Anjing Berbulu Wol: Sebelum Punah, Penduduk Asli Amerika Menghormatinya

ADVERTISEMENT

Anjing Berbulu Wol: Sebelum Punah, Penduduk Asli Amerika Menghormatinya

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Rabu, 27 Des 2023 20:00 WIB
Lukisan Paul Kane, A Woman Weaving a Blanket, menampilkan sosok anjing mirip anjing bulu wol di rumah penduduk suku.
Lukisan Paul Kane, A Woman Weaving a Blanket, menampilkan sosok anjing mirip anjing bulu wol di rumah penduduk suku. Foto: Royal Ontario Museum via Wikimedia Commons
Jakarta -

Bulu wol rupanya tidak hanya dimiliki domba, tetapi juga anjing. Sebelum punah, anjing bulu wol sempat hidup di Coast Salish, Pacific Northwest, Amerika.

Uniknya, simbol-simbol anjing berbulu wol ditemukan dalam peninggalan seni dan artefak Coast Salish. Temuan ini menandakan hewan tersebut juga sempat punya kedudukan penting dalam aspek spiritual warga asli Amerika, dilansir South China Morning Post.

Tentang di mana dan kapan anjing berbulu wol pertama kali dipelihara masih belum jelas diketahui peneliti. Namun, beberapa orang pertama yang menetap di Amerika membawa anjing peliharaan mereka 15.000 tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya selalu penasaran tentang mengapa dan bagaimana anjing pribumi pra-kolonial di Amerika punah setelah kedatangan orang Eropa," kata penulis utama studi, Audrey Lin, yang juga ahli biologi molekuler di American Museum of Natural History.

Menelusuri Jejak Anjing Bulu Wol Sebelum Penjajahan

Studi Lin dan rekan-rekan dalam Science menelusuri jejak anjing bulu wol di Coast Salish. Mereka memulai studi dengan analisis genetik mutton.

ADVERTISEMENT

Mutton adalah salah satu jenis anjing bulu wol yang sempat bertahan hidup. Hasil cukuran wolnya sempat dikirim ke Smithsonian Institution pada 1859. Namun, bulu wol mutton di sana terlupakan sampai awal 2000-an.

Lin dan rekan-rekan lalu dibantu salah kontributor studi dari suku Coast Salish. Di tahap wawancara, peneliti mencari tahu lebih lanjut pengetahuan warga pribumi Amerika tersebut tentang anjing bulu wol.

Berdasarkan wawancara ke warga, anjing bulu wol rupanya sempat punya status tinggi di tengah masyarakat mereka. Anjing bulu wol rupanya dibesarkan, dirawat, dan dianggap sebagai anggota keluarga. Gambar hewan ini juga dijadikan logo untuk barang-barang berharga.

Di samping itu, fungsi praktis anjing bulu wol juga dimanfaatkan warga pribumi Amerika. Bulu tebal mereka dicukur, lalu dipintal, dan dimanfaatkan penenun Coast Salish untuk menjadi selimut serta keranjang. Benda-benda ini dipakai dalam upacara-upacara dan kegiatan spiritual.

Populasi yang Hilang

Para peneliti mulai mengeksplorasi warisan genetik dan budaya anjing berbulu wol. Rupanya, ada sejumlah penanda genetik yang sama antara anjing bulu wol dan mammoth wol.

Kendati demikian, penyebab pasti kepunahan anjing ini masih menjadi misteri. Populasi anjing bulu wol punah beberapa ratus tahun setelah pendatang Barat datang. Anjing modern Amerika kelak ditemukan memiliki gen yang sedikit sekali kesamaannya dengan anjing bulu wol.

Beberapa spekulasi mengaitkan punahnya anjing berbulu wol dengan kedatangan tekstil mesin yang menggeser kebutuhan akan wol anjing untuk membuat selimut. Namun, ini tidak selaras dengan cerita menjaga produksi dari anjing bulu wol oleh orang Coast Salish sendiri, dikutip dari IFL Science.

Peneliti memperkirakan kemungkinan besar komunitas Coast Salish dilarang memelihara anjing oleh pemukim kolonial, atau karena penyakit, genosida, dan pengungsian yang dilakukan pendatang. Akibatnya, warga asli Amerika kesulitan untuk mempertahankan tradisi ini.

Meskipun demikian, penelitian ini dinilai bukan hanya tentang kehilangan sebuah ras anjing. Bagi masyarakat Coast Salish, ini adalah upaya untuk menyelidiki dan merayakan warisan mereka yang terhubung erat dengan anjing berbulu wol.

Lebih lanjut, studi ini juga mencerminkan kolaborasi antara ilmu pengetahuan Barat dan pengetahuan tradisional yang sangat dihormati. Hasilnya yakni pemahaman yang lebih kaya tentang warisan dan kehidupan anjing berbulu wol.

Walaupun anjing berbulu wol telah punah, kenangan mereka terus hidup dalam budaya dan pengetahuan masyarakat Coast Salish.

"Semua komunitas kami memiliki pengetahuan tertentu tentang anjing berbulu. Namun ketika dijalin bersama, sebagai hasil dari partisipasi dalam penelitian ini, kami kini memiliki pemahaman yang jauh lebih lengkap," tutup Lin.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads