Apakah detikers pernah melihat lukisan-lukisan atau karya seni pada zaman Abad Pertengahan? Karya seni di masa tersebut tampak aneh di mata masyarakat awam zaman kini.
Bagaimana tidak aneh, ilustrasi Abad Pertengahan seringkali menampilkan figur datar dengan adegan yang tidak realistis. Misalnya, gambaran burung setengah manusia memainkan seruling, kepala kucing keluar dari cangkang siput, atau burung sedang memintal wol dan meminum anggur.
Makhluk-makhluk aneh yang dianggap layak oleh para ahli Taurat pada Abad Pertengahan ini kemudian banyak diabadikan dalam manuskrip, peta, hingga cerita rakyat dan mitos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bagi Olivia Swarthout, penulis buku Weird Medieval Guys: How to Live, Laugh, Love (and Die) in Dark Times, mereka hanyalah "Orang-Orang Aneh di Abad Pertengahan".
"Sebagian besar (seni Abad Pertengahan) tentang menampilkan karakter, orang, atau makhluk dalam seni abad pertengahan yang menonjol dan memiliki kepribadiannya sendiri," kata Swarthout, dikutip dari Artnet.
Empat tahun lalu, Swarthout membuat akun media sosial bernama Weird Medieval Guys di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Melalui akun tersebut Swarthout kerap mengepos gambar-gambar aneh dari seni Abad Pertengahan.
Makna yang Digambarkan dengan Cara yang Berbeda
Dikutip dari Artnet, sejak 2019, Swarthout telah mengumpulkan gambar-gambar aneh dan fantastik yang dia temukan dalam manuskrip, seni, dan permadani Abad Pertengahan.
Bagi Swarthout, karya seni Abad Pertengahan menunjukkan ketertarikan seni yang terkadang memunculkan representasi yang salah.
"Banyak orang melihat gambar-gambar tersebut, yang mungkin terlihat tidak akurat secara anatomi, berasumsi bahwa seniman Abad Pertengahan itu naif atau tidak berbakat. Tapi saya rasa ada semacamnya, tentang cerita yang lebih dalam untuk diceritakan," jelas Swarthout.
Misalkan, prasangka manuskrip Abad Pertengahan yang dibuat oleh para biksu atau murid ternyata dibuat oleh pekerja harian. Mereka adalah orang-orang biasa yang bekerja atas permintaan klien yang ingin memiliki buku doa sendiri.
"Mereka tidak memberikan ilustrasi mereka dengan semangat artistik yang unik. Mereka hanyalah pedagang," ungkap Swarthout.
Menurut Swarthout, 'seniman' ini mengetahui pokok bahasan manuskrip, tetapi membahasnya dengan menggabungkan cerita rakyat dalam kehidupan sehari-hari.
"Kebanyakan merupakan materi yang familiar atau subjek yang familiar. Namun digambarkan dengan cara yang sangat berbeda dengan cara menggambar saat ini," kata Swarthout.
Swarthout berharap dirinya dapat menghilangkan prasangka mitos dan kesalahpahaman seputar periode tersebut karena perbedaan cara menggambarkan sesuatu.
Relevansi Nilai Karya dengan Zaman Sekarang
Meskipun ilustrasi seni Abad Pertengahan terkesan dari dunia lain, tetapi Swarthout berhasil menghubungkannya dengan masa kini.
"(Dia) mencatat banyak kesamaan antara kehidupan abad pertengahan dan modern," kata Marianne Tatepo, direktur penerbitan lini cetak Square Peg, dikutip dari Smithsonian Mag (16/11/2023).
Seperti kondisi betapa sulitnya merayu, masalah pemilik tanah, hingga harapan penyelesaian masalah wabah penyakit. Beberapa di antaranya memiliki kesamaan dengan nenek moyang sebelumnya.
Swarthout berharap, karyanya memberikan wawasan baru tentang kehidupan sehari-hari dalam periode sejarah Abad Pertengahan. Dengan demikian, para penonton karya Abad Pertengahan akan melihat lebih dari sekadar kritik kualitas tetapi juga relevansinya.
"Ada begitu banyak hal yang terkandung dalam seni ini, khususnya fakta bahwa banyak di antaranya yang tidak dieksekusi dengan baik atau didekati dengan ketepatan artistik seperti yang kita kenal. (Ini) yang sebenarnya memberi tahu kita banyak hal tentang kehidupan abad pertengahan," kata Swarthout kepada the Guardian.
(twu/twu)