bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 16 April 2016, gempa bumi berkekuatan 7,3 SR melanda Kumamoto di pulau selatan Jepang, menewaskan lebih dari 220 orang. Kemudian 18 Juni 2018, gempa Bumi berkekuatan 6,1 SR di Osaka, kota metropolitan terbesar kedua di Jepang, menewaskan empat orang, melukai ratusan lainnya, dan menghentikan jalur pabrik di kawasan industri.
Menurut laporan Reuters, masyarakat Jepang bisa merasakan hingga 2.000 gempa setiap tahunnya. Lantas, apa yang membuat sering terjadi gempa di Jepang?
Alasan Sering Terjadi Gempa di Jepang
Jepang terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, yang merupakan sabuk gempa paling aktif di dunia. Cincin ini adalah zona imajiner berbentuk tapal kuda yang mengikuti tepi Samudra Pasifik, tempat terjadinya banyak gempa dan letusan gunung berapi di dunia.
Di dalam Cincin Api, beberapa lempeng tektonik, termasuk Lempeng Pasifik di bawah Samudera Pasifik dan Lempeng Laut Filipina bertabrakan.
"Permukaan bumi terpecah menjadi sekitar selusin bongkahan besar yang semuanya bergerak. Saat mereka berinteraksi di tepinya, hal-hal menarik terjadi," kata Douglas Give, ahli geofisika USGS di Pasadena, California, dalam Live Science.
.
Tidak semua gempa bumi memicu tsunami. Menurut Caruso, ada tiga unsur utama yang dapat menghasilkan kombinasi gempa-tsunami yang berbahaya. Pertama, gempa yang terjadi minimal harus berkekuatan 7 magnitudo. Kedua, pusat gempa harus berada di bawah laut, dan yang terakhir, gempanya harus dangkal.
"Kami sering mengalami gempa di sekitar Fiji, namun terkadang gempa terjadi pada kedalaman 400 mil [640 kilometer] di bawah tanah, sehingga gempa tersebut tidak akan menimbulkan tsunami," katanya.
Tentang Gempa 1 Januari 2024 di Jepang
Gempa dengan M 7,5 itu berpusat di kedalaman 10 kilometer dan berlokasi di Prefektur Ishikawa. Sejumlah gempa susulan kemudian terjadi setelah gempa M 7,5. Salah satunya gempa yang terjadi tercatat berkekuatan M 6,2.
Gempa yang mengguncang Jepang pada awal tahun ini menyebabkan tsunami di wilayah Ishikawa. Dilansir BBC dan AFP, Badan Meteorologi Jepang menyebut gelombang setinggi 1,2 meter menghantam pelabuhan Wajima di Prefektur Ishikawa pada pukul 16.21 waktu setempat.
Tsunami juga terjadi di Kota Toyama dengan ketinggian 80 cm, Kanazawa dengan ketinggian 70 cm, hingga Niigata dengan ketinggian 30 cm.
Dekat dengan Jepang, Rusia juga mendapat peringatan tsunami. Pulau Sakhalin dan Kota Vladivostok juga berada dalam status waspada tsunami. Peringatan tsunami dikeluarkan usai gempa dengan M 7,5 terjadi di Jepang.
Dilansir AFP, layanan darurat di Sakhalin menyatakan 'peringatan tsunami' dan mengatakan pantai barat pulau itu 'mungkin terkena dampak gelombang tsunami'. Pemerintah kota di Vladivostok juga mengumumkan peringatan dan memerintahkan para nelayan 'segera kembali ke pantai'.
(nir/nwk)